Saat hendak turun dari mobil, ponsel Keenan berbunyi. Saat melihat kalau Levi yang meneleponnya, Keenan memilih mengangkatnya terlebih dahulu. "Jingga, ini orangku yang sedang menyelidiki Fadel Akbar, tunggu sebentar ya. Aku angkat dulu," Keenan meminta izin Jingga. "Iya," Jingga mengangguk. Ia memperhatikan Keenan turun dari mobil dan bicara dengan serius. Ah, gagahnya... Dulu sesekali berpapasan dengan Keenan, tapi hatinya tidak berdebar seperti saat ini. Ia akui sosok Keenan memang menarik dan cerdas. Beberapa kali diam diam meliriknya. Tapi, ya itu saja. Sepertinya aku mungkin terlalu asyik sendiri. Jingga tersenyum. Tak percaya, hari ini, aku mengucap janji untuk selalu berada di sisinya. Jingga terus memperhatikan gerak gerik Keenan yang masih saja menelepon. Wajahnya s