“Tidak masalahkan kalau aku menghamilin kamu sekarang? Bukankah ini yang kamu inginkan?” Teriakan itu terdengar lantang dari Ravin bersama dengan paksaan Ravin yag kejam. Ravin memegang kedua tangan Naura dengan kasar, menarik paksa pakaian yang Naura kenakan hingga membuat beberapa kancing bajunya terlepas, dan kemudian Ravin mencecar bibir Naura dengan penuh hasrat, tanpa jeda yang membuat Naura nyaris tak bisa bernafas, Naura sesak dalam dekapan erat Ravin yang kuat. Naura mencoba melepaskan kekangan itu, tapi jelas jika ia kalah tenaga dengan Ravin. Ravin sama sekali tidak terlihat akan mengalah dan malah semakin mengekang Naura. Seberapa keras pun Naura mencoba untuk melepaskan dirinya, semakin keras pula Ravin mendekapnya. “Ravin, sakit.” “Tu-tunggu!” “Aku mohon!” Sayangnya,