When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Rey terdiam dari balik pintu kamarnya. Rahangnya mulai mnegeras lagi dan wajahnya berkeringat. Telapak tangannya mengusap kasar wajahnya dan menjambak rambutnya yang masih cepak. Rasanya tidaak ingin berada di kondisi ini. Andai saja masa lalu itu tak pernah membayangi pikirannya, tentu semua tidak akan jadi begini. "Ada apa dengan diriku sebenarnya? Bahkan aku sudah mendapatkan cinta dan hati Clara. Semuanya utuh dan tidak sedikit pun ku lihat ada kecacatan dalam perjalanan rumah tanggaku. Clara yang yang begitu sayang dan tulus serta setia bersamaku. Tapi, aku takut. Aku takut kehilangan Clara, istriku. Kenapa kamu hadir lagi di tengah keluargaku, Radit," umpat Rey kesal. Tubuh Rey luruh begitu saja turun dan terduduk di lantai denan posisi kaki di tekuk allu di peluk dengan kedua tang