bc

The Bastard Billionaire

book_age16+
544
FOLLOW
6.1K
READ
possessive
contract marriage
CEO
heir/heiress
drama
tragedy
mxb
city
betrayal
stubborn
like
intro-logo
Blurb

Bagi sebagian orang yang berusia tiga puluh tahun dan masih lajang mungkin menjadi momok sangat menakutkan. Seakan telinganya sudah kebal saat dipertanyakan soal pernikahan yang tidak ada habisnya. Hal itulah yang kini dirasakan oleh Fairel. Sesosok CEO kaya raya yang terjebak dalam belenggu pernikahan hingga sampai pada akhirnya ia bertemu sesosok dari masa lalu yang sempat membuat cerita di dalam kehidupannya.

“Parveen, kau harus menjadi istriku,” ucap Fairel dengan penuh penekanan.

“Hah?” Parveen menganga seperti orang bodoh membuat Fairel tersenyum miring, lalu mencium bibir tipis itu sesaat.

“Jangan seperti orang bodoh,” ucap Fairel lagi. Kali ini diselingi senyuman yang menawan.

“Ssst, bastard!” umpat Parveen berapi-api.

chap-preview
Free preview
1. Kemurkaan Raja Iblis
“Begini cara kerja kalian!?” bentak Fairel diiringi bantingan kasar sebuah map di tangannya, membuat suasana rapat menjadi sangat hening. Fairel Khaizuran Danadyaksa atau yang kerap dipanggil Fairel ini adalah seorang bos kaya raya yang sangat tampan. Ia memiliki belasan cabang di berbagai belahan dunia. Kesuksesan di masa mudanya itu, membuat Fairel dikagumi banyak orang, terlebih wanita. Sayangnya, sifat Fairel yang kasar nan kejam menjadikan lelaki itu dijuluki sebagai Raja Iblis. “Ma-maaf, Pak,” sesal Pak Pramono selaku Direktur Personalia. Wajahnya terlihat pucat pasi melihat betapa padamnya wajah Fairel saat ini. “Saya tidak ingin kalian ada di sini. Keluar!” sentak Fairel mendudukkan diri dan langsung memutar kursi kebesarannya membelakangi mereka semua. Satu per satu orang berjas hitam itu pun mulai bangkit dari tempat duduknya sembari melangkah lesu. Meninggalkan Fairel yang menatap lurus tanpa berkedip seiring deretan giginya bergemeletuk penuh emosi. Setelah dirasa keluar semua, Fairel memutar kursinya kembali menatap meja panjang yang sempat menjadi arena penuh emosi. Perlahan lelaki berjas hitam formal itu memijat pelipisnya pelan sembari merogoh saku celananya. Ia menatap layar ponselnya tanpa berkedip. “Halo, Bang,” ucap Fairel bangkit dari tempat duduknya dan melangkah ke arah dinding kaca yang menampilkan deretan gedung pencakar langit lainnya. “Gimana rapat tadi? Lo enggak mecatin mereka lagi, ‘kan?” tanya Daiyan seakan mengerti dengan apa yang menjadi beban pikiran Fairel. Daiyan Arsyad Danadyaksa adalah kakak kandung Fairel. Merupakan sesosok tampan dan baik hati. Ia bisa menjadi seorang kakak yang baik sekaligus menjadi pengganti ayah untuk adiknya. Setelah kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai ketika mereka masih kecil. Jiwa Daiyan yang selalu tersenyum mengimbangi kecuekan Fairel pun membuat keduanya terlihat sangat dekat. Meskipun terkadang mereka berdua sering kali terjadi pertengkaran kecil, tetapi tidak membuat keduanya saling membenci. “Sayangnya, udah gue pecat,” jawab Fairel sekenanya membuat embusan napas panjang terdengar dari seberang sana. “Rel, kan gue udah bilang. Apa-apa itu jangan emosi. Lo kalau seperti ini terus bisa-bisa enggak ada yang betah,” ucap Daiyan frustasi. Entah kenapa sifat Fairel berbanding balik dengan dirinya. “Mereka gue bayar untuk kerja bukannya malas-malasan,” balas Fairel sinis. “Terserah lo. Gue cuma mau bilang kalau lo bakalan punya sekretaris baru.” “Siapa?” “Bentar lagi juga lo tahu.” Baru saja Fairel hendak menjawab perkataan kakaknya, tiba-tiba pintu ruangan diketuk oleh seseorang dari luar, membuat lelaki itu menoleh bingung. Lalu, tak urung membuat Fairel mempersilakan masuk dengan ponsel yang masih melekat di telinga miliknya. Seorang gadis berpakaian rapi semi-formal masuk ke dalam sembari membawa map cokelat. Gadis itu menatap Fairel menunduk dalam membuat dirinya semakin terlihat sangat kecil sehingga membuat Fairel menatap gadis itu tanpa ekspresi. “Selamat Siang, Pak Fairel! Saya Parveen Qasrina Tsabitah sekretaris baru pengganti Bu Lara,” ucap Parveen memperkenalkan diri di hadapan Fairel yang masih menatap dirinya datar. Sementara di sisi lain, Daiyan tanpa sadar tersenyum tipis merasakan Fairel yang tidak berkata-kata saat melihat sekretaris baru hasil rekomendasian dirinya. “Kayaknya gue nelepon disaat yang kurang tepat,” celetuk Daiyan tertawa pelan menggoda Fairel yang terdiam mendengar suara seorang perempuan. “Pasti kerjaan lo,” sinis Fairel langsung mematikan panggilannya sepihak. Setelah itu, Fairel memasukkan ponselnya ke dalam saku, lalu mempersilakan Parveen duduk. Sedangkan lelaki itu sendiri melangkah ke arah kursi kebesarannya sembari meraih map yang diberikan oleh Parveen. “Kamu lulusan dari Universitas Pionir Nusantara?” tanya Fairel mulai mewawancarai Parveen. “Iya, Pak. Lulusan tahun ini,” jawab Parveen berusaha menetralkan suaranya agar tidak bergetar. Sejujurnya, Parveen sedikit takut dengan bos yang ada di hadapannya ini. Karena ia sering kali mendengar berita kalau Fairel sangatlah kejam. Lelaki itu tidak akan segan-segan memecat siapapun yang tidak mempunyai bakat dalam pekerjaannya sendiri. Dan berita itu sudah sangat lumrah terdengar di perusahaan lamanya. “Baik. Karena kamu orang rekomendasian Pak Daiyan akan saya terima. Tapi ...,” jeda Fairel sebelum melanjutkan perkataannya. “Saya tidak akan menoleransi kesalahan kamu, meskipun kamu adalah orang rekomendasian kakak saya sendiri.” “Tidak masalah, Pak. Saya akan bekerja semaksimal mungkin,” balas Parveen berusaha tersenyum, walaupun sangat amat terpaksa. Karena ia masih berat hati untuk pindah ke sini, sedangkan temannya berada di perusahaan lama. “Kalau begitu, selamat bekerja sama!” ucap Fairel bangkit dan mengulurkan tangan pada Parveen yang masih terkejut akan tindakan dirinya. “Terima kasih, Pak!” balas Parveen tersenyum tipis dan membalas jabatan tangan besar nan hangat tersebut dengan jantung yang berdegup kencang. Entah kenapa tatapan Fairel itu terlihat membakar wajahnya sehingga terasa sedikit panas. Sepeninggalnya Parveen yang dibawa oleh bagian personalia untuk mengurus berkas, kini tinggallah Fairel seorang diri di dalam ruangan rapat. Lelaki itu masih berada di sana, meskipun pekerjaan menumpuk sudah terlihat di ruangannya sendiri. Akan tetapi, ia merasa bahwa ada sesuatu yang sedikit mengganjal di hatinya. Wajah menggemaskan Parveen mengingatkan dirinya akan pada sesosok gadis cantik yang pernah mengisi hari-hari kelulusannya sebelum menjadi seorang CEO di perusahaan keluarganya yang kini menjadi jabatan tetap Daiyan. Namun, lelaki itu masih saja menjabat di salah satu perusahaan cabang, membuat Khanzania harus meng-handle semuanya terlebih dahulu. Hatinya terus bertanya-tanya dengan apa yang sedang direncanakan oleh kakaknya itu. Mengapa Daiyan malah mempertemukan dirinya dengan Parveen lagi? Anehnya, kenapa gadis itu sama sekali tidak mengenali dirinya? Apakah wajahnya terlalu berbeda sehingga Parveen saja tidak menyadari itu? Fairel mengusap wajahnya kasar, lalu meninggalkan ruang rapat menuju ruang kerjanya sendiri. Terlihat Parveen sudah bergulat dengan pekerjaannya yang tengah diajarkan oleh salah satu sekretaris Fairel yang bertugas di bagian personalia. Tanpa sadar Fairel pun tenggelam dalam pekerjaannya yang mulai menumpuk, sebab sudah ketiga harinya ia bekerja tanpa sekretaris. Tentu saja kehadiran Parveen membuat Fairel sedikit meringankan beban yang ada di pundaknya. Sementara di sisi lain, Daiyan tengah tersenyum geli memikirkan ekspresi Fairel saat melihat Parveen di sana. Sebenarnya, ia sudah mempekerjakan gadis itu di perusahaannya sendiri selama beberapa bulan. Akan tetapi, mendengar Fairel yang kehilangan sekretaris lamanya, ia pun merekomendasikan agar Parveen menjadi sekretaris lelaki itu. Walaupun ia sendiri tidak yakin kalau Parveen akan betah berada di sana. “Mikirin apa sih, Yan?” tanya Valeeqa yang baru saja datang sembari membawa beberapa berkas di tangannya, lalu menghampiri Daiyan yang berdiri tepat menghadap pigura foto lelaki itu dan Fairel. Valeeqa Uthailah adalah sesosok wanita hebat pujaan hati Daiyan. Mempunyai sifat keibuan, ramah, dan rendah hati. Walaupun menjadi istri seorang CEO perusahaan besar, tidak membuat Valeeqa duduk menikmati kekayaan saja. Bahkan ia dikenal sebagai sekretaris pribadi Daiyan yang merangkap menjadi seorang istri sekaligus. “Fairel,” jawab Daiyan sekenanya dan menghampiri wanita pujaan hatinya sembari tersenyum senang. “Oh ya, aku mau tanya. Parveen ke mana? Aku cari dari tadi enggak ada.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
115.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
202.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
19.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook