Kyouko masih terdiam mematung, ini seperti sebuah mimpi yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi. Tapi, melihat keseriusan yang tercetak jelas dari raut wajah kedua orang tuanya, ia yakin ini sama sekali bukan gurauan.
Dengan hati-hati Hayate menjelaskan awal dari semuanya. Ia mengambil nafas dalam dan mengembuskannya perlahan kemudian memulai kisahnya.
"Seorang wanita menghentikan mobil ayah waktu itu, ia memberikanmu pada ayah dan ibu dan meminta kami merawatmu. Ayah dan ibu sangat senang karena waktu itu memang belum memiliki anak." Hayate menghentikan sejenak penjelasannya selama beberapa saat kemudian kembali membuka suara. "Tapi bukan itu hal penting yang harus ayah sampaikan."
"Mak-- maksud ayah?" suara Kyouko seakan tercekat di tenggorokan. Ia menahan air matanya agar tidak mengalir deras. Tangannya masih bergetar dimana degupan jantungnya kian tak terkendali meski ia tidak tahu apa yang akan ayahnya katakan.
"Ibu kandungmu mengatakan bahwa nyawamu terancam saat usiamu memasuki usia 21 tahun. Dan ia meminta ayah untuk menjagamu semampu ayah," jawab Hayate seraya mengusap kepala Kyouko. Ia tak mengira hari ini tiba juga, hari dimana kenyataan ia katakan pada putri tercintanya.
"Lalu ... dimana ia sekarang?" tanya Kyouko dengan suara kecil dimana ia hanya bisa menunduk. Perlahan air mata mulai menetes jatuh membasahi kedua tangannya.
"Ayah tidak tahu, setelah memberikanmu pada ayah dia pergi begitu saja. Yang selalu ayah ingat adalah, dia meminta ayah merahasiakan bahwa kau adalah seorang keturunan klan Oda."
Deg!
Kyouko tidak tahu apa yang terjadi, tapi saat mendengar kata klan Oda, dadanya seolah kian bergemuruh.
"Ibu kandungmu itu juga mengatakan saat usiamu 21 tahun, kau akan memiliki tanda di dahimu, dan saat itu terjadi …" ucapan Hayate menggantung sesaat. "Nyawamu akan terancam," lanjutnya dengan menatap Kyouko nanar. Bagaimanapun juga ia telah menyayangi Kyouko layaknya anak kandungnya, mengatakan ini begitu melukai hatinya.
Naoko menangis, ia takut yang dikatakan ibu kandung Kyouko waktu itu akan terjadi. Ia teringat saat wanita itu memberikan Kyouko padanya dengan menangis dan memintanya merawat dan menjaganya sampai Kyouko dewasa juga melindunginya.
Kyouko terdiam dan seakan baru tersadar. Ia menyentuh dahinya yang tertutupi poni. Mungkinkah tanda ini ada hubungannya dengan apa yang dikatakan ayahnya? batinnya.
"Maaf jika kau baru mengetahuinya sekarang, Nak. Ibumu tidak ingin kau kecewa saat tahu semuanya dan meminta ayah merahasiakannya, ia begitu menyayangimu begitu juga ayah." Hayate memeluk Kyouko dan setitik air mata pun menetes melewati ujung matanya.
"Maafkan ibu Kyouko, ibu takut kau akan meninggalkan ibu dan mencari ibu kandungmu. Itulah kenapa ibu meminta ayahmu merahasiakan ini sampai kau dewasa. Ibu sangat menyayangimu seperti anak kandung ibu sendiri. Maaf kau baru tahu kebenaran ini sekarang. Kumohon, jangan berubah setelah kau tahu semuanya, bagaimanapun kau adalah Kyouko-ku." Naoko memeluk Kyouko erat, sangat erat dengan lelehan air mata mengalir deras.
"Ayah dan Ibu jangan khawatir, aku akan tetap jadi putri kalian." Kyouko mengusap lembut wajah Hayate dan Naoko dengan memejamkan mata. Meski ia terpukul akan kebenaran ini tapi ia akan mencoba menerimanya dan tetap menjadi Kyouko Mashiro seperti biasanya.
***
Saat ini Kyouko tengah menatap layar notebooknya, matanya dengan jeli membaca mengenai klan Oda seperti yang Hayate katakan.
The legend of Oda
Oda Clan
Oda's Clan Secreet
Extinction of Oda
Banyak sekali artikel yang membahas klan Oda namun semuanya sama, hanya membahas sebatas klan Oda adalah salah satu klan terkuat di Jepang pada masanya. Dan saat ini tidak lagi ditemukan keturunan Oda sejak 1 abad yang lalu.
Kyouko meraih tas punggung di atas meja dan bergegas menuju suatu tempat. Tujuannya adalah perpustakaan kota. Jika klan Oda adalah klan berpengaruh tentu ada buku sejarah yang bisa menjelaskan semuanya.
"Mau kemana, Sayang?" sapa Naoko saat Kyouko telah turun dan berpapasan dengan ibunya di ruang tamu.
"Aku harus ke perpustakaan, Bu. Untuk mengerjakan tugas," jawab Kyouko seraya mencium pipi kanan kiri ibunya dan berpamitan.
"Oh, baiklah. Hati-hati, Sayang. Jangan pulang terlalu malam," pesan Naoko dengan mengantar Kyouko sampai depan rumah.
"Uum. Aku berangkat, Bu." Kyouko masuki mobil dan melambai pada sang ibu. Menghidupkan mesin kemudian melaju meninggalkan area rumah keluarga Mashiro.
Dan disinilah ia sekarang, di perpustakaan kota yang berjarak setengah jam waktu tempuh dari rumah. Ia menghadap rak buku setinggi dua meter dengan ratusan buku yang tertata rapi berharap menemukan sesuatu. Ia mencari di rak sejarah agar lebih mudah menemukannya.
Menyisir satu demi satu buku, Kyouko dengan teliti memperhatikan setiap udul buku. Cari, cari dan cari, ia terus mencari dari rak teratas hingga rak terbawah namun nihil. Tak ada satu buku yang terdapat kata 'Oda'. Ia mendesah berat dan mulai putus asa. Sudah satu jam mencari hingga membuat kepalanya mau pecah namun nihil. Sampai tanpa sengaja matanya menangkap sebuah buku di sudut rak paling bawah. Terhimpit diantara dua buku besar. Entah darimana ia merasa tergerak untuk mengambil buku itu. Dan benar saja, buku dengan sampul yang sudah usang itu adalah buku yang membahas semua klan tertua dan terkuat di Jepang. Ia segera mengambilnya dan membawanya menuju tempat baca. Ia membacanya dengan seksama, tak ada satu kalimat pun yang terlewat saat membaca bab berjudul 'Oda Clan'.
Dalam buku diterangkan bahwa klan Oda merupakan salah satu klan terkuat pada masanya dengan kemampuan menyembuhkan diri dan hidup abadi. Namun seiring berjalannya waktu keturunan klan Oda terus berkurang. Selain karena perang, juga karena pemburuan yang dilakukan klan lain. Menurut mitos, kekuatan Oda untuk menyembuhkan diri dan hidup abadi dapat dimiliki orang lain dengan cara meminum darah dan memakan jantungnya.
Kyouko menutup mulut seketika, merasa mual saat membaca bagian memakan jantung dan meminum darah.
Dalam buku juga dijelaskan mengenai keistimewaan dan kelemahan klan Oda. Salah satu keistimewaannya ialah mereka bisa awet muda dengan cara meregenerasi kulit menggunakan kekuatan alam yang diolah dalam tubuh. Namun kelemahannya juga bertitik disana. Jika terus melakukan regenerasi maka akan mengikis perlahan kekuatannya dan membuatnya mati perlahan. Namun jika mereka menerima kondisi fisik sesuai usia maka mereka bisa hidup abadi.
Dikisahkan kepunahan klan Oda juga karena tindakan mereka sendiri yakni memilih memiliki wajah awet muda dan membuat kekuatan alam mereka perlahan cepat habis dan mati.
Kyouko membalik lembar terakhir namun harus menelan kekecewaan karena lembar itu telah hilang. Ada bekas sobekan yang membuatnya semakin penasaran di lembar terkhir itu. Ia menutup buku dan pikirannya semakin kacau sekarang. Jika yang dikatakan ayahnya benar bahwa ia adalah keturunan klan Oda, maka ia harus berhati-hati. "Tapi... itu hanya mitos dan ini sudah di zaman modern, masihkah ada yang percaya mitos itu?" batinnya. Tidak mungkin orang sekarang mau meminum darah dan memakan jantungnya agar bisa hidup abadi bukan?
Ia berdiri dari duduknya, membawa buku itu pada penjaga perpustakaan dan meminjamnya. Setelah persyaratan selesai ia memasukkan buku ke dalam tas.
Baru selangkah, baru selangkah melangkahkan kakinya keluar perpustakaan ia sudah dihadang dua pria bertubuh besar.
"Ikut kami," kata salah satu pria itu.
"Siapa kalian?"
Tanpa mengatakan apapun dua orang itu menyeret Kyouko menuju mobil hitam yang terpakir tepat di depan perpustakaan.
"Tolong! Tolong!" teriak Kyouko dengan meronta. Suasana area perpustakaan sangat sepi, sementara wanita tua penjaga perpustakaan yang melihatnya tak berani melakukan apapun.
"Lepaskan aku! Lepaskan aku!" Kyouko masih meronta dan menahan kakinya agar tak semakin mendekati mobil yang pintunya telah terbuka.
Bugh!
Duagh!
Sebuah tong sampah mendarat di kepala salah satu pria itu. Dan detik berikutnya satu pria yang lain tersungkur saat sebuah balok kayu mendarat di punduknya dengan keras.
Seorang pria segera menyeret Kyouko dan berlari meninggalkan dua pria itu. Pria yang baru saja mandi sampah segera membanting tong sampah itu dengan keras dan menggeram marah. Ia hendak mengejar Kyouko namun diurungkan saat melihat temannya telah terkapar.
"Sial!" teriak pria itu marah dan tak lagi melihat wanita incarannya.