320

1175 Words

Rachel menatap kebingungan Ziel dan melirik Lio yang terlihat begitu sumringah sekali hari ini. Kedua mata indah Lio tak lepas memandangi wajah Ziel. Belum juga Rachel menjawab pertanyaan Ziel, Ziel sudah angkat bicara lagi. "Ma ... Om Papah itu apa?" tanya Ziel beruntun. "Sini Sayang, Om Papah jelaskan," ucap Lio begitu lembut sambil berusaha menggapai tangan Ziel yang terus memegang lengan Rachel. "Ma ...," adu Ziel dengan kedua mata terlihat ketakutan. "Udahlah Lio. Kehadiran kamu disini malah buat Ziel takut. Lagi pula, hidup kita sudah cukup bahagia, tanpa harus adanya orang ketiga," tegas Rachel pada Lio. Entah kenapa, Rachel punya kekuatan dan keberanian untuk bicara tegas pada Lio. Padahal dulu, Rachel paling tidak bisa menolak keinginan Lio, apapun itu. Apalagi sampai Lio me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD