Bagian 17

1058 Words

Meylia melangkah keluar dari rumah mewah itu tanpa memberitahu siapapun. Entahlah, Meylia hanya ingin menenangkan diri. Jujur saja ia sedikit sakit hati, mungkin karena kehamilan membuat diriya semakin sensetif. Namun dari lubuk hatinya yang paling dalam, Meylia juga menyadari kesalahannya. Terlepas dari apa yang dilakukan oleh istri pertama suaminya, ia juga bersalah. Harusnya apapun alasannya ia tidak boleh menerima lamaran dari pria yang sudah jelas memiliki istri. "Hahh_" Meylia menghapus air matanya lalu mengelus perutnya. Sekarang keinginannya untuk memiliki seorang anak telah terkabul. Tapi kenapa sulit sekali bagi dirinya untuk bahagia. Seakan semua yang terjadi adalah hukuman bagi dirinya yang telah mengambil jalan yang buruk. "Mama harus bagaimana, nak?" Gumam Meylia lalu duduk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD