“Tidak, tidak mungkin jika Nara mengalami gangguan mental!” Suara Naura setengah berbisik dan seakan tidak bisa mempercayai apa yang baru saja ia dengar. Naura membantah segalanya, menyangkal bahwa Nara sedang sakit dan memerlukan perhatian lebih. Naura merasa jika tidak ada yang salah selama ini pada Nara. “Tidak mungkin Nara yang begitu lembut itu, bisa mengalami hal kejam seperti ini!” sekali lagi penyangkalan itu muncul di kepala Naura. Kenyataan terlalu pahit jika harus ia terima begitu saja. Apa lagi, saat ini, Nara yang sakit itu justru adalah seorang penolong baginya. Sebelum hal mengerikan justru terjadi padanya. “Jika memang Nara sakit, aku benar-benar telah membuat keadaan ini semakin buruk.” “Apa semua ini alasan Ravin terus menjaga Nara? Tapi, kenapa? Kenapa hal seburuk