Hariku kembali seperti semula, awanku kembali kelabu dalam sekejap setelah perdebatanku dengan Jasmine terjadi di pagi yang awalnya kuanggap cerah. Mempengaruhi perasaanku dan semua hal yang akan kukerjakan. Di setiap langkah menyusuri ruang kerja, mulutku terus mengucapkan sumpah serapah untuk diriku sendiri. Tidak akan seburuk ini jika bukan aku yang membuat api di antara kami menyala. Sepertinya, aku memang mudah sekali membuat sesuatu menjadi tak terkendali. Apakah ini kemampuan terpendam yang sebenarnya kumiliki? Sesuatu yang harusnya tidak perlu dibanggakan. Sesekali karyawan kantor yang berpas-pasan menyapaku. Kami hanya bertukar senyum singkat dan setipis tisu. Beberapa melebarkan senyum mereka selebar samudera, beberapa lagi seperti phobia terhadap senyu