Karena sudah terlanjur sampai disana, mereka pun memasuki rumah dukun yang berwarna merah muda. Memang agak aneh untuk ukuran sebuah rumah dukun yang seharusnya nyeremin dan bikin merinding ketakutan. Apa mungkin karena ini udah zaman modern dan mulai ada namanya kesetaraan gender, sehingga semua orang bebas menentukan pilihannya sendiri. Nggak cuma pintunya yang berwarna merah muda. Ornamen yang ada di pintu itu pun terlihat menggemaskan. Seperti adanya ketukan pintu yang biasanya berlambang kepala singan dengan sebuah bandul besi untuk mengetuk pintu. Ini malah adanya sebuah wajah hello kitty yang sedang menjulurkan lidah. Tak jauh dari pintu terdapat tulisan yang bertulisan 1x24 jam tamu wajib nginep. Membuat Melly and the geng kebingungan, sebenarnya ini rumah dukun atau hotel melati?
Setelah beberapa kali Lolita memencet hidung hello kitty yang menjelurkan lidah setiap kali dipencet. Seseorang membuka pintu dan tampak dia masih asyik dengan masker wajahnya yang terlihat seperti baru saja dipasang.
“Ada perlu apa ya mbak?” Tanya dukun muda yang baru saja memiliki kumis dan jenggot tipis. Wajahnya tampak mulus karena perawatan rutin. Kuku di jari jemarinya juga tampak rapih sekali. Ada beberapa kuku di jari yang diolesi dengan kutek yang berwarna merah muda dan juga ada simbol hello kittynya.
Meskipun awalnya agak aneh dengan penampilan si dukun, akhirnya Melly bernai saja untuk mengatakan tujuannya datang kesini. Lagian juga sudah kepalang tanggung sampai si kampung jampe ini.
“Saya butuh konsultasi mbah.” Ucap Melly sedikit ragu, bukan karena takut tapi karena agak jijik dengan penampilan simbah dukun.
“Oh, maap. Saya masih siap-siap buat praktek nih. Kalau mbaknya nunggu sebentar aja mau nggak? Tawar simbah dukun sembari membuka lebar pintu rumahnya.
Setelah sebelumnya saling pandang kembali untuk kesekian kalinya. Melly and the geng pun masuk ke dalam rumah simbah dukun yang ternyata cukup luas. Tak se-ekstrim penampilan luarnya yang penuh dengan warna merah muda dan juga ornamen berbentuk hello kitty. Bagian dalam rumahnya tampak seperti rumah pada umumnya. Bahkan jauh dari kesan menyeramkan.
“Kenapa? Kaget ya ngeliat isi dalam rumah saya? Hihihi…” ucap simbah dukun dengan tawa yang membuat kaget melly and the geng. “Tenang aja, ini semua hanya demi totalitas pekerjaan kok.”
“Simbah dukun beneran?” tanya Santi penasaran.
Dukun itu melihat tajam ke arah Santi. Lolita dan Melly segera mensikut perut Santi, kesal karena santi selalu saja bicara blak-blakan tanpa filter terlebih dahulu. Dukun yang tadinya sedang asyik memakaikan bedak di wajahnya kali ini menatap tajam ke arah mereka bertiga.
“Oke, karena saya sudah nggak mood lagi buat mekap. Saya tahu pasti Mbak ini yang masu konsultasi kan?” ucap mbah dukun sambil menunjuk ke arah Melly.
Melly beringsut mundur dari tempat duduknya. Kali ini ia benar-benar merasa ketakutan dengan sikap mbah dukun yang tiba-tiba saja berubah. Sementara itu Lolita dan Santi hanya bisa diam duduk tak bergerak sesenti pun. Mereka berdua takut kalau saja boneka jailangkung yang lagi-lagi berwarna merah muda tba-tiba saja bergerak.
Mbah dukun tampak sedang komat-kamit membaca mantra. Bedaknya yang masih cemong di wajahnya, dan lipbalm yang dipakai terlihat belum merata membuat aksi membaca mantra menjadi lucu seperti b*****g yang sedang asyik ngamen di lampu merah.
Lolita, Santi dan Melly berusaha menahan tawa melihat aksi sang dukun. Menyadari dirinya sedang menjadi bahan tertawaan, dukun itu pun sedikit berdeham agar perempuan-perempuan itu berhenti. Dan akhirnya berhasil, Melly and the geng sejenak berhenti dan suasana kembali hening.
“Masalah mbaknya ini agak berat yah. Mbak Melly ini sebelumnya selalu merasa beruntung kan? Tapi nggak tau kenapa tiba-tiba sekarang merasa sial melulu. Betul bukan?” ucap Mbah dukun setelah merapalkan mantra. Kali ini simbah dukun mengunyah beberapa kembang yang tersedia di sebuah mangkuk yang terbuat dari tanah liat yang ada di hadapannya.
Melly terkejut mendengar penjelasan mbah dukun, walau agak menahan tawa kembali karena tingkah simbah yang sedang mengunyah kembang tuju rupa. “Kok, mbah bisa tau masalah saya apa? Kan saya belum bilang sama simbah.”
“Ya saya tahulah. Lha wong temen kamu yang nulis kayak gitu di aplikasi konsultasi simbah dukun.” Jawab mbah dukun sambil menunjuk-nunjuk ke arah layar handphonenya.
Lolita dan Santi saling pandang sambil nyengir saat Melly melirik ke arah mereka. Kali ini Melly semakin ragu dengan keampuhan si dukun ini. Sejak awal perjalanan, semuanya terasa aneh. Bahkan Melly merasa seperti dikerjai oleh seseorang. Atau Lolita dan Santi sengaja mengerjai dirinya karena kesal sejak seminggu yang lalu selalu menjadi korban dari emosinya yang sedang tak terkendali?
“Kalau melihat hasil terawang simbah. Lelaki mbak Melly atau yang sekarang sudah menjadi tunangan mbaknya. Itu ada yang suka, dan nantinya lelaki mbak Melly suka juga sama dia. Makanya sebenernya saat ini dia sedang bingung. Apakah melanjutkan hubungan sama mbak Melly atau memilih perempuan itu. Kurang begitu hasil penerawangan saya.” Jelas simbah dukun dengan detail.
Namun Melly yang sudah tak percaya kembali melihat ke arah Lolita dan Santi mencba mencari penjelasan. Melly merasa apa yang dijelaskan oleh simbah dukun hanyalah karangan saja. Apalagi sampai bawa-bawa perempuan lain. Jelas-jelas Zian selama ini nggak mau dekat dengan perempuan lain. Apalagi selama ini yang selalu berusahan mendekati Zian hanya dirinya saja.
Fakta sekarang ini banyak sekali fenomena korban penipuan paranormal atau dukun.
Beberapa ciri paranormal palsu agar anda tidak mudah tertipu oleh paranormal palsu yang berkedok ustadz, kyai,sampai yang mengaku-ngaku habib.
Agar terhindar dari kerugian moril maupun materil akibat ulah paranormal palsu tersebut.
Berikut ciri-ciri paranormal palsu yang kami rangkum dari berbagai sumber :
1. Komersil. iklannya bertebaran di internet,terutama f*******: sebagai jejaring sosial dan pengiklan garatis.Iklan di internet ini yang paling banyak menelan korban.
2. Menawarkan produk atau jasa yang menggiurkan dan populer , seperti pelet, pengasihan, kaya raya, jabatan atau kekuasaan, buang sial atau ruatan, pengobatan, masih banyak lagi. Tetapi umumnya produk atau jasa tersebut yang paling populer. biasanya mereka menjanjikan sesuatu yang sangat fantastis dan harga "mahar" yang mahal.
3. Melakukan ritual-ritual aneh yang tidak masuk akal supaya terlihat mantap dan seru, serta dibungkus dengan kemasan yang sangat menarik dan menggetarkan jiwa. ini memang sengaja dibuat seperti demikian agar orang percaya. atau, kebalikannya, mereka menggunakan atribut keagamaan tetapi sebenarnya mereka ingin menunjukan kepada korban bahwa mereka ini orang "pandai", orang "suci", orang yang "diberkahi" dll
4. Asistennya atau tim suksesnya banyak. bahkan asisten dan tim sukses ini pandai sekali membuat suasana menjadi lebih meyakinkan korban.
5. Hit and run modus. artinya, ketika awal awal anda tertarik, mereka akan mengejar anda. namun setelah anda bayar, ketika anda komplen sang paranormal atau dukun ngeles dan mbulet dengan berbagai alasan.
6. Selalu minta uang di muka dan menentukan tarif
7. pandai menguasai keadaan dan pandai menguasai anda, sebagai calon mangsa. jangan heran, mereka memang terlatih untuk menguasai pikiran dan perasaan anda yang diperkuat oleh teknik-teknik psikologi supaya anda tersugesti.
8. Jangan salah paham, Mereka (paranormal palsu atau dukun) memang memiliki ilmu , banyak atau sedikitnya ilmu mereka dapat anda temukan ketika mereka mendemonstrasikan kemampuannya . walaupun kebanyakan adalah rekayasa atau trik trik standar atau keilmuan kebatinan "standar" - namun keilmuannya digunakan untuk mengeruk keuntungan materi. Yang mereka cari sebenarnya adalah uang dan kepuasan nafsu saja.
“Halah, simbah ngarang aja teruss... Udahlah, nggak bener nih dukun. Lu juga Loli, Santi, tega banget ngerjain gue sampe segitunya. Kalo emang kalian berdua udah nggak mau nemenin gue lagi nggak apa-apa kok. Masih banyak lintah yang mau gue suruh jadi b***k buat semua kemauan gue. Paham lo berdua!” Ucap Melly dengan emosi yang semakin meledak karena sudah semakin kesal karena dikerjai tak habis-habis.
“Maksudnya gimana Mel? Gue nggak nulis apapun soal Zian di aplikasi kok.” Jelas Santi.
“iya, di aplikasinya cuma diminta nama sama masalahnya apa doang kok.” Lolita juga ikut berusaha menjelaskan kepada Melly yang semakin emosi. “Mbah, ayo dong mbah bantuin kita jelasin ke Melly.”
Mbah dukun menatap bingung ke Melly and the geng. “Tunggu sebentar, ini masih ada hasil terawangan saya. Kalau mbak Melly masih bertingkah seperti kekanak-kanakan, tunangan mbak Melly akana benar-benar berpaling ke perempuan itu. Apalagi perempuan itu memiliki cacat di tubuhnya.”
Melly semakin kesal dengan penjelasan simbah dukun. Bisa-bisanya dukun itu membandingkannya dengan seorang perempuan yang belum jelas asal-usulnya, ditambah lagi tubuhnya cacat tapi berhasil merebut Zian dari pelukannya.
“Loli, mana duit yang tadi mau dipake buat bayar ni dukun tukang tipu.” Melly menatap tajam ke arah Lolita. Dengan segera Lolita memberikan uang yang diminta oleh Melly. setelah mendapatkan uangnnya Melly melemparkan uang tersebut ke arah mbah dukun. Kemudian segera pergi dari sana dan keluar dari rumah mbah dukun.
“Hei, hei, anak-anak nggak sopan ya kalian!” simbah menyusul dan berhenti di pintu rumahnya. “Saya nggak butuh ya udang kalian!”
Mbah dukun melempar kembali uang yang tadi dilemparkan oleh Melly. sebal dengan apa yang baru saja dilakukan oleh dukun itu, Melly ingin melempar kembali uang itu ke rumah si dukun langsung saja ditutup olehnya dengan kasar. Lolita buru-buru mengambil uang yang berserakan, sedangkan Santi memegangi Melly yang ingin memukul pintu rumah si dukun. Dengan susah payah Lolita dan Santi menarik Melly untuk segera pergi dari sana.
Setelah sampai di ujung jalan, Melly kembali marah-marah kepada Lolita dan Santi.
“Gila ya kalian, nggak paham deh gue. Ngerjain gue sampe seniat itu. Gila gila gila. Kalo emang kesel karena gue marah-marah mulu selama seminggu ini, bilang dong. Jangan ngebalesnya kayak gitu.” Melly melepaskan semua uneg-uneg yang sedari tadi disimpan di hatinya.
“Hei, yang selama ini nggak mau denger itu elu ya Mel. Kita berdua nggak pernah masalah dimarah-marahin sama elu. Tapi elu nggak mau denger dulu penjelasan dari kita. Dan perlu dicatat ya, kita berdua nggak pernah ada niatan buat ngerjain elo!” ucap Santi dengan kesal membalas semua perkataan Melly.
Sementara Lolita menepuk-nepuk pundak Melly dan segera memeluknya. Semuanya jadi semakin kacau tanpa tahu kapan dan bagiamana akan berakhir.
Dari Padepokan yang terletak di Dusun Sumber Cengkelek RT 22/RW 08, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, lelaki berperawakan tambun itu melancarkan aksi tipu-tipunya. Korbannya tersebar bukan cuma dari Pulau Jawa, tapi ada yang dari Sulawesi dan wilayah lain.
Namun, sepandai-pandainya menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga. Satu per satu pengikut Dimas Kanjeng mulai mundur teratur. Mereka sadar ternyata sudah kena tipu muslihat.
Diperangi tapi digemari
Kendati kasus penipuan berbalut praktik klenik terus terjadi dan menelan banyak korban, toh masih banyak masyarakat Indonesia kena bualan itu. Padahal, kata budayawan Jakob Sumardjo dalam tulisannya di kompas.com, praktik klenik sudah sejak lama diperangi. Tak hanya oleh golongan rasionalis, tetapi juga para pemeluk agama.
Jakob menjelaskan ada alasan mendasar mengapa praktik klenik ini tetap ada. Dia menilik dari sisi sejarahnya. Menurutnya, seperti dijelaskan dalam kitab Negarakertagama, dikisahkan bagaimana raja besar Majapahit, Hayam Wuruk, mengelilingi negaranya dengan ziarah ke candi-candi nenek moyangnya.
"Dari situ kekuasaan raja besar dihubungkan dengan kekuatan transenden (di luar segala kesanggupan manusia) yang sedikit banyak mutlak. Kekuatan manusia yang terbatas perlu kekuatan lain yang tidak terbatas," tulis Jakob.
Jadi, menurut Jakob dunia klenik itu memang berakar pada budaya primordial bangsa. Budaya klenik muncul ketika kekuatan manusia yang terbatas ini membentur masalah-masalah berat yang dihadapi manusia. Sehingga memerlukan kekuatan di luar kemampuan manusia atau Jakob menyebutnya dengan alam transenden yang lebih mutlak.
Praktik dukun pada masa lalu. (Koleksi Tropen Museum/Wikimedia)
Dasarnya klenik, kata Jakob, adalah religius. Dia membedakan menjadi dua jenis manusia religus. Pertama, manusia modern religius yang akan berlutut di rumah-rumah ibadah, langsung berhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Jenis ini masih percaya daya transenden mutlak itu ada dan dapat membantunya untuk mendapatkan kekuatan.
Sedangkan jenis yang satu lagi yakni manusia religius modern yang butuh mediasi untuk memperoleh daya-daya transenden ini. Jenis ini juga sudah tua usianya di Indonesia. Mediasinya lewat guru-guru spiritual. Namun, guru-guru spiritual zaman kuno itu tidak minta imbalan apa pun.
Para guru menjadi mediator ke alam transeden dengan sikap penuh kasih sayang, tulus, ikhlas, dan senantiasa ingat kalau Tuhan yang menentukan, bukan dirinya. Makanya, para guru-guru spiritual kuno biasanya tetap miskin karena memang enggak minat ke kehidupan duniawi.
Sayangnya, guru-guru spiritual itu kini bertransformasi menjadi dukun, paranormal, atau orang pintar dengan degradasi makna. Mereka tak jarang malah memasang tarif atau setidaknya menantikan balas budi jasa spiritualnya.
"Karena pikiran zaman sekarang, segala hal dapat dibeli dengan uang," kata Jakob.
Hal itu sejalan dengan munculnya oknum paranormal seperti yang dilakukan Dimas Kanjeng. Kemurnian religius primordial disalahgunakan dalam hedonisme dan materialis modern.
Senada dengan Jakob, Sosilog dari Universitas Islam Negeri (UIN) Tantan Hermansyah mengatakan fenomena klenik sebetulnya hal lumrah yang terjadi di masyarakat kita. "Sebab, dalam kehidupan sehari-hari kita tetap membutuhkan ruang lain dalam sistem hidup," katanya kepada era.id.
Mungkin bagi orang-orang yang mengedepankan rasionalitas dalam cara berpikir, percaya terhadap hal klenik sudah ketinggalan zaman. Apalagi kita sudah menikmati bukti dari perkembangan ilmu pasti: teknologi.
Namun, orang yang "ketinggalan zaman" itu tak peduli. Sebab menurut Tantan, budaya klenik masih ada karena budaya sehari-hari yang positivistik itu terasa kering bagi subjek. Dia bilang, perbedaan antara mereka yang masih menganggap penting budaya spiritual dengan budaya rasional tidak perlu dikotomikan sebagai budaya kota atu budaya desa. Sebab itu adalah budaya manusia.
"Sampai kapan pun, manusia tidak akan lepas dari budaya seperti ini. Sebab budaya rasionalitas tetap harus bergandengan dengan budaya spiritual," kata Tantan.
***
Bersambung...