Setelah beberapa puluh menit berlalu bukan berarti aku sudah memaafkan apa yang Zelia lakukan padaku di depan Ayah. Hatiku masih mengganjal rasanya dan sedikit ada dendam di sana. Aku tidak tahu bagaimana menghapusnya terlebih lagi itu karena perempuan yang membuatku tak bisa hidup tenang.
Atau kemungkinan paling buruk, dendam itu akan menetap di sana. Sampai dia sadar sendiri untuk pergi.
Aku tahu. Bahkan tahu bahwa dendam itu tidak baik. Masalahnya, aku tidak bisa mengotrol diriku sendiri untuk tidak. Terkadang, seseorang merasakan hal semacam itu kan? Tidak bisa mengontrol apa yang tidak ingin dia lakukan.
Kemanapun Zelia membawaku kali ini, di dalam mobilnya bersama satu supir yang setia menyetir--aku akan mencoba menuruti kemauannya.
Kurasa, aku harus lebih mudah menerima apa
