Cuacanya Gelap

1121 Words
Kini ada kebiasaan baru yang muncul semenjak grup chat 'The Mighty Kacung Kampret' aktif yaitu saling memberi kabar yang beredar tentang apapun di grup itu dan kapanpun. Tak jarang mereka pun saling bercerita mengenai kejadian ajaib mereka bersama sang bos. Seperti siang ini, Keyra bahkan belum sampai di ruangan namun grup 'The Mighty Kacung Kampret' sudah aktif. Keyra berjalan memasuki gedung Algantara Group sambil membaca isi chat dalam grup chatnya bersama keempat seniornya. Bayu : Si Bos lagi horor. Emily : Kenapa Mas? Bayu : Gue liat doi ngomel-ngomel sama Aa lo, Em. Hilman: Duh, gelap dong hari ini cuacanya. Bayu : Gelap... Gelap... Gelap... Gue takut jadi badai... Langit : Jangan buat tingkah, Man. Hilman: Nasib report gue gimana nanti nih. Bayu : Gelap.. Gelap.. Jangan ada yang betingkah ye hari ini. Terutama elo Keyra sayang... Cepat balik! Keyra : Kok gue jadi dibawa-bawa. Emily : Karena elo yang biasanya bikin mood si bos jelek Bayu : Karena elo yang biasanya bikin mood si bos jelek (2) Hilman: Karena elo yang biasanya bikin mood si bos jelek (3) Langit : Karena elo yang biasanya bikin mood si bos jelek (4) Keyra : Dasar senior-senior lucknut! Kayak kalian gak suka bikin bos ngamuk aja! Jam yang melingkar dipergelangan tangan Keyra sudah menunjukan hampir jam sebelas siang. Keyra menggelengkan kepalanya dan mendengus membaca chat terakhir dalam grup itu. Keyra baru saja kembali dari kantor Alga Food and Baverages setelah meeting dengan team yang berada disana mengenai rencana pembukaan cabang baru. Setelah membaca isi chat di grup sepertinya pergi ke Alga Food pagi tadi adalah keputusan yang tepat. Ia baru saja mengurangi waktunya berlama-lama dikantor yang bercuaca gelap hari ini. Suara Ryandra masuk ke dalam pendengarannya. Dalam hitungan detik, Keyra beranjak dari tempatnya dan pergi menuju lift lain. Bekerja di Algantara Group selama hampir dua tahun banyak mengasah kemampuan wanita itu dalam banyak hal seperti kemampuan melarikan diri secepat kilat dan ketajaman pendengaran khusus hanya pada Ryandra. Tanpa melihat kearah suara berasal, Keyra langsung bisa mengenali suara Ryandra dan tidak perlu memakan waktu lama, Keyra segera mengambil langkah seribu untuk menghindari bosnya itu terlebih ia sudah membaca isi chat dalam grupnya. Keyra merasa lega ketika dirinya sudah memasuki lift lain yang letaknya berada di bagian belakang. Tidak perduli ia harus mengambil jarak lebih jauh tapi dirinya tenang tanpa bertemu dengan bosnya itu. Apalagi menurut para seniornya cuaca hari ini gelap. Keyra berjalan dengan segera menuju ruangannya dan bernafas lega ketika mendapati dirinya bisa sampai di meja kerjanya tanpa bertemu dengan Ryandra. Namun perasaan itu nyatanya hanya bertahan beberapa saat ketika Langit keluar dari ruangan bos mereka dan memberi tahu Keyra bahwa bosnya itu memanggil dirinya. Keyra menghirup udara banyak-banyak sebelum masuk ke dalam ruang kerja bosnya. Keyra mengetuk pintu dan masuk kedalam. "Bapak panggil saya?" tanya Keyra dengan nada hati-hati. Ryandra tetap fokus pada dokumen yang sedang ia baca ketika berkata, "Kenapa kamu pindah lift?" Demi para Avangers yang menyelamatkan bumi dari Thanos. Kenapa bosnya ini suka mempertanyakan hal random. Perasaan Keyra tiba-tiba tidak enak mendengar pertanyaan bosnya itu. "Eh? Tadi saya nyari barang saya, Pak. Saya pikir jatuh di parkiran tapi ternyata enggak jadi saya lewat lift belakang. Soalnya lebih dekat dari pada saya jalan lagi ke depan." Ryandra mengangkat wajahnya kemudian menatap Keyra dengan pandangan menyelidik. "Report Mila sudah kamu periksa?" Keyra terdiam mencoba mengingat-ingat. "Em... Report yang mana ya, Pak?" Ryandra berdecak. Wajah Ryandra benar-benar gelap. "Kamu ke si Mila deh. Kamu cek kerjaannya, sebelum jam pulang kasih hasilnya ke saya. Kamu kan saya minta untuk bantu dia adaptasi. Dia masih baru jadi jangan main dilepas aja dong, Ra." Keyra mengepalkan tangannya. "Baik, Pak." "Cek email kamu juga. Ada proposal konsep resto baru. Kamu review dan buat reportnya, besok jam tiga kirim balik ke email saya." Keyra mengumpat dalam hatinya mendengar apa yang baru saja Ryandra sampaikan. "Baik, Pak." "Ya sudah, sana keluar kamu!" Ryandra mengusirnya dengan ketus. Keyra keluar dari ruangan Ryandra dan langsung menuju meja Mila. "Mila, lo baru kasi report sama si bos? Dikasih kerjaan apa lo sama si bos? Share sama gue. Gue disuruh cek kerjaan lo. Kalo lo ada bingung tanya gue. Demi keamanan hidup lo dan gue juga." Keempat seniornya memandang Keyra sesaat. Wajah Keyra ikut-ikutan gelap setelah keluar dari ruangan Ryandra. Keyra kembali ke kursinya dan menghela nafas panjang. Hilman: Aman Key? Keyra : Gelap. Bayu : Duh, kena lo di dalem? Emily : Sabar ya, Key. Keyra : Duh gue beneran pengen resign. Emily : Kesitu lagi deh bahasannya. Keyra tahu betul kalau sebagai b***k korporat pekerjaan tidak ada habisnya memang bukan hal yang aneh. Keyra juga paham bahwa bos akan selalu memberi banyak pekerjaan bagi karyawan demi memaksimalkan kemampuan karyawan yang sudah dibayar oleh perusahaan melalu gaji dan bonus. Keyra juga sadar betul bahwa pekerjaan sebagai b***k korporat akan berakhir saat dirinya memilih resign. Namun banyaknya pekerjaan Keyra terasa berlebihan. Keyra lebih banyak berada dikantor dibandingkan dirumah. Ryandra senang sekali memberinya banyak pekerjaan dengan deadline yang terkadang membuatnya harus lembur demi mengejar deadline yang Ryandra berikan, terlebih sikap menyebalkan Ryandra membuat Keyra jengah dan semakin mantap akan keinginannya untuk resign. "Ra... Ikut saya meeting ke luar ya." Ucapan Ryandra membuat Keyra menghela nafas panjang. Keyra menatap Ryandra yang kini berdiri di depan meja kerjanya dan sedang melihat tablet miliknya. "Serius Pak? Tapi saya ini mau periksa kerjaan Mila, Pak. Kata Bapak kasih hasilnya ke Bapak sebelum jam pulang." Ryandra memandang Keyra dengan tatapan datarnya. "Kamu kan bawa laptop." "Tapi, Pak..." "Kamu bisa periksa report Mila dijalan. Lagi pula masih ada banyak waktu sebelum jam pulang. Jangan buang waktu saya. Saya tunggu di lobby. Cepet jangan banyak alasan." Ryandra berlalu pergi meninggalkan ruangan setelah mengucapkan kalimat itu. Keyra mendengus kesal. "Udah jangan banyak bantah lo, Key. Inget cuaca hari ini. Jangan sampe badai." Keyra pasrah dan mengangguki ucapan Bayu. Secepat kilat Keyra membereskan barang-barangnya dan pergi meninggalkan ruangan untuk mengejar Ryandra. Keyra sampai tepat ketika mobil yang akan membawa mereka pergi sampai di lobby. Keyra masuk ke dalam mobil bersamaan dengan Ryandra. Keduanya duduk di kursi penumpang sementara Lukman duduk di kursi penumpang bagian depan. "Kenapa lemes gitu muka kamu? Masih sakit? Mau saya anter ke Diratama lagi biar diperiksa dulu?" Keyra mengumpat dalam hati. Benar kata Bayu, cuaca hari ini gelap dan mungkin akan badai. Bosnya bahkan mengungkit mengenai interviewnya padahal sudah beberapa hari berlalu. Mungkin diam adalah pilihan yang baik. "Kenapa diam aja? Jadi saya anter ke Diratama dulu?" Cuaca gelap bosnya menular pada Keyra. Keyra mendengus kesal. Diam pun salah. Akhirnya ia memilih meladeni bos gilanya itu. "Enggak usah, Pak. Dokternya lagi gak praktek disana. Prakteknya di Sampoerna. Bapak mau anter saya ke Sampoerna? Punya kenalan disana gak Pak? Biar saya bisa langsung masuk disana."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD