Malam terlihat gelap saat Fairel membanting tubuhnya di atas kasur. Menggelamkan diri pada sela-sela bantal. Seakan lelaki itu menginginkan dirinya menyatu bersama benda mati yang tidak mempunyai beban hidup, selain terus menampung untuk siapa pun yang membutuhkannya ketika malam tiba. Sementara itu, terdengar suara gaduh dari luar membuat Fairel menggeram kesal, lalu menggulingkan tubuhnya menjadi terlentang menatap langit kamar yang berwarna putih polos. “Ade, apa yang lo buat sama rumah gue!?” seru Fairel kesal. Lelaki itu melepaskan semua kekesalannya pada sepupu yang tidak melakukan kesalahan apa pun. Ade membuka pintu kamar yang penghuninya baru saja berseru kesal, lalu mengembuskan napas berat sembari melenggang masuk tanpa menutup pintu sama sekali. Lelaki itu menarik kursi koso