Bab 17

1352 Words
Kalila menatap ke layar ponselnya yang masih menyala setelah beberapa menit lalu dia memberanikan diri untuk mengirimkan pesan singkat kepada Revan. Jujur saja Kalila sudah menghabiskan waktu selama lebih dari dua jam hanya untuk memikirkan apa yang harus dia katakan di pesan singkatnya. Kalila tidak pernah melakukan semua ini sebelumnya, itulah sebabnya Kalila merasa kebingungan. Apakah Kalila akan terlihat sangat menggelikan jika dia mengirimkan pesan singkat kepada Revan? Masalahnya hingga saat ini Revan masih belum menjawab pesan singkatnya padahal sudah ada tanda jika Revan telah membaca pesan itu. Astaga, apakah Revan menjauhi dirinya? Apakah Kalila melakukan kesalahan sehingga Revan tidak mau lagi berhubungan dengan Kalila? Kalila mencoba untuk tetap berpikiran positif karena seingatnya, terakhir kali mereka bertemu kemarin sore, semuanya masih baik-baik saja. Sama sekali tidak ada kesalahan yang Kalila lakukan sehingga seharusnya Revan tidak marah pada dirinya. Oh Tuhan, bagaimana jika Kyra sudah menemui Revan? Tidak, tidak.. itu sama sekali tidak mungkin. Sekalipun Revan pernah menyelamatkan Kyra ketika dia akan bunuh diri, Kyra pasti tidak mengenal Revan. Tidak, mereka tidak boleh saling mengenal ataupun saling bertemu lagi. Kalila akan melakukan apapun untuk mencegah hal itu terjadi. “Kalila? Ada apa? Kenapa kamu terlihat sangat gelisah?” Tanya Ilora yang sedang duduk di samping Kalila. Kalila mencoba tersenyum lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan. Tadi pagi keadaan Kalila cukup kacau sehingga Ilora melarang Kalila untuk datang ke kampus. Iya, Kalila juga merasa jika dia tidak bisa datang ke kampus dengan keadaannya tadi pagi. Sekarang Kalila memang sudah merasa jauh lebih baik. Tapi tetap saja, Kalila harus tetap berhati-hati karena sekarang Kyra bisa saja menyerangnya kapanpun dan dimanapun. Oh Tuhan, Apakah Kalila memang harus kembali mengurung dirinya di dalam rumah ini hingga Kyra benar-benar pergi seperti dulu? Kalila sudah melihat bagaimana indahnya dunia perkuliahan. Kalila memiliki beberapa teman yang dikenalkan oleh Revan, Kalila juga memiliki teman bernama Sila, juga ada Revan yang membuat kehidupan Kalila terasa lebih menyenangkan. Tidak, Kalila tidak ingin kembali mengurung dirinya di rumah ini hanya karena dia merasa takut akan kedatangan Kyra. Dulu Kyra memang hadir sebagai penolongnya, tapi lama-kelamaan, Kyra malah menjadi ancaman terbesar di dalam hidupnya. “Apakah ada masalah?” Tanya Ilora. Kalila menggelengkan kepalanya dengan pelan. Kalila sudah sangat beruntung karena dia mendapatkan keluarga yang sangat baik kepadanya. Sejak kedatangan Ilora da n juga Kenzo, kehidupan Kalila sudah berubah menjadi sangat baik. Kalila ingin menyelesaikan masalahnya dengan cepat agar dia tidak merepotkan kakaknya lebih lama lagi. Apalagi sebentar lagi Ilora akan memiliki bayi. Kalila harus mulai mengurus hidupnya sendiri. “Tidak, kak. Aku hanya sedang menghubungi temanku saja..” Kata Kalila dengan tenang. “Apakah Revan?” Tanya Ilora. Kalila menatap Kakaknya lalu menggelengkan kepalanya. Astaga, kenapa kakaknya bisa tahu segalanya padahal Kalila sama sekali tidak mengatakan apapun. Ilora tampak sangat senang ketika tahu Kalila dekat dengan Revan. Ilora mungkin merasa khawatir dengan Kalila dan dia merasa tenang ketika tahu ada seseorang yang bisa dia percaya untuk menjaga Kalila ketika Kalila sedang di kampus. Masalahnya, sekalipun Kalila juga senang akan pertemanannya dengan Revan, Kalila tetap merasa tidak tenang. Ilora meminta Kalila untuk mengatakan segalanya kepada Revan, Kalila tidak ingin melakukan hal itu. Mungkin akan lebih baik jika sekarang Kalila sedikit menjauhi Revan juga sedang bersama dengan kakaknya. Entahlah, ini adalah pemikiran yang tidak masuk akal, tapi Kalila akan tetap melakukannya. “Bukan? Lalu siapa?” Tanya Ilora dengan pandangan penasaran. “Aku punya beberapa teman di kelasku. Aku bertanya pada mereka apakah ada tugas penting dari dosen. Hari ini aku tidak masuk kelas, aku pasti ketinggalan pelajaran” Kata Kalila. “Kamu tidak perlu khawatir, kamu anak yang pandai Kalila. Kakak yakin kamu pasti bisa mengejar materi kuliahmu yang tertinggal..” Kata Ilora. Kalila tersenyum ketika mendengarkan pujian dari kakaknya. Ilora memang kakak yang sangat baik. Kalila senang karena Kenzo menikah dengan wanita baik seperti Ilora. Kakaknya itu akan selalu bahagia jika dia hidup bersama dengan Ilora. “Kamu akan baik-baik saja, jangan khawatir. Kakak akan selalu menjaga kamu. Kita akan menemui dokter Harmono di akhir pekan nanti, kakak sudah membuat janji dengannya. Jangan khawatir, tidak akan ada yang bisa menyakitimu, Kalila.. tidak lagi..” Kata Ilora sambil memeluk Kalila. Kalila tidak tahu kenapa setelah sekian lama dia hidup di dalam kesengsaraan, akhirnya Kalila bertemu dengan kakaknya yang sangat baik. Mereka berdua menyayangi Kalila sekalipun mereka tahu jika Kalila memiliki kekurangan di dalam hidupnya. Kalila tidak benar-benar sempurna.. tapi mereka tetap menyayangi Kalila. Mereka melindungi Kalila dari segala bahaya yang mengancam dirinya, termasuk dari kepingan dirinya yang lain, Kyra. Kalila tidak menyangkan jika Kyra akan kembali dan melakukan tindakan yang membahayakan seperti bunuh diri. Sungguh, Kalila memang ingin menghilangkan Kyra, tapi bukan dengan cara membunuhnya. Kalila menarik napasnya dengan pelan. Setiap kali membicarakan tentang Kyra, Kalila selalu merasa dadanya sesak. Tidak, Kalila harus mengendalikan dirinya sendiri. Tidak, Kalila tidak boleh seperti ini.. “Kak, bagaimana jika aku tidak baik-baik saja?” Tanya Kalila dengan pelan. Ilora langsung menolehkan kepalanya lalu mengernyitkan matanya. Ilora tersenyum dan tentu saja senyuman itu membuat Kalila merasa sangat tenang. Oh Tuhan, anak yang sedang dikandung oleh Ilora akan menjadi anak yang paling beruntung karena dia akan memiliki ibu yang baik seperti Ilora dan ayah yang hebat seperti Kenzo. “Tenang saja, tidak ada hal yang tidak bisa membaik. Asalkan kamu mau berusaha, keadaanmu akan semakin baik. Di sini ada Kakak, kakak akan selalu mendukungmu Kalila. Jangan merasa khawatir ataupun putus asa. Kakakmu sangat menyayangimu, begitu juga dengan diriku, kami berharap banyak padamu..” Kata Ilora dengan tenang. Kalila tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dengan pelan. Kenzo menyelamatkan hidup Kalila dan kakaknya itu membawa Kalila datang ke sini. Ketika berada di rumah ini, Kalila mendapatkan perlakuan yang sangat baik dari Kenzo dan Ilora. Sekarang adalah saat yang tepat untuk membalas semua kebaikan mereka. Kalila harus tetap berjuang, Kalila yakin kalau keadaannya tidak akan membaik dengan cepat, tapi Kalila tidak akan pernah menyerah. “Kalila, kalau ada sesuatu yang buruk, tolong jangan sembunyikan dari Kakak. Kakak tidak bisa mengerti segala hal darimu jika kamu tidak berbicara dengan Kakak. Kalila, kamu tahu dengan benar bagaimana Kyra, dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Kalau Kyra sampai datang, tolong beri tahu Kakak” Kata Ilora. Kalila menganggukkan kepalanya dengan cepat. Tidak, Kalila tidak akan membiarkan Kyra kembali datang. Kalila tidak akan membiarkan hal buruk kembali terjadi di dalam hidupnya. Sudah cukup banyaknya masalah yang harus Kalila tanggung karena keberadaan Kyra di sekitarnya, kali ini Kalila tidak akan membiarkan Kyra kembali berkuasa. Di dunia ini sama sekali tidak ada tempat untuk Kyra, seharusnya Kyra tahu akan hal itu. “Kak, terima kasih karena sangat baik kepadaku. Aku tidak tahu bagaimana hidupku jika Kakak tidak ada di sini..” Kata Kalila dengan pelan. Ilora tersenyum lalu memeluk Kalila dengan erat. Kalila tahu jika Ilora adalah orang yang sangat baik. Lewat pelukannya saja Kalila bisa merasakan ketulusan yang diberikan oleh wanita itu. Tuhan, apapun yang terjadi, Kalila ingin segala hal yang berbaik untuk kehidupan Kakak dan Kakak iparnya. Mungkin Kalila memang harus menjalani kehidupan yang sulit. Iya, Kalila menerima takdir itu karena dia memang harus menjalani semua ini sebagai hukuman atas kesalahan yang dia lakukan di masa lalu, tapi tolong jangan ada hal buruk yang mendatangi kehidupan Kakak dan Kakak iparnya. Mereka adalah orang yang sangat baik, Kalila tidak akan rela jika ada yang menyakiti dua orang yang paling dia sayangi itu. Kalila bahkan tidak mendapatkan cinta sebesar ini dari ibunya. Kalila merasa menemukan kehidupan yang sebenarnya ketika dia datang ke rumah ini bersama dengan Kenzo. Kakaknya memberikan kembali napas yang selama ini tidak Kalila miliki. Lalu Ilora membuat segalanya jadi semakin sempurna. Kedua kakaknya itu sangat baik. “Kakak sangat menyayangimu. Jangan menyerah pada keadaan ini. Kakak akan selalu mendukungmu, Kalila.. Kamu adalah yang terbaik. Hatimu sangat baik seperti Kakakmu, kamu tidak pantas hidup menderita. Jangan khawatir, semua ini akan segera berlalu dengan cepat. Setelah itu, kita akan selalu tersenyum ketika mengingat masa yang menyedihkan ini” Kata Ilora dengan tenang. Kalila harap apa yang dikatakan oleh Kakaknya memang akan segera terjadi. Sering kali Kalila merasa tidak yakin jika akhirnya dia bisa menghadapi semua ini, tapi Kalila tidak memiliki pilihan lain. Sesulit apapun keadaan, Kalila akan tetap berjuang.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD