“Kenapa baru pulang? Dari mana saja kamu?” tanya Ari tegas. Mulutnya seketika gagu, sorot matanya tak mampu memandang wajah lelaki yang ada di hadapannya. “A—aku meeting sampai sore.” “Meeting? Sampai jam segini?” ucapnya lagi dengan menekan. “Iya.” Ari melirik tas yang dibawa gadis itu. “Itu apaan?” “I—ini hadiah pernikahan dari Hilda.” “Masuk!” Gadis itu melangkah melampaui Ari yang berdiri di samping pintu. Seketika dia dapat menghela napas dengan tenang. Gadis itu melepas jas kerjanya yang diletakkan di sofa. Saat Rheana melepaskan tas papper bag, Ari pun segera menyambarnya lalu mengecek apakah hadiah itu benar-benar dari asistennya atau tidak. Ari dapat mengecek jika apa yang dibeli istrinya barang mahal sedangkan Hilda mungkin antara harga barang dengan gajinya tak berbed