Menjadi seorang bos yang telah memiliki sekretaris, jelas pekerjaan Fairel jauh lebih rapi dan tersusun. Hanya saja terkadang lelaki itu merindukan dirinya yang sibuk tanpa lelah. Namun, sayang sekali sekarang dirinya hanya menunggu pekerjaan yang selesai disortir oleh Parveen. Sehingga ia merasa bosan sekaligus lelah tanpa melakukan apa pun. Di sela lamunannya itu tiba-tiba pintu diketuk pelan membuat Fairel menoleh sembari tetap melakukan spinning pulpen. Lelaki tampan yang kini menduduki meja dengan wajah bosan itu pun membuat Parveen menipiskan bibirnya. Ia tahu kalau Fairel lebih baik sibuk daripada berdiam diri tanpa melakukan apa pun. “Pak Fairel, hari ini tidak ada jadwal apa pun. Apa yang ingin dilakukan?” tanya Parveen meletakkan beberapa berkas yang telah selesai ditandatanga