Naira merasa baru saja menutup mata saat dalam setengah sadarnya--mendengar suara Mina. “Na, bangun. Ada Doni itu di depan. Ya ampun, Naira. Ayo, bangun.” Mina menggoyang bahu Naira yang sedang tidur dalam posisi miring. Naira menggumam. Telinganya mendengar, tapi matanya masih begitu lengket. Dia masih mengantuk. Naira tidak sama sekali membuka kelopak matanya. Melihat sang teman yang masih belum bangun, Mina menatap geregetan. Nasibnya yang terbangun karena suara gedoran di pintu. Wanita itu kemudian beranjak lalu meninggalkan sang teman. Membuka pintu, Mina berjalan menghampiri adik Naira yang duduk di kursi kayu panjang tempat mereka biasa ngobrol bersama teman-teman kos lainnya. “Mbak mu masih belum mau bangun, Don. Ada apa? Biar nanti aku kasih tahu naira kalau dia sudah bangun.