When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tatapan kedua mata Lia ikut berkilat membalas tatapan tajam Rey. Rahang yang mengeras dan pipi memerah akibat emosinya tak tertahankan membuat Rey semakin terlihat garang. "Papah mau usir Lia? papah mau coret nama Lia?" tanya Lia dengan terbata. Air matanya sudah luruh banyak jatuh di pipi mulus gadis imut itu. "Kamu berani bantah ucapan Papah? Kalau kamu mau pergi, silahkan pergi. Ikut dia!! Ingat Papah tidak akan urus kamu lagi, Lia!! Papah juga akan coret nama kamu dari kartu keluarga!! Lebih baik Papah tidak punya anak membangkang seperti kamu!! Paham!!" teriak Rey mulai frustasi. Cengkeram tangan Rey yang kuat di lengan Lia akhirnya di lepaskan. Rey meninggalkan Lia sendirian di ruang tamu. Rey masuk ke dalam dan masuk ke kamar tidurnya. Clara berpura -pura masuk ke dalam kamar ma