Bab 47

1533 Words
Kyra menatap pantulan dirinya di cermin. Keadaanya sangat buruk. Kyra menghembuskan napasnya dengan kesal. Percakapan yang dia lakukan dengan Kalila kemarin malam masih mengganggu pikiran Kyra hingga pagi ini. Iya, kyra bahkan tidak tidur semalaman. Revan. Kenapa Kalila juga menyukai Revan? Ada apa ini? Kenapa mereka menyukai orang yang sama? Selama ini Kyra memang sering mendatangkan masalah untuk Kalila, tapi Kyra tidak pernah menyangka jika dia akan mendapatkan masalah yang sama dengan Kalila. Kenapa harus Revan? Kyra tahu jika keberadaannya tidak akan pernah bisa diterima oleh Revan, tapi Kyra tidak akan menyerah begitu saja. Kyra terbiasa dengan keadaan yang keras dan sulit, Kyra sering dihancurkan tapi hingga saat ini dia masih berdiri sekalipun dengan keadaan yang sangat memprihatinkan. Kyra yakin jika Revan akan langsung menjauh ketika melihat Kyra datang. Sayang sekali, tampaknya Kyra telah kalah dalam mengambil langkah. Kalila berada jauh di depannya dan sampai sekarang Kyra masih belum tahu harus melakukan apa. Revan sepertinya juga lebih menyukai Kalila. Astaga, apa yang harus Kyra lakukan? Kyra menghembuskan napasnya dengan kesal. Di dunia ini, kenapa semua orang hanya menyukai Kalila? Apakah mereka tidak tahu jika Kalila adalah manusia naif yang sangat tidak berguna? Sial! Kalila memang sangat menjijikkan. Sepertinya kali ini mereka akan benar-benar berperang. “Lo pasti lagi mikirin Kalila” Lagi-lagi Khansa datang dari pintu kaca yang ada di depan Kyra. Kyra masih mengingat dengan jelas bagaimana pertemuan terakhir mereka terjadi. Kyra menatap Khansa yang tampil seperti kebiasaannya. Jaket kulit hitam, sepatu boots, dan kalung rantai juga cincin di jari telunjuknya. “Gue tahu sih, kita emang nggak pernah ada kerjaan, ya? Tiap kali kita ketemu, kita harus bahas masalah Kalila..” Kata Khansa. Kyra mendengus dengan kesal. Memangnya siapa yang ingin membahas masalah Kalila? Sungguh, Kyra sudah menghabiskan waktu semalaman untuk memikirkan Kalila, Kyra tidak ingin membuang waktunya sia-sia. Memangnya siapa Kalila sehingga Kyra harus terus memikirkan tentangnya? Dunia ini tidak berputas mengelilingi Kalila. “Kali ini gue ada berita penting buat lo. Lo mau denger nggak?” Tanya Khansa. Kyra menggelengkan kepalanya dengna pelan. Bagi Kyra, Khansa memang sering datang untuk mengganggu dirinya, tapi Kyra sering bersyukur karena dengan kedatangan Khansa maka Kyra tidak akan selalu sendirian. Kyra selalu menghabiskan waktunya dengan merenung sendirian, hingga akhirnya Khansa datang. Mereka menjadi... entahlah.. Teman? Tidak, mereka bukan teman.  “Oke, kalo gitu lo aja yang cerita. Lo habis berantem sama Kalila pasti..” Kata Khansa. Kyra menutup matanya dengan pelan. Kyra merasa sangat pusing sekarang, dia butuh obat dan juga istirahat, tapi Kyra sama sekali tidak bisa tidur sejak malam. Ada banyak hal yang terus mengganggu pikiran Kyra sehingga dia tidak bisa tidur dengan tenang. Salah satunya adalah Revan. Apa yang Revan lihat dari Kalila? Apakah Revan belum tahu jika Kalila adalah gadis yang sangat naif? Kalila sama sekali tidak berguna, seharusnya dia tidak mendapatkan kesempatan untuk hidup. “Atau tentang Revan?” Tanya Khansa dengan santai. Kyra mendengus pelan. Kenapa Khansa seakan bisa melihat pikiran Kyra? Tidak ada pilihan lain, Kyra memang