Bab 15

1191 Words
Selamat membaca! Setelah menghabiskan waktu dengan bercengkrama bersama Angelica, kini tibalah Alexa untuk pamit pulang kepada calon mertuanya di karenakan hari sudah semakin larut. "Sayang, ayo aku antar pulang! Apa kamu mau menginap saja dan tidur bersamaku?" tanya Nick sambil mengangkat kedua alisnya untuk menggoda Alexa. Pertanyaan yang terlontar dari mulut Nick membuat Alexa langsung menghadiahi pria itu dengan sebuah cubitan yang tepat berlabuh pada bagian perutnya dan seketika membuat Nick mengaduh kesakitan. "Au, sakit sayang," keluh Nick dengan raut wajahnya yang meringis. Sementara itu, Angelica yang sejak tadi terus melihat kedekatan antara Nick dengan Alexa, seketika teringat akan sebuah momen yang pernah ia alami sebelum menikah bersama Carter. Momen yang kini terbesit di pikirannya dan membuat wanita itu tersenyum malu. "Entah kenapa kalau melihat mereka bercanda seperti ini, seperti mengingatkan masa-masa pacaranku dulu bersama Carter," gumam Angelica yang tiba-tiba mendengar seseorang masuk ke dalam rumahnya. Pandangan Angelica pun langsung tertuju pada seseorang yang tidak lain adalah Carter dan tampak sosok Dave juga mengekor di belakangnya. "Jadi bagaimana Mom? Apa kamu setuju dengan pernikahan Alexa dan Nick?" tanya Carter yang sudah tahu lebih dulu hubungan putranya dari Dave. Dave memang ditugaskan oleh Nick untuk pergi menemui Carter agar dapat menjelaskan perihal masalah Alexa kepada sang ayah. Semua itu Nick lakukan saat dirinya tahu, jika Carter sedang berada di RX Corporate dan tak ada di rumah. "Jadi kamu sudah tahu, Dad?" tanya Angelica kembali pada suaminya. "Aku sudah tahu dari Dave, dia sudah menjelaskan semuanya dan dia juga menyelidiki dalam beberapa hari ini tentang Jessy. Jadi Nick memang memilih wanita yang tepat untuknya, Daddy setuju dengan hubungan kalian, Nak." Carter terus melangkah mendekati Nick dan mulai memeluk tubuh putranya itu untuk memberikannya selamat atas kebahagiaannya saat ini. "Terima kasih Dad, karena telah mendukung apa yang aku putuskan." "Cinta itu tak bisa dipaksakan, Nick. Lagipula kamu itu mirip sekali dengan Daddy, jadi mana mungkin Daddy tidak mendukungmu. Apa yang kamu lakukan sekarang itu, mengingatkan Daddy saat dulu Daddy menentang perjodohan yang sudah diatur Oma kamu." Nick dan Alexa kini dapat tersenyum lega. Tak ada lagi kegelisahan dalam diri mereka, setelah melihat sikap Angelica dan juga Carter yang sama-sama merestui hubungan mereka. "Mom, Dad, aku pamit pulang dulu y," ucap Alexa dengan ramah. "Baiklah Alexa, hati-hati ya di jalan. Dave antar Nick dan Alexa, jangan biarkan Nick mengendarai mobilnya sendirian!" titah Carter yang saat ini tengah duduk di sofa bersama Angelica. "Baik Tuan," jawab Dave dengan sigap yang langsung melangkah menuju pelataran rumah untuk memberitahu Andrew agar menyiapkan mobil. "Oh ya, Alexa sebelum kamu pulang. Tolong pilih cincin yang ada di katalog ini agar Mommy bisa segera memesankannya." Angelica menyodorkan sebuah katalog besar ke hadapan wanita itu yang seketika langsung tersenyum saat mengambilnya. "Terima kasih, Mom. Aku pilih dulu ya sebentar." Alexa mulai mengamati satu persatu gambar yang ada di katalog itu beserta harga cincin tersebut. Hingga akhirnya, saat lembaran demi lembaran Alexa lihat semuanya, wanita itu masih belum juga menentukan pilihannya. "Jadi bagaimana Alexa? Mana yang kamu pilih, sayang?" tanya Angelica yang sejak tadi sudah menunggu pilihan dari calon menantunya itu. "Tapi ini terlalu mewah, Mom dan mahal, apa tidak ada yang lebih di bawah ini harganya?" tanya Alexa saat mendapati harga-harga pada katalog itu sangatlah fantastis. Hanya sesaat Angelica sudah dapat menilai, bahwa Alexa sangatlah berbeda dengan Jessy yang lebih mengutamakan kemewahan dan kelasnya sebagai wanita sosialita. "Tidak masalah sayang, pilih saja. Sekali seumur hidupmu dan juga putraku, soal harga bukan masalah untukku." Alexa yang tidak memiliki pilihan lain pun, akhirnya memilih sebuah cincin dengan harga yang paling murah dengan yang lainnya. "Ya sudah ini saja Mom," jawab Alexa dengan rasa tidak enak karena semurah-murahnya, cincin yang dipilihnya itu harganya bisa mencapai 134 miliar dengan tipe blue diamond dreame. Bahkan untuk membayangkan uang segitu banyaknya, wanita itu merasa tak sanggup karena seumur hidupnya ia tak pernah memiliki uang dengan jumlah sebanyak itu. "Baiklah, Alexa sudah ditentukan. Dalam dua hari cincin itu akan siap untuk kalian berdua." "Kalau begitu aku pamit dulu ya Mom." "Silahkan Alexa, kamu hati-hati ya. Oh ya, kalau besok kamu ada waktu, main ke sini lagi. Temani Mommy di rumah, sekalian nanti kita masak-masak di sini." Angelica menawarkan sesuatu kepada Alexa yang kebetulan wanita itu memang sangat hobi sekali memasak. "Baiklah Mom, sepulang kerja aku akan ke sini," jawab Alexa sambil meraih tangan Angelica dan mencium punggung tangan wanita paruh baya itu. Langkah kaki wanita itu pun diikuti oleh Nick yang sejak tadi hanya senyum-senyum sendiri saat melihat kedekatan antara Alexa dan juga Angelica. Kedekatan yang membuatnya dapat merasa tenang karena ia merasa Alexa memang pilihan yang terbaik sebagai pendamping hidupnya. "Aku beruntung sekali bisa bertemu denganmu Alexa. Semoga kita kamu kuat untuk tetap bersamaku, sesulit apapun itu," gumam Nick sambil menggenggam tangan Alexa dengan erat. Genggaman yang membuat Alexa dapat membaca apa yang sedang Nick pikirkan saat ini. "Kamu tidak perlu takut, Hubby. Semua pasti bisa kita lewati dan aku yakin seperti yang Mommy katakan, kamu pasti bisa sembuh dan ingatanmu akan kembali normal suatu saat nanti," ucap Alexa dengan senyuman yang terulas dari kedua sudut bibir merahnya. Saat langkah keduanya sudah tiba dekat dengan mobil, tampak Andrew pun sudah bersiap di samping mobil dan langsung membukakan pintu mobil untuk Nick dan Alexa masuk. "Silahkan Tuan dan Nona." Andrew mengatakan semua itu dengan senyumannya yang ramah. Senyuman ramah yang langsung dibalas oleh keduanya dengan lebih ramah lagi. "Terima kasih Andrew." Keduanya pun masuk bergantian ke dalam mobil dan mulai menyamankan posisi duduknya di belakang kursi kemudi. Sementara Dave sudah berada di depan samping kursi kemudi. "Alexa, apa kamu tahu hal apa yang saat ini aku takutkan?" tanya Nick yang kini mulai bicara di saat mobil telah melaju pergi meninggalkan pelataran rumah kediaman Carter. "Apa itu Hubby?" tanya Alexa yang sebenarnya masih canggung memanggil Nick dengan sebutan itu, apalagi di depan Dave dan juga Andrew. "Aku takut di saat aku memejamkan kedua mataku, aku kembali melupakanmu di saat aku terbangun," ucap Nick dengan raut sendu di wajahnya. "Kamu tidak perlu cemas, di saat itu terjadi aku akan kembali mengingatkanmu tentang cintamu kepadaku. Lagipula kamu tidak sendiri, aku yakin Dave dan Andrew pasti akan membantumu untuk mengingatku, belum lagi Mommy dan juga Daddy 'kan." Alexa mengatakan semua itu sambil mengusap punggung tangan Nick dengan lembut, ia berharap agar apa yang dikatakannya dapat membuat Nick menjadi lebih tenang. "Iya Tuan, tidak perlu cemas karena kami akan mengingatkan Tuan tentang Nona Alexa, di setiap pagi sewaktu Tuan akan pergi bekerja," timpal Andrew dengan senyumannya. Sementara itu Dave pun ikut tersenyum dan mengiyakan perkataan Andrew, walau saat ini ia mulai gelisah akan suatu hal yang tiba-tiba terbesit dalam pikiran. "Sampai kapan ya Tuan Nick akan bergantung pada orang lain untuk mengingat wanita yang akan segera menjadi istrinya? Ya, semoga saja Tuan Nick bisa segera sembuh dari amnesianya," batin Dave penuh harap. *** Sementara itu di dalam mobil, Jessy terlihat berulang kali memukul kemudinya dengan penuh amarah. Ia benar-benar merasa dipermalukan oleh Angelica dan juga Nick di depan wanita yang telah membuat rencana pernikahannya harus berakhir dengan kegagalan. "Kurang ajar! Aku tidak akan memaafkan kalian. Lihat saja aku bisa pastikan, hidupmu tidak akan bahagia Nick!" geram Jessy dengan seringai penuh rencana. Bersambung✍️
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD