Tak lama Jemma masuk ke ruangan private tersebut. "Aku berpapasan dengan Keenan, dia sudah pergi kembali ke kantornya. Jingga, aku akan meluangkan waktuku. Bahkan kalau perlu, aku tidak akan kembali ke kantor. Kita bisa bicara banyak hal.. Dan, harus kita bicarakan!" Jemma menatap sahabatnya. Ia menarik nafas panjang dan menggenggam tangan Jingga, "Aku, kangen sekali.." "Sama.." Jingga ikut menggenggam tangan sahabatnya itu. "Jem, aku tidak mengirim pesan itu. Aku bersumpah.." "Aku paham sekarang. Tapi, apa kamu ada dugaan siapa pelakunya?" Jemma bertanya perlahan. Ia ada dugaan yang mengarah pada suami Jingga. Jadi ia mencoba bertanya dengan hati hati. Jingga menghela nafas, "Satu satunya yang bisa menyentuh ponselku.. Ya.." Jingga tidak meneruskan ucapannya. "Aku tahu.. A