Tama menggeleng sambil mengayun langkah meninggalkan pria asing yang baru saja meminta uang kepadanya. Benar, memang dia yang mengadukan tingkah mencurigakan pria asing itu kepada seorang petugas keamanan. Ternyata hanya orang kelaparan yang ingin minta uang, batin Tama. Menekan tombol, Tama berdiri menunggu hingga kemudian pria itu masuk ke dalam kotak besi. Kening Tama mengernyit ketika sang otak mulai disibukkan dengan beberapa pertanyaan. Siapa orang asing itu? Jika benar dia hanya menginkan uang untuk membeli makanan, kenapa harus bersembunyi dan mengintip? Kenapa tidak langsung mendatangi mereka dan meminta uang? Lalu, kenapa orang itu mengatakan mengenal pria berjas? Ah … Tama menggelengkan kepala—mengusir berbagai pertanyaan tersebut. Lift berbunyi, lalu tak lama pintu kembali