BAB 18. MENCARI KEBENARAN (1)

1007 Words
. . "Tanu, kamu sudah membuat janji dengan pemilik group Atmaja?" Tanya Dimas Sanjaya. Ayah dari Tanu Sanjaya. "Sulit sekali pa, sekretarisku baru tadi mendapat kontak sekretaris Pak Atmaja," sahut Tanu sedikit frustasi karena sejak beberapa bulan lalu pemilik Atmaja group belum bisa mereka temui. Padahal orang suruhan Tanu setiap hari menunggu di kantor Atmaja Group. Tapi tak pernah bisa bertemu. Untung saja tadi pagi sekretaris Tanu berhasil mendapat nomer kontak sekretaris pak Atmaja. Tak bisa menggunakan jalur biasa, sekretaris Tanu sampai mendekati salah satu pegawai di Atmaja group hanya untuk meminta kontak sekretaris dari pemilik Atmaja Group. "Pewaris Atmaja memang terkenal misterius. Tak banyak yang bisa bertemu dengannya. Usahakan terus pepet sekretarisnya untuk janji temu dengan pemilik Atmaja group. Asal kontrak kita disetujui maka jalan kesuksesan kamu di depan mata." Dimas tak mau putra semata wayangnya melepas kesempatan emas di depan mata. "Sudah kalian makan yang benar dulu. Jangan bicarakan bisnis di meja makan," protes Karina Sanjaya, istri dari Dimas Sanjaya. "Mending kamu bicarakan rencana pernikahan kamu dengan Sekar, jangan mempermainkan anak gadis orang," pinta Karina serius. Dia jengah dengan pertanyaan orang akan hubungan sang putra dengan anak gadis satu-satunya dari pengusaha dari Klan Kusuma. "Iya ma, setelah projek kita sukses kita akan bicarakan pernikahan kami dengan kedua keluarga," sahut Tanu sangsi. Entah kenapa dia tak bersemangat kalau membicarakan hubungannya dengan Sekar. Seakan ada yang janggal. Perasaannya hambar kepada Sekar. Akankah dia menikah dengan Sekar meski tak ada cinta di sana. Entah bagaimana ceritanya dia bisa bermalam dengan Sekar hingga wanita itu memintanya untuk bertanggung jawab? Sedang dia tak merasa pernah bercinta dengan wanita itu. Meski benar Tanu mabuk malam itu, tapi tak ada kilasan malam panas dengan Sekar dalam ingatannya. Itulah kenapa dia berusaha tidak mabuk, karena banyak hal yang dia lupakan. Tanu mencoba menggali ingatannya tentang malam itu. Tapi ingatannya hanya malam itu karena terlalu mabuk dan takut tingkahnya ketahuan kedua orang tuanya, dia memilih bermalam di hotel tak jauh dari club x. Tanu ingat sekali dia masuk ke kamar hotel seorang diri. Bagaimana bisa saat bangun ada Sekar yang kondisinya mengenaskan. Apa ada yang menjebaknya? Tapi siapa? Apa musuh bisnisnya? Saat di dalam kamar tidurnya Tanu menghubungi orang terpercayanya. "Apa sudah kamu dapatkan cctvnya?" Tanya Tanu langsung tanpa berbasa basi. "Sudah tuan, ada orang yang ssngaja merusak cctv di lantai tempat Anda bermalam. Tapi Anda tenang saja, saya sudah bisa memulihkan filenya. Dan tebakan Anda benar, tuan. Anda memang masuk ke kamar itu sendirian sampai pukul 5 pagi. Tepat pukul 5 pagi lebih 20 menit nona Sekar masuk ke kamar Anda. Tak lama sekitar tiga puluh menit terlihat kalian keluar dari kamar," lapor anak buah Tanu yang memang ahli IT. Itulah kenapa Tanu memintanya untuk menyelidiki kejadian malam itu. "Bisa kamu kirim filenya? Biar aku lihat sendiri. Terima kasih," pinta Tanu dingin. Dia sudah bisa menebak siapa yang sudah bermain-main dengannya. BERANI sekali bermain-main dengan TANU SANJAYA. Tanu geram sekali, kalau sampai tebakannya benar, tak akan dia biarkan orang itu dan keluarganya hidup tenang di negara X. Tak lama ponselnya berbunyi, rupanya notifikasi pemberitahuan email masuk. Gegas Tanu membuka file yang dikirim oleh orang suruhannya. Lelaki itu dengan fokus menatap ke layar ponselnya yang menampilkan detik demi detik kejadian malam itu tanpa kehilangan fakta satu detikpun. Apapun yang tersaji sangat penting buatnya. Sedikit saja petunjuk akan dia dapatkan. Dan Gotcha Detik saat Sekar masuk ke kamar tempat Tanu bermalam. Dia memindai penampilan Sekar saat masuk. Tak serapi saat dia bertemu pertama kali. Rambut Sekar juga acak-acakan. Seakan sebelumnya Sekar baru bangun tidur entah di mana. Tanu mengulang saat Sekar di luar kamarnya. Di memperbesar sosok Sekar. Memindai dari atas sampai bawah. Bingo. Sekar menggunakan sendal hotel. Itu artinya Sekar menginap di hotel yang sama dengan Tanu cuma beda kamar. Tanu tak mau gegabah. Dia tau musuhnya sangat licik. Dia harus mencari bukti lain. Karena berbekal video cctv itu saja tak menunjukkan apapun. Sekar masuk ke kamar Tanu memang tak lama hingga mereka berdua keluar. Dan kondisi Sekar terlihat memakai jas milik Tanu yang memang terlihat kebesaran saat dipakai SEKAR. Tapi berbekal hal itu saja tidak bisa membuktikan kalau mereka tak melakukan apapun di dalam sana. Bisa saja wanita licik itu mengaku kalau begitu dia masuk Tanu langsung menodainya. Apalagi saat keluar dari kamarnya baju Sekar sudah tak karuan bentuknya makanya dia melapisi pakaian tak layak pakai Sekar dengan jas miliknya. Arghh Geram Tanu. Dia frustasi dengan apa yang menimpanya kini. Tapi satu yang dia yakini kini, wanita itulah yang sudah menjebaknya. Apalagi saat Tanu terbangun, wanita itu bilang kalau mereka semalam melakukan hal gila karena dia mabuk. Padahal saat Sekar masuk ke kamar Tanu sudah pagi. Itu artinya dari situ saja wanita itu berbohong. Dan anehnya bagian organ intim Tanu memang lengket tapi hanya sedikit. Selain itu tak ada bekas spermanya di atas kasur. Hanya di bagian organ intimnya saja. Seakan memang hanya dioles. Karena memang tidak banyak. Tak mungkin kalau sampai kondisi Sekar yang penuh bekas percintaan itu tapi Tanu tidak banyak mengeluarkan s****a. Padahal selama ini saat dia bercinta dengan wanita manapun, Tanu menandai banyak tempat dengan spermanya. Sedang di kamar hotel tempatnya bermalam tak ada jejak spermanya, bekas spermanya hanya di k*********a saja. Itupun tak banyak. Tanu kian yakin kalau Sekar memang sengaja menjebaknya. Sekarang Tanu tinggal mencari bukti lainnya. Gegas dia menghubungi orang suruhannya tadi. "Cari di mana wanita itu malam itu bermalam dan dengan siapa?" Titah Tanu saat panggilannya tersambung. Begitu dia menyampaikan perintahnya, Tanu langsung mematikan panggilannya. "Kamu bermain-main dengan orang yang salah Sekar. Mau bermain licik hmm?" Gumam Tanu saat membaringkan tubuh lelahnya di atas ranjang king size miliknya sembari menatap langit-langit kamarnya. "Kamu membuat masalah dengan orang yang salah Sekar. Aku pastikan akan menghancurkan hidupmu dan juga keluarga besar kalian yang sangat kamu banggakan itu!" Ingatan Tanu tertuju pada pertemuannya dengan Bulan di bandara. Bagaimana Sekar sangat merendahkan wanita yang sempat menarik perhatian Tanu di pertemuan pertama mereka di club x. Bagaimana Sekar begitu membanggakan nama besar keluarga Kusuma. Sekar tak sadar, bagi keluarga Sanjaya keluarga besar Kusuma yang begitu dibanggakan Sekar tak berharga sedikitpun.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD