Wajah gadis itu terlihat panik. Keningnya mengerut dengan mulutnya yang tidak mampu menjawab secara gamblang. “Hah? Ja—jantung?” “Iya. Ini jantung kamu berdebar sekali. Apa, kamu punya penyakit jantung atau riwayat keluargamu?” tanya Ari dengan serius. Mati! Kenapa juga ini jantung berdebar kenceng banget. Ya ampun, Rheana mau ditaruh di mana mukamu ini? Please, jangan kenceng-kenceng debarnya. Rheana berusaha untuk tidak panik agar jantungnya bersikap aman seperti sebelum ada Ari. Ari yang semakin penasaran itu pun mendekatkan telinganya untuk mendengar langsung, tapi segera Rheana jauhkan kepala suaminya itu. Hih! “Kamu jangan memeriksa aneh-aneh ya!” bentak Rheana. “Jantung kamu kenceng banget debarannya. Kita ke rumah sakit aja gimana? Hari ini kebetulan ada profesor spesialis j