When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Rey ikut berjongkok mendekati Lia dan mulai menyentuh punggung putri sulungnya. Telapak tangan Rey yang besar tentu terasa saat mulai menyentuh punggung Lia. Lia langsung menjauhkan tubuhnya dari tangan Rey. "Lia gak mau di sentuh Papah lagi," teriak Lia dengan suara lantang. Menyakitkan ternyata jika tidak di akui seperti ini. Mungkin ini yang tadi di rasakan Lia. Di bentak dengan suara keras Rey dan di ancam di usir dari rumah kedua orang tuanya sendiri. tak hanya itu, Lia juga di intimidasi, namanya akan di coret dari kartu kelurga jika membangkang. Clara terus memeluk tubuh mungil Lia yang masih bergetar karena menangis. Tangan lembut Clara terus mengusap kepala hingga ke punggung Lia. Hati seorang ibu mana yang tidak ikut sedih melhat putrinya menangis histeris seperti saat ini. "