Aku menatap punggung Farrel yang sandar-able, segera saja aku menaiki punggungnya, Farrel mengangkat tubuhku dengan mudah. “Kau berat sekali” cibirnya. “Berat badanku ideal, aku selalu berolahraga setiap hari” protesku tidak terima. “Bagaimana bisa kau akrab sekali dengan Bu Selvi tadi?” tanya Farrel. “Rahasia” jawabku. “Jangan jangan kau pake pelet?” kekehnya. “Jangan sembarangan, aku memang mudah disukai orang” ucapku sambil mencubit pipi Farrel. “Lepaskan! Atau ku lepaskan gendonganku” ancam Farrel. Segera aku melepaskan cubitanku dan mengeratkan pegangan tanganku dilehernya. Farrel tetap menggendongku saat menaiki lift sampai ke tempat dia memarkirkan mobilnya. “Bagaimana hasil meeting dengan vendor bahan baku tadi?” tanya Farrel sambil menghidupkan mesin mobil. “Lancar, aku