harus mengatakan semuanya kepada Khansa karena Khansa berhasil menebak isi kepalanya. “Revan suka sama Kalila. Gue kalah..” Kata Kyra dengan pelan. Kyra tidak pernah suka mendapatkan kekalahan, tapi sayangnya selama ini Kyra selalu kalah dari Kalila. Iya, semesta seakan ingin menghukum Kyra dengan membuat dirinya ada di tengah Kalila dan Revan. Sial! Ini sangat menjijikkan. Kenapa Kalila harus mengenal Revan? Kalila selalu mengambil segala hal yang Kyra inginkan. Apakah sekarang Kyra harus diam saja? “Gue udah bilang sama lo. Kita nggak akan pernah menang. Semua orang jelas lebih suka sama Kalila dibanding sama lo” Kata Khansa. Kali ini Khansa sama sekali tidak ingin membuat keributan apapun. Kyra hanya diam saja ketika dia mendengar kalimat menyakitkan yang dikatakan oleh Khansa. “Lo pernah tahu rasanya ditolak nggak?” Tanya Kyra dengan pelan. Khansa tertawa ketika dia mendengar pertanyaan Kyra. Perempuan itu tampak tidak percaya jika Kyra memberikan pertanyaan konyol pada dirinya. “Lo tahu sendiri kalo kita itu orang-orang yang ditolak sama dunia. Nggak ada yang mau nyebut kita sebagai manusia” Kata Khansa. Kyra menganggukkan kepalanya. Memang sangat menyedihkan, tapi begitulah adanya. Tidak pernah ada orang yang mau menerima keberadaan Kyra. Semua orang selalu mementingkan Kalila. Ya, Kenzo dan Ilora juga seperti itu. Kyra sudah terbiasa dengan semua penolakan yang diberikan oleh dunia. Ya, bahkan Kyra sendiri sering mendapatkan penolakan dari pikirannya sendiri. Apakah memang tidak ada orang yang mau peduli dengan keberadaan Kyra? “gue tahu gimana perasaan lo. Tapi buat apa sih lo ganggu hidupnya Kalila. Udahlah, biarin aja dia sama Revan. Gue yakin lo—” “Gue suka sama Revan. Lebih dari itu, gue bunuh dia, gue butuh dia buat selametin hidup gue..” Kata Kyra dengan pelan. Apakah memang tidak ada yang menginginkan Kyra? Satu-satunya orang yang Kyra inginkan ternyata juga tidak menginginkan dirinya. Semuanya hanya memikirkan tentang Kalila. Sedikit saja, apakah tidak pernah terlintas di pikiran mereka tentang bagaimana keadaan Kyra? Apakah Kyra masih ada? Apakah Kyra sendirian dan kesepian? Astaga, kenapa semua orang seakan terus menyudutkan Kyra agar Kyra segera pergi? “Apa yang lo mau, Kyra? Dia nggak akan pernah mau lakuin itu. Kalaupun bisa, dia bakal berharap kalo lo musnah dan menghilang dari kehidupan Kalila” Kata Khansa. Lagi-lagi Kyra harus mengakui jika apa yang dikatakan oleh Khansa memang sangat benar. Dunia in terlalu kejam untuk Kyra. Tapi Kyra tidak akan menyerah. Memangnya mereka siapa? Selama ini Kyra yang selalu menyelamatkan Kalila yang pengecut itu. Kyra selalu mendapatkan banyak pukulan di tubuhnya, Kyra menangis sendirian dan menahan semua rasa sakitnya sendiri. Dimana Kalila saat itu? Dia bersembunyi karena dia terlalu pengecut. Kalila sangat naif. Dia berharap jika dosanya bisa diampuni jika dia menerima semua hukuman itu. Sayangnya, selama ini justru Kyra yang harus menerima hukuman atas kesalahan Kalila. “Gue bakal bikin dia lupa sama Kalila. Wajah gue dan Kalila jelas lebih cantik gue. Revan pasti bakal lebih suka sama gue..” Kata Kyra sambil menatap ke arah cermin. Terdengar suara Khansa yang tertawa dengan keras sehingga membuat Kyra menatapnya. “Lo bilang apa? Lo lebih cantik dari Kalila? Kalian itu punya wajah yang sama. Nggak ada yang lebih cantik diantara lo dan Kalila. Wajah kalian sama!” Kata Khansa sambil tetap tertawa. Kyra menatap Khansa dengan kesal. Sama? Astaga, Kyra jelas jauh lebih cantik dibandingkan dengan Kalila. Kadang, ketika melihat gaya pakaian Kalila, Kyra jadi merasa geli sendiri. Kalila memang sangat menyedihkan dan menjijikkan. Kyra tidak habis pikir jika Revan akan tetap memilih Kalila nanti. Sudahlah, bukan hal yang sulit untuk mengubah pikiran Revan. Untuk saat ini Revan pasti akan sering memberikan penolakan, tapi setelah terbiasa dengan keberadaan Kyra, Revan tidak akan memberikan penolakan lagi. Iya, begitulah.. Kyra hanya perlu sedikit berusaha saja. “Gue lebih cantik dari Kalila. Kalo lo nggak terima, lo boleh pergi sekarang juga” Kata Kyra dengan santai. Khansa hanya diam saja. Ya, akhirnya Khansa pasti juga akan setuju dengan kenyataan itu. Faktanya, penampilan Kalila memang sangat menggelikan. “Gue ketemu seseorang” Kata Khansa dengan tiba-tiba. Kyra mengernyitkan dahinya. Apa yang Khansa katakan? Dia bertemu dengan siapa? “Gue ketemu seseorang di rumah sakit. Sama kayak gue, dia juga rada gila” Kata Khansa. Apakah Khansa ingin mengatakan jika sekarang dia juga sedang jatuh cinta? Astaga, sangat sulit dipercaya. Jika Khansa juga jatuh cinta, maka drama ini akan semakin menarik saja. Kyra tersenyum miring sambil menatap Khansa. Sejujurnya Khansa juga sangat suka membuat masalah. Khansa adalah yang paling sering membuat masalah. “Siapa?” Tanya Kyra dengan santai. Khansa mengendikkan bahunya dengan pelan sehingga membuat Kyra jadi kebingungan. “Gue nggak sempet tanya nama dia. Gue nggak tahu kalo gue harus tanya nama dia. Biasanya cowok yang lebih dulu tanya nama gue.. Gue cantik, harusnya dia yang tanya nama gue” Kata Khansa. Kyra tertawa pelan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Khansa. Dasar bodoh! “b*****t!” Maki Kyra sambil terkekeh. Khansa tampak tertawa pelan. Entahlah, kali ini sepertinya Khansa juga ingin membuat masalah. “Lo tahu, gue emang cantik, Kyra. Jangan nolak fakta itu” Kata Khansa. Kyra mengendikkan bahunya. Khansa bisa mengatakan apapun yang dia inginkan, Kyra sama sekali tidak peduli. “Gue mau ketemu lagi sama dia. Kayaknya kali ini gue yang harus tanya nama dia” Kata Khansa. Kyra menganggukkan kepalanya. Entahlah, seumur hidupnya Kyra juga tidak pernah berkenalan dengan orang asing. Ya, lagipula siapa yang mau berkenalan dengan perempuan yang memiliki wajah menyeramkan seperti Kyra? Sudahlah, Kyra juga tidak ingin mengenal siapapun. “Gue butuh bantuan lo, Kyra” Kata Khansa dengan pelan. “Apa?” Tanya Kyra. “Gue mau ke rumah sakit. Gue harus lihat keadaan cowok itu karena pas kita ketemu, dia mau bunuh diri” Kata Khansa. Khansa memang selalu memiliki cerita menarik untuk didengar. Kyra sama sekali tidak mengira jika Khansa akan bertemu pria dengan cara yang sangat tidak biasa. “Boleh gue pinjem sesuatu dari lo?” Tanya Khansa. Kyra tertawa pelan. “Boleh.” Jawab Kyra. Kyra tahu jika Khansa akan membuat masalah ini jadi lebih menarik lagi. Iya, memang beginilah cara kerjanya. Kalila akan berusaha untuk memperbaiki segalanya, tapi Kyra akan selalu mencari cara untuk membuat masalah. Kali ini juga akan seperti itu. Kalila harus tahu jika dia sama sekali tidak pantas untuk bertahan.      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD