Double A

578 Words
Alin menatap rumah tua itu secara ragu, kemudian pandangannya terakuh kepada Andre yang sudah menatap gadis itu dengan tatapan kecewa. Seperti yang kalian duga, saat ini mereka benar-benar berada di depan rumah dukun beranak yang sudah terkenal di daerah depok dan di sekitarnya, Andre benar-benar mengantar Alin untuk menggugurkan janin yang di kandungnya sekarang. Sebagaimana ia tidak ingin Alin melakukan hal itu, tetap saja Andre tidak bisa berbuat banyak, karena dirinya tahu Alin adalah tipikal orang yang keras kepala. Dan itu cukup menjawab semua apa yang terjadi sekarang. “Ndre-“ “Is okay Lin,” Potongnya lalu Andre menarik senyumnya pasrah, membelai rambut panjang gadis itu dengan lembut. “Kalo menurut lo ini emang pilihan yang terbaik, take it. Gue gak apa-apa,” Alin menatap wajah Andre secara lamat-lamat dan Alin bisa membaca raut wajah laki-laki yang ada di sebelahnya saat ini, terlihat jelas bahwa Andre sangat kecewa kepadanya bahkan sedih. Entah mengapa melihat Andre yang bersikap seperti ini membuat niatnya menjadi berubah. Seandainya dirinya memang akan mempertahankan janin ini, apa benar Andre akan tetap di sampingnya bahkan bertanggung jawab sekaligus menghadapi masalah ini bersama-sama. Logika dan hatinya sedang berdebat sekarang, gadis itu berada di ambang kelabilan mendadak, dan itu cukup membuat dirinya merasa kesal pada diri sendiri. “Kenapa lagi?” Tanya Andre yang tidak mengerti kenapa Alin tidak bergegas untuk keluar dari mobil. Alin menatap Andre dengan raut wajah yang berkaca-kaca, tangannya memegang erat tangan laki-laki itu, sedangkan Andre mengerutkan keningnya tidak paham. Kenapa lagi sih ni cewek? “Al-“ “Kalau gue mau mempertahankan ini, apa lo bakal tetep berada di samping gue?” Tanya Alin serius. Andre diam menatap wajah gadis yang sudah menahan tangisnya di hadapannya. “Seandainya gue di buang sama bokap, apa lo tetep berada di sisi gue Ndre?” “Terus kalau gue kenapa-kenapa apa lo bakal tetep sama gue?” “Lin de-“ “Terus kalau semua orang ninggalin gue, apa lo tetep di sini dan sayang sama gue?” “Sayang-“ “Seandainya kalau gu-“ “LIN APAPUN KEADAANNYA NANTI GUE BAKAL TERUS DI SAMPING LO, SAYANG SAMA LO BAHKAN BIKIN LO BAHAGIA SAMPAI LO MERASA CUMA LO ORANG YANG PALING BAHAGIA DI DUNIA INI!” Teriak Andre frustasi karena di saat dirinya berniat untuk menjawab semua pertanyaan yang Alin berikan selalu saja di potong olehnya. Sedangkan Alin yang mendengarkan hal tersebut hanya menatap Andre dengan raut wajah sedih, kemudian beberapa detik setelah itu tangisnya pecah. Suara tangis yang menyedihkan masuk ke indera pendengaran Andre. Andre yang merutuki sikapnya karena telah membentak gadis itu akhirnya menarik Alin untuk jatuh ke dalam pelukannya, tangan kanannya membelai lembut punggung miliknya seraya mengecup pelan kepala Alin. “Ssttt, is okay Lin, is okay. Ada gue di sini,” Alin masih menangis, ia masih berusaha mengatur nafasnya yang sudah sesenggukan tidak karuan. “Gue tuh gak kau hidup punya kelainan kaya gini Ndre, gak mau,” Ucapnya di sela-sela tangisnya. Andre mengangguk paham, “Gue ngertin Lin,” “Gue jijik sama diri sendiri,” Andre menggeleng pelan, laki-laki itu tidak suka saat Alin merendahkan hidupnya sendiri, “Engga jangan jijik sama hidup lo, hidup lo tuh berharga banget,” Dan Alin hanya bisa kembali menangis mendengar pernyataan laki-laki itu, ia pun berharap semoga Andre seperti ini kepadanya tidak hanya sementara dan hanya berlaku sebentar, dia ingin Andre terus seperti ini. Tidak peduli jika semua orang menganggapnya egois, yang jelas kekuatan Alin saat ini hanyalah Andre seorang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD