“Veena, bukankah lo pernah cerita lagi paruh waktu buat bayar utang? Kenapa sepertinya hari ini lo senggang banget sampai mau temenin gue ke mal?” Kini dua gadis cantik yang baru saja menghabiskan waktu untuk memanjakan diri itu pun berada di sebuah restoran bergaya Amerika. Mereka memesan sebuah es krim berwarna cokelat yang begitu nikmat, dipadukan float yang lembut bervariasi vanila. Parveen mengangguk singkat. “Waktu itu, gue memang sempat bekerja di restoran Italia, Ki. Tapi, lelaki yang menjadi manager di sana langsung memecat gue begitu aja. Hanya karena gue ada urusan mendadak bersama Pak Fairel. Katanya, gue bekerja tidak terlalu niat sehingga merugikan banyak pelayan. Padahal gue baru bekerja satu hari.” “Wah, sayang banget sih! Seharusnya memang lo enggak perlu nyari paruh wa