Ari mengeluh saat mendapatkan tamparan dari istrinya. Tangannya memegang pipi yang seketika memerah. “Kamu jangan kurang ajar sama saya.” “Justru aku yang bilang itu! Awas aja kalau sampai kamu mengabulkan permintaan Ayah, aku bisa bertindak semauku!” Rheana pergi meninggalkan Ari ke kamar. Dia segera masuk lalu mengambil bantal miliknya untuk tidak tidur di kamar itu. Lalu Rheana keluar lagi saat berpapasan dengan Ari di tangga. Ari pun mencegah lengan gadis itu. “Biar aku yang tidur di bawah.” Ari mengambil paksa bantal yang Rheana pegang. “Aku saja,” elak Rheana. Tapi, justru Ari mengambil paksa semua lalu turun kembali untuk tidur di sofa. Rheana akhirnya kembali lagi ke kamar untuk beristirahat. Sedangkan Ari, dia masih tidak bisa memejamkan matanya sebagaimana dia masih memiki