“Aku pacarnya, kamu mau apa?” Pandangan sinis mengarah pada pria asing yang saat ini masih saja menggenggam tangan Naura. Padahal Ravin sudah bergegas menarik tubuh Naura dari sana, berusaha untuk menjauhkan Naura dari pria asing yang baru kali ini ia lihat. “Aku sudah bilang kan, serahkan saja Naura padaku. Biar aku yang mengobatinya!” Sekali lagi Ravin memicingkan matanya, berharap pria tersebut akan melepaskan genggamannya dari Naura. Namun, hanya respon berupa senyuman kecil dari pria tersebut yang membuat Ravin justru semakin naik darah. “Apa-apaan pria ini, dia tidak mau melepaskan Naura?” “Kamu kira aku akan menyerahkan Naura?” “Bagaimana jika pria ini pria yang berbahaya, mengambil kesempatan di saat ada seorang wanita yang terluka.” Pikiran negatif dan segala kecurigaan