Bab 59. Sore yang Hangat

1453 Words

Luna langsung memerah mendengar ucapan Dimas. Baginya ini terlalu cepat. Bukankah Dimas ingin mengatakan ini pada Hendra setelah pesta besar? Ia merasakan tatapan haru Hendra terarah padanya. Dan Dimas dengan cepat merangkul bahunya. "Kamu emang harus nikahin Luna. Dia gadis yang sangat manis dan baik," kata Hendra dengan nada bangga. "Makasih, Luna. Kamu adalah menantu terbaik di keluarga Erlangga." Luna menoleh pada Dimas dengan malu-malu. "Kami baru berencana. Belum mau menikah dalam waktu dekat." "Ehm, ya." Dimas menyahut. "Kami baru merencanakan ini tadi. Jadi ... kami mau pesta papa berjalan lancar dulu. Baru kami yang akan melakukan pernikahan." "Terserah kalian berdua aja. Papa yakin, pernikahan ini akan menjadi momen yang paling ditunggu oleh semua orang," kata Hendra. Ia meng

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD