Tubuh lelaki itu tersungkur di atas lantai yang untung saja handuk yang melilit di pinggangnya masih utuh tidak sampai terlepas. Bisa bahaya keras kalau terlepas membuat pikiran gadis itu semakin mengira-ngira jika suaminya ingin berbuat asusila baginya. Ari mengeluh kesakitan sebab dia refleks tidak berpegangan apa-apa. “Sstt … kenapa kamu galak sekali?” “Galak? Hai, gadis mana yang tidak galak ketika ada lelaki yang menggrepe-grepe tubuhnya? Kan, aku udah bilang jangan sampai kamu buka-buka privasiku apalagi tubuhku dibuka seperti tadi dengan seenak jidatmu!” tolak Rheana yang meninggikan suaranya. Tiba-tiba kepalanya berdenyut karena merasa pusing. Tangannya memegang kepala lalu mendesis persis sama seperti suaminya tadi, “Sstt … ke—kepalaku kenapa pusing sekali?” Huh! Ari beranja