Part 4| You Are Mine

1238 Words
Matahari telah berganti menjadi bulan, seorang pria tampan selalu melakukan aktivitasnya di balkon kamar nya. Yaitu, merenung sambil menatap bintang bintang malam yang tampak dilangit. Pria tampan itu adalah barrack! Ayolah! Apakah kalian lupa? Sebelum dirinya tidur pulas menuju alam mimpi, ia pasti akan berbicara sendiri umtuk sang mommy. Barrack memejamkan matanya sejenak, lalu membuka matanya kembali, setelah itu menghela nafasnya dengan kasar. “Hai mom, Hoow are you? Aku sudah tumbuh dewasa berkat mommy dan daddy juga yang selalu mengurus ku hingga saat ini, kau tau mom? Aku menemukan seseorang yang bisa menghangatkan hati aku, namun aku masih ragu dan tidak tau harus berbuat apa. Jika aku sudah dapat memastikannya bahwa dia yang terbaik, aku akan segera memperkenalkannya dengan mommy. Besok DP nya dulu deh sebagai tanda perkenalan nya, hehe. Ohya, ngomong ngomong disana mommy sudah tidak sakit lagi bukan? Mommy tau ga? Kalau gadis yang aku temui itu hampir sama seperti mommy, dia baik, dia lembut saat berbicara dan aku bisa merasakan itu. Aku janji sama mommy akan memiliki dia seutuhnya. Apakah mommy setuju? Semoga saja mommy setuju jika aku dengan dia” ucap barrack panjang lebar seolah olah ada biancca sang mommy yang sedang mendengarkan keluh kesahnya. “Good night mom… I miss you so bad and I love you” ucap barrack kemudian ia masuk kedalam kamarnya. Sesampai di dalam kamar barrack langsung menghempaskan tubuhnya di kasur Kingsize, ia pun segera menuju ke alam mimpi. ~~~ Pagi ini barrack sudah rapih dengan seragam putih abu abunya. Setelah sudah rapih barrack langsung keluar kamarnya menuju ruang makan. Sesampai di sana ia melihat gadis yang ia bawa ke mansionnya kemarin sedang duduk di kursi meja makan, siapa lagi kalau bukan amanda. Amanda menoleh saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat kearahnya. “Pagi kak” sapa amanda sambil menampil senyum manisnya. “Hmm” jawab barrack hanya dengan gumaman saja sambil mendaratkan bokongnya di kursi kosong. “Dimakan kak sarapannya, aku udah masakin buat kak” ucap amanda sambil menyondorkan sepiring nasi goreng. Entah mengapa mendengar amanda memasak membuat emosinya meningkat. “Kamu masak” tanya brrack sambil menatap amanda dengan tajam. Amanda yang ditatap seperti itu hanya bisa berdoa dan menguatkan diri karna pria yang di hadapannya nampak menyeramkan. “Ehh… Iya kak” cicit amanda pelan. “Siapa?” tanya barrack datar. Amanda menatap barrack dengan bingung. “Maksudnya kak?” tanya amanda. “Yang nyuruh” ucap barrack. Amnada langsung apa yang dimaksud dengan barrack. “Engga ada yang nyuruh kok kak, orang aku sendiri yang mau masak buat kakak” ucap amanda. “Kamu bukan pembantu disini!” geram barrack. “Emm,,, Mendingan kakak sarapan dulu, keburu dingin makanannya” ucap amanda berusaha mengalihkan pembicaraan. Barrack menghela nafasnya untuk meredakan emosinya yang entah mengapa hampir tak bisa ia kontrol. Pelahan barrack menyendokan makanan buatan amanda kedalam mulutnya. “Maaf kalo engga enak” ucap amanda sambil tersenyum tipis. Barrrack hanya diam tanpa memperdulikan ucapan amanda, dirinya sibuk menikmati nasi goreng buatan amanda. “Lumayan” ucap barrack singkat. Amanda yang mendengar ucapan barrack pun menghela nafasnya lega. Setidaknya makanannya masih layak dimakan, alias tidak aneh rasanya. “Udah makan?’ tanya barrack, entah mengapa dirinya ingin sekali menanyakan hal itu pada gadis disebelahnya. Amanda hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. “Aku udah makan kok kak” ucap amanda. “Kapan?” tanya barrack. “Tadi sebelum kakak bangun. Sebenernya mau nungguin kakak tapi aku udah lapar duluan, hehe maaf ya kak” ucap amanda dengan nada tak enak. “Makan lagi” perintah barrack. “Tap—“ belum sempat menyelesaikan ucapannya barrack sudah memotong terlebih dahulu. “Gue engga mau tau!” ucap barrack dengan nada dingin. Mau tak mau amanda kembali menuruti ucapan barrack. Sebenernya ia bingung untuk apa dirinya berada di istana besar ini. “Iya kak” cicit amanda yang hanya bisa pasrah. “Good” ucap barrack dengan nada puas. Meja makan kembali hening hanya ada suara sendok yang saling beradu dengan garpu. Barrack sudah selesai dengan sarapannya, ia menatap amanda yang Baru saja menyelesaikan makanannya. “Gue berangkat sekolah dulu, lo jangan kemana tetep di mansion jangan sampe kabur!” ancam barrack. Entah mengapa barrack takut jika amanda pergi meninggalkannya. “Tap---“ lagi dan lagi barrack memotong ucapan amanda. “Engga ada tapi-tapian! Lo disini sampai gue pulang sekolah! Ada banyak bodyguard yang akan mengawasi lo!” ucap barrack datar. Amnda hanya busa pasrah dengan apa yang di ucapkan barrack, menundukan kepalanya tak berani menatap barrack. Melihat amanda yang seperti itu, barrack langsung mengangkat dagu amanda supaya menatap dirinya. “Maaf, geu begitu karna gue takut lo kenapa kenapa. Lo cukup nurut sama gue, jangan kemana mana sebelum gue pulang sekolah, gue mau kenalin lo sama seseorang setelah itu kita pergi ke mall untuk beli barang kebutuhkan lo” ucap barrack dengan nada sedikit lembut. Entah mengapa barrack spontan mengeluarkan kata-kata itu. “Kak, maaf tapi aku engga mau ngerepotin kakak. Ini semua udah lebih dari cukup” ucap amanda pelan, matanya sudah berkaca kaca menahan tangis. Amanda hanya tersenyum miris lalu menatap barrack dengan tatapan tak percaya. "Kita bahkan baru kenal kemarin dan kakak mengklaim aku sebagai pacar kak? Mustahil kak! Aku tau kakak bicara kaya gitu hanya kasihan kan sama aku?! Cukup kak! Aku engga mau lagi di kasihani oleh orang orang! Aku engga mau dibilang aku matre! Aku hanya orang miskin yang sekarang lagi beruntung di tolongin sama kakak!" ucap amanda dan seketika tangis amanda pecah. Barrack langsung memeluk amanda dengan erat, lalu mengelus rambut amanda dengan lembut. "Sttsss... Don't cry! Aku tulus sama kamu! Aku udah pikirin ini matang matang semalem. Mulai sekarang kamu pacar aku, dan mulai saat ini aku akan nanggung semua keperluan kamu" ucap barrack tulus. "Engga kak engga! Ini udah lebih dari cukup, kebaikan kakak udah cukup! Masih banyak wanita yang lebih baik dari aku, aku bahkan engga pantes buat kak! Aku udh hanya sampah kak!" ucap amanda histeris. Barrack masih setia memeluk amanda sambil mengelus elus punggung amanda agar tenang. Ia akan semaksimal mungkin membuat amanda yakin. 'Oh ayolah barrack! Ini cinta pertama mu! Kamu harus bisa memperjuangkannya!' ucap barrack dalam hati. "Udah sayang udah, jangan nangis! Aku engga suka, kamu itu pantes buat aku, aku yang nentuin itu. Jangan dengerin ucapan orang lain tentang dirimu, mereka hanya iri kepadamu. Udah ya jangan nangis lagi, aku janji aku bakalan jagain kamu, ayo sekarang aku anter kamu. Abis itu aku berangkat sekolah" ucap barrack lembut. Amanda yang sudah lelah hanya bisa mengangguk pasrah, barrack menggendong amanda seperti anak koala. "Kak turunin aku bisa jalan sendiri kok" ucap amanda yang masih sesenggukan. "Gpp aku engga mau kamu kelelahan" ucap barrack sambil menaruh kepala amanda di lekukan leher barrack. Tak lama hembusan nafas amanda mulai teratur bertanda amanda sudah tertidur. Sesampai di kamar tamu barrack langsung meniduri amanda di kasur king size dengan sangat hati hati. Setelah selesai barrack memakaikan selimut sebatas d**a amanda, tangan barrack terulur untuk mengelus rambut amanda. Cup! Cup! Cup! Barrack mendaratkan kecupan kecupan di kedua mata sembab amanda dan kening amanda. Ia menatap amanda dengan lembut. "Aku janji aku akan selalu ada buat kamu. Bahkan aku udah mulai sayang kamu! Aku sekolah dulu sayang! Jaga diri baik-baik" ucap barrack pelan. Sebelum dirinya keluar kamar, ia menyempatkan diri untuk mengecup pucuk kepala amanda dengan lembut. Cup! "I Love You! You Are Mine!” Ucap Barrack sambil meninggalkan kamar tamu yang di tempati oleh amanda.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD