Bab 22

1412 Words
“Hari ini sepulang kuliah aku akan pergi bersama dengan Revan, Kak. Kakak jangan menungguku makan karena kata Revan aku akan makan bersama dengan dia.” Kata Kalila sambil menatap Kakaknya yang sedang duduk di sampingnya. Hari ini Kalila memang tidak ada kuliah pagi, Kalila akan kuliah pukul 11 siang jadi dia masih memiliki waktu untuk bersantai dan menonton televisi bersama dengan kakaknya. “Kalian jadi pergi untuk mencari kado?” Tanya Ilora. Kalila menganggukkan kepalanya. Kalila merasa sangat senang karena Revan mengajak dirinya untuk mencari hadiah istimewa yang akan Revan berikan kepada Kakaknya. Sebenarnya ini adalah hal yang sangat asing untuk Kalila, tapi Kalila tetap merasa senang. Revan adalah teman yang baik, Kalila suka pergi bersama dengan Revan. “Kalau begitu nanti tolong belikan sepatu untuk Nessa. Dia teman Kakak, jadi Kakak juga harus memberikan dia hadiah..” Kata Ilora dengan santai. Kalila menganggukkan kepalanya. Kalila sudah mengatakan pada Revan jika sebaiknya mereka memberikan barang-barang fashion kepada Nessa. Kata Ilora, Nessa adalah seorang wanita yang sangat menyukai Fashion. Pasti akan sangat menyenangkan jika kita mendapatkan hadiah yang kita sukai, bukan? “Apakah aku juga harus memberikan hadiah, Kak?” Tanya Kalila. Kalila sama sekali tidak pernah menghadapi situasi semacam ini sehingga dia sama sekali tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Kalila sudah terlanjur tahu jika Nessa akan berulang tahun besok. Apakah sebaiknya Kalila memang membelikan hadiah? “Terserah padamu Kalila, jika kamu memang ingin memberikan hadiah, itu pasti akan sangat baik” Kata Ilora. Kalila menganggukkan kepalanya dengan pelan. Nanti Kalila akan membeli sebuah hadiah sederhana yang akan sangat berkesan untuk Nessa. Ya, sepertinya begitu saja.. “Sepertinya kamu sangat senang karena akan pergi bersama dengan Revan” Kata Ilora sambil tertawa. Kalila tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Iya, Kalila memang sangat senang karena dia akan pergi bersama dengan Revan. Revan itu teman yang sangat baik, Kalila senang bersama dengan Revan. “Revan sangat baik, dia sudah memperkenalkan aku beberapa temannya. Saat ini aku punya banyak teman di kampus” Kata Kalila sambil tersenyum. “Kakak senang kalau kamu sudah mulai memiliki teman. Kalila, jangan terus-menerus menjadi anak yang pemalu, kamu sudah dewasa, kamu harus berani..” Kata Ilora. Kalila sebenarnya juga tidak ingin melakukan semua ini. Kalila juga ingin seperti orang lain yang bisa dengan mudah masuk ke dalam pertemanan seseorang. Kalila tidak seperti itu. Sejak kecil Kalila memang anak yang sangat pemalu dan pendiam. Ditambah dengan banyaknya kejadian yang tidak menyenangkan di dalam hidupnya, Kalila jadi semakin pendiam dan tertutup. Kalila sering merasa ketakutan ketika dia akan memulai pembicaraan dengan orang asing, Kalila takut jika mereka tidak menyukai Kalila. Ya, begitulah.. kadang pemikiran Kalila memang terlalu berlebihan, tapi tetap saja.. Kalila sama sekali tidak bisa mengubah pemikirannya sendiri, bukan? “Revan ternyata anak yang sangat baik. Kakak merasa tenang karena dia pasti akan menjaga kamu jika kalian di kampus. Kalila, Kakak sangat sering mengkhawatirkan kamu karena Kakak tahu, semuanya tidak sebaik yang kamu tunjukkan pada dunia..” Kata Ilora dengan pelan. Iya, benar. Semuanya memang tidak sebaik yang Kalila tunjukkan. Tapi mau bagaimana lagi? Kalila memang harus terlihat baik-baik saja karena tidak akan ada yang peduli jika Kalila terlihat murung dan sedih. Di dunia ini hanya akan ada Ilora dan Kenzo yang selalu peduli padanya. Kalila tidak ingin membuat kedua kakaknya itu khawatir akan apa yang terjadi, oleh sebab itu akan lebih baik jika Kalila terlihat bahagia. “Kak, aku akan menjaga diriku sendiri. Apakah Kakak tidak percaya dengan kekuatanku?” Tanya Kalila sambil tertawa dengan pelan. “Tentu saja Kakak percaya, Kalila. Kamu anak yang sangat kuat. Kakak bahkan tidak akan sanggup jika Kakak harus menjadi dirimu. Kakak bangga padamu, Kalila” Kata Ilora. Kalila tersenyum ketika dia mendengar apa yang dikatakan oleh Ilora. Kakaknya itu memang sering kali berlebihan ketika memberikan pujian kepada Kalila. Selama bertahun-tahun Kalila memang harus hidup di dalam sebuah kekacauan. Kalila sama sekali tidak memiliki harapan karena keadaannya sangat tidak terkendali, tapi kemudian Kenzo dan Ilora datang. Mereka mengulurkan tangan kepada Kalila dan memberikan kehidupan yang jauh lebih baik dari yang pernah Kalila impikan. Benar, Kalila memang sangat senang karena dia bisa tinggal di sini. Kalila selalu bersyukur karena dia masih memiliki dua orang kakak yang sangat peduli padanya. Secara perlahan kehidupan Kalila memang semakin membaik, tapi KaLila juga tidak akan bisa lupa jika masih ada beberapa kepingan di masa lalunya yang siap untuk menghancurkan dirinya. “Aku senang karena memiliki Kakak” Kata Kalila. “Tentu saja. Tentu saja kamu harus senang. Jangan khawatir, dalam hidup kita memang harus melewati beberapa masalah. Sekalipun kadang kita tidak benar-benar mengerti akan apa yang terjadi, percaya saja jika semua itu akan segera berlalu. Semua ini akan membaik, Kalila..” Kata Ilora. Kalila mengagukkan kepalanya dengan pelan. Iya, Kalila juga mengharapkan hal yang sama. Kalila tidak akan menyerah, ini adalah hidupnya, ini adalah peperangannya. Jika memang dibutuhkan, Kalila akan melakukan apa saja untuk mendapatkan ketenangan dalam hidupnya. Sekarang Kalila sudah mulai menyusun kehidupannya yang normal. Kalila kuliah, memiliki teman, dan menjalani kehidupan yang menyenangkan. Semua ini terasa seperti mimpi. “Kakakmu akan segera pulang, kamu harus menceritakan semuanya kepadanya, Kalila. Kenzo sering mengeluh pada Kakak karena katanya kamu lebih dekat dengan kakak dibandingkan dengannya. Dia memang sangat menggemaskan” Kata Ilora sambil tertawa pelan. Kalila tidak pernah menyangka jika Kakaknya berpikir demikian. Ya, Kalila memang sangat menyayangi Kakaknya tapi setelah sekian lama terpisah dan tidak pernah bertemu satu sama lain, Kalila jadi merasa canggung dengan Kakaknya. Kalila lebih dekat dengan Ilora karena mereka memang selalu menghabiskan waktu bersama selama beberapa bulan belakangan ini. Kenzo sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga Kalila jarang bertemu kakak kandungnya itu. “Aku akan meminta maaf kepadanya jika dia memang berpikir demikian, Kak” Kata Kalila sambil menundukkan kepalanya. “Hei, tidak perlu! Kakakmu itu memang sedikit berbeda. Dia hanya ingin dekat denganmu, Kalila. Nanti kalau dia pulang, langsung berbicaralah dengannya.. dia sudah lama mencari kamu, dia sangat menyayangi kamu” Kata Ilora. Kalila tahu jika Kakaknya sangat menyayangi dirinya. Iya, Kenzo memang sudah lama mencari Kalila, tapi sayangnya setelah sekian tahun berlalu, Kenzo baru bisa menemukan Kalila yang keadaannya sudah sangat hancur dan mengenaskan. Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan. Kehidupannya memang tidak mudah, tapi Kalila juga tidak akan pernah menyerah. “Aku tahu jika Kak Kenzo sangat menyayangi aku. Tapi kadang aku merasa sedikit canggung dengannya, Kak. Kami tidak terlalu dekat..” Kata Kalila dengan pelan. “Kalila, kakakmu itu sangat sibuk, dia tidak bisa menghabiskan waktunya bersama denganmu seperti yang biasa aku lakukan. Jangan seperti itu, Kenzo sangat menyayangi kamu. Kamu tidak tahu betapa bahagianya dia ketika akhirnya menemukan kamu. Kenzo berusaha dengan sanat keras selama beberapa tahun ini, Kalila” Kata Ilora. Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan. Dia seharusnya tahu jika Kenzo memang tidak memiliki banyak waktu, Kalila harusnya lebih dekat dengan Kakaknya sendiri. Ah, Kalila jadi merasa semakin bersalah karena selama ini dia selalu bersikap canggung ketika ada Kakaknya. Kalila sudah tinggal di rumah ini selama beberapa bulan, tapi Kalila tetap saja tidak bisa berhubungan dekat dengan Kakaknya. Setiap kali Kalila menatap Kakaknya, selalu saja ada kenangan lama yang terputar di kepalanya. Kalila seperti kembali ke keadaan di masa lalu dimana semuanya sangat baik-baik saja. Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan. Sampai kapan dia akan terus seperti ini? Oh Tuhan, Kalila juga ingin menjadi manusia normal yang tidak memili trauma sama sekali. “Maafkan aku. Rasanya sangat sulit ketika aku harus berbicara dengan Kak Kenzo, aku selalu mengingat beberapa kejadian di masa lalu.. ya, saat aku masih kecil tentunya..” Kata Kalila. “Kalila, jangan khawatir, tidak ada hal yang perlu kamu takutkan. Kamu akan selalu aman jika kamu bersama dengan kami..” Kata Ilora sambil tersenyum. Kalila menganggukkan kepalanya. Sebenarnya Kalila sudah berulang kali memperingatkan dirinya sendiri jika dia tidak perlu lagi merasa takut. Semuanya akan baik-baik saja, tidak akan ada yang menyakiti dirinya seperti dulu. Sekarang Kalila tinggal dengan orang-orang yang sangat baik, Kalila sama sekali tidak perlu merasa khawatir. Ya, tapi Kalila akan tetap menjadi Kalila, dia tidak punya kuasa atas tubuhnya sendiri. Benar, semua ini memang sangat menyedihkan. “Baiklah, Kalila.. bukankah seharusnya kamu segera bersiap untuk berangkat ke kampus? Jangan sampai kamu datang terlambat!” Kata Ilora. Kalila tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Iya, Kalila sebaiknya memang segera bersiap agar dia bisa berangkat ke kampus. Kalila sangat suka dengan suasana kampus yang menyenangkan. Kalila merasa jika dia hidup seperti manusia normal. Iya, Kalila sangat senang dengan kehidupannya sekarang. “Baiklah, aku akan ke kamarku kalau begitu” Kata Kalila sambil berjalan ke arah kamarnya.      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD