When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Salma terlihat sangat marah saat mendengar jawaban dari Fitri. Memang sangat masuk akal sekali, karena kemana lagi Gama pergi kalau bukan ke rumah istri keduanya itu. Ia melirik Melati, memastikan bahwa adiknya itu baik-baik saja tapi justru diluar dugaan, Mela sangat terlihat baik, tenang dan santai. Ia tak sedikitpun terkejut seakan-akan semua ini sudah biasa baginya. "Mel, maaf. Kamu baik-baik saja?" tanya Fitri merasa tak enak karena asal bicara. Ia tak menyadari bahwa ada Mela sebagai istri Gama yang berada diantara dirinya dan Salma. "Baik, Mbak. Memangnya kenapa?" tanya Mela justru merasa sangat bingung. Ia belum paham kemana arah bicara kakak iparnya itu. "Maaf, tadi aku membicarakan soal Gama yang--" "Oh karena itu Mbak merasa bersalah?" kekeh Mela membuat mereka berdua meloto