Bab 49

1803 Words
Revan kembali kehilangan jejak Kalila. Perempuan itu sama sekali tidak bisa dihubungi sejak malam, bahkan hari ini Kalila juga tidak datang ke kampus. Revan sempat berpikir jika Kalila memang sedang menghindari dirinya, tapi pemikiran itu dengan cepat kembali terbantahkan karena sekarang Revan melihat dengan jelas jika di depan mobilnya ada Kyra yang tampak duduk dengan santai. Astaga, jadi Kyra kembali datang dan membuat Kalila memutuskan untuk tidak pergi ke kampus? Revan menghembuskan napasnya dengan pelan. “Kyra lagi di sini, lo mau ngapain sekarang?” Tanya Dipta yang berjalan di samping Revan. Revan menggelengkan kepalanya dengan pelan. Jujur saja Revan tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Kyra tidak bisa terus dihindari seperti ini. Kyra akan selalu datang kembali jika Revan tidak menyelesaikan urusan mereka. Ah, sebenarnya Revan sama sekali tidak memiliki urusan apapun dengan Kyra. Kenapa Kyra selalu datang ke sini? Jujur saja Revan sering memikirkan beberapa kemungkinan tentang Kyra. Apakah mungkin Kyra datang untuk mengganggu Revan karena dia tahu Revan dekat dengan Kalila? Ya, Revan mengerti jika Kyra sangat suka mengganggu kehidupan Kalila, Kyra bahkan bisa melukai Kalila dengan mudah tanpa rasa kasihan. Mereka itu saudara kembar, tapi kenapa terlihat seperti musuh bebuyutan? Jika Kyra mengira dia bisa mengganggu Revan, maka sebaiknya sekarang Revan membuktikan jika Kyra sama sekali tidak bisa mempengaruhi Revan. Ya, begitulah.. “Itu cewek gila banget, sumpah! Kayaknya dia nggak tahu kalo gue lebih gila dari dia” Kata Revan sambil mendengus kesal. “Mau lo samperin?” Tana Dipta. Revan tidak punya pilihan lain. Sampai kapan Revan terus menghindar ketika bertemu dengan Kyra? “Lo ngapain di sini?” Tanya Revan ketika dia sampai di depan Kyra. “Oh, jadi lo udah tahu kalo gue nunggu lo. Oke, ayo kita pergi kalo gitu. Temen lo juga boleh ikut!” Kata Kyra sambil menunjuk ke arah Dipta yang tampak terkejut. Revan menghembuskan napasnya dengan pelan. Revan memang senang ketika bertemu dengan Kalila, tapi kenapa Kalila harus punya kembaran seperti Kyra? Kyra itu sangat menyebalkan. Bayangkan saja, bagaimana mungkin dia bisa mengajak Revan dan Dipta begitu saja padahal mereka tidak akrab satu sama lain? “Eh, nama lo siapa?” Tanya Kyra dengan suara yang sedikit galak. Perempuan itu ingin berkenalan dengan Dipta tadi dia tampak seperti orang yang sedang marah. Astaga, yang benar saja! “Dipta” Jawab Dipta. “Oke, lo pasti udah dengar cerita kalo gue itu—” “Kembarannya Kalila?” Tanya Dipta. Kyra tampak mengernyitkan dahinya ketika dia mendengar pertanyaan Dipta. “Kalila.. dia bilang gue kembaran dia?” Tanya Kyra sambil tertawa. Revan menatap Kyra dengan kebingungan. Bukankah mereka memang kembar? “Ya udah deh, terserah dia mau bilang apa. Gue nggak peduli juga..” Kata Kyra sambil mengendikkan bahunya. Revan menatap Dipta sejenak. Sepertinya Kyra memang sedikit aneh. Dia dan Kalila adalah saudara kembar, apakah Kyra memang tidak mau mengakui hal itu? Revan kembali mengusap wajahnya dengan pelan. Apa yang ingin Kyra lakukan sekarang? Memangnya dia pikir dia itu siapa? Kenapa terus datang ke kampus dan membuat keributan seperti ini? Ya, jujur saja, tanpa melakukan apapun, setiap kali ada yang melihat Kyra di kawasan kampus, semua mahasiswa pasti akan merasa penasaran. Nama baik Kalila akan kembali tercemar jika melihat bagaimana kelakuan Kyra saat ini. Kemana Kalila? Kenapa dia sama sekali tidak mencoba menghubungi Revan dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi? Revan ingin diandalkan oleh Kalila setiap kali dia mendapatkan kesulitan. Iya, tentu saja Revan akan selalu datang jika Kalila menghubungi Revan. “Lo ngapain di sini?” Tanya Revan sambil menatap Kyra. “Gue? Gue mau ketemu lo.. sama temen lo juga..” Kata Kyra dengan santai. Astaga, apa-apaan perempuan ini? “Jangan dateng ke kampus gue. Jangan ganggu hidupnya Kalila. Di sini tempatnya Kalila, bukan lo” Kata Revan dengan kesal. Untuk sesaat Revan bisa melihat air muka Kyra yang berubah suram. Ya ampun, sepertinya Revan memang sudah keterlaluan. Sebagai seorang pria, tidak seharusnya Revan berkata kasar, bukan? “Ayo ikut sama gue sekarang!” Kata Kyra. Ah, sepertinya Revan tidak jadi menyesal. Kyra memang pantas mendapatkan kalimat yang sedikit kasar. “Mau apa lagi sih. Lo? Jangan ganggu hidup gue.” Kata Revan dengan tenang. “Lo nggak mau ikut sama gue?” Tanya Kyra sambil menggenggam tangan Revan lalu memelintirnya dengan keras. “Anjing! Lo gila ya?” Tanya Revan sambil berusaha untuk melepaskan tangan Kyra yang menyiksa dirinya. Perempuan ini memang sangat gila! Revan tidak mungkin berteriak kesakitan di tempat ini. Revan bisa jadi tontonan anak kampus. Kyra menghempaskan tangan Revan dengan santai. Bagaimana bisa Kyra melakukan semua itu? Dia seorang perempuan, kenapa kekuatannya melebihi Revan? Revan jadi semakin memikirkan keadaan Kalila. Ya Tuhan, hal buruk apa saja yang selama ini dihadapi oleh Kalila? Memiliki saudara kembar seperti Kyra pasti membuat Kalila mendapatkan banyak sekali kesulitan. Kyra terlalu kasar, sementara Kalila adalah orang yang sangat pendiam. Apa yang bisa Kalila lakukan jika Kyra melakukan hal kasar kepadanya? “Ikut gue..” Kata Kyra dengan santai. Revan sudah tidak bisa menahan dirinya lagi. Tidak perlu banyak bicara dengan perempuan kasar seperti Kyra. “Minggir lo! Gue mau pulang!” Kata Revan sambil berusaha untuk menyingkirkan Kyra. Sebenarnya Revan tidak ingin bersikap kasar, apalagi pada saudara kembar Kalila, tapi mau bagaimana lagi? Kyra tidak bisa diajak bicara baik-baik. “Lo ikut gue, atau gue bikin lo nyesel?” Tanya Kyra sambil tetap berusaha untuk menghalangi langkah Revan. Revan mengusap wajahnya dengan kasar. Semua ini pasti tentang Kalila.. Kyra akan mengatakan banyak ancaman tentang Kalila dan Revan tidak akan bisa menolak perempuan itu. Revan menatap Kyra dengan pandangan kesal. Kenapa Kyra tiba-tiba datang dan membuat semuanya jadi kacau? Selama ini Revan sangat tidak menyukai keributan, tapi Kyra membuat Revan harus menjalani hari yang penuh dengan keributan. Apa-apaan perempuan itu? “Kalila? Lo mau ngancem tentang Kalila? Asal lo tahu, gue bakal jaga dia dari monster kayak lo!” Kata Revan dengan tenang. “Mending lo ikut dia, Van. Anak-anak kampus pada lihatin kalian” Kata Dipta dengan pelan. Revan menghembuskan napasnya dengan kesal. Iya, Revan tahu jika sejak tadi ada banyak sekali orang yang sedang menatap ke arahnya. Revan sendiri juga tidak menginginkan hal ini terjadi, tapi mau bagaimana lagi? Berhadapan dengan Kyra benar-benar membuat Revan merasa kesal. Revan sampai tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri. “Kalila yang monster, bukan gue..” Kata Kyra sambil tersenyum tipis. Apa yang sebenarnya diinginkan oleh Kyra? Kenapa dia mengganggu Revan? “Kyra, mending lo jangan buat masalah di kampus—” “Lo siapa? Gue nggak ngomong sama lo!” Kata Kyra sambil menatap Dipta dengan sinis. Revan sempat mendengar jika Dipta mengomel dengan pelan. Ya, begitulah Kyra, dia sangat kasar dan tidak sopan. Benar-benar berbeda dengan Kalila. Astaga, membandingkan dua orang yang berbeda adalah hal yang salah. Revan sendiri juga akan marah jika ada yang membandingkan dirinya dengan orang lain. Sekarang kenapa Revan melakukan itu? “Mau lo apa sih? Kenapa dateng ke sini? Ini bukan tempat umum. Lo nggak boleh sembarangan dateng ke sini!” Kata Revan dengan tegas. Revan memang harus menghadapi Kyra kali ini, bukan mengikuti perintah Kyra seperti yang pernah Revan lakukan sebelumnya. Jika Revan terus mengikuti kemauan Kyra, maka Kyra akan selalu melakukan hal yang sama. Revan sejak awal memang kurang suka dengan sifat Kyra yang kasar, lalu hari ini Revan merasakan sendiri kekerasan fisik yang Kyra lakukan. Revan masih tidak menyangka jika Kyra baru saja memelintir tangannya dengan sangat mudah seakan perempuan itu sudah sering melakukan hal yang sama. “Gue nggak peduli. Sekarang mending kalian berdua ikut sama gue!” Kata Kyra. Revan menatap Dipta yang sekarang tampak sangat kesal dengan Kyra. “Gue ambil mobil dulu” Kata Dipta. Revan menganggukkan kepalanya. Sepertinya Dipta tahu apa yang ingin Revan katakan kepadanya. “Lo mau kemana?” Tanya Kyra ketika melihat Dipta pergi begitu saja. Jika sedang kesal, Dipta tidak pernah main-main. Mendengar Kyra memotong kalimatnya, Dipta pasti kesal setengah mati. Dipta bahkan tidak menolehkan kepalanya ketika dia mendengar pertanyaan Kyra. Seperti biasanya, Kyra tersenyum sinis dan memilih untuk mengabaikan Dipta yang pergi dari hadapan mereka. “Oke, dia nggak mau ikut. Sekarang lo masuk ke mobil gue, gue mau ajak lo pergi!” Kata Kyra sambil menatap Revan. Revan mendengus dengan pelan. Memangnya Kyra pikir Revan akan mengikuti kemauannya? “Lo mau ajak gue kemana? Pantai? Gue nggak kenal sama lo Kyra, kita juga bukan temen. Tolong, jangan ganggu gue!” Kata Revan dengan tenang. Kyra menatap Revan dengan pandangan kesal. Kyra itu sepertinya adalah tipe perempuan yang tidak bisa mendapatkan penolakan. Dia sangat suka mengganggu orang lain dan dia selalu ingin mendapatkan semua hal yang dia mau. Sayangnya, Revan tidak akan membiarkan hal itu. Kyra ingin mengganggu hidup Kalila, oleh sebab itu dia juga mengganggu orang-orang yang ada di sekitar Kalila. Apa yang membuat hubungan Kyra dan Kalila sangat buruk? Bukankah mereka adalah saudara? Seburuk apapun keadaan di masa lalu, kenapa Kyra selalu menganggap Kalila sebagai musuhnya? Kyra sering menyerang Kalila, Kyra juga mengganggu kehidupan Kalila. Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka berdua? Bukankah tidak mungkin jika semua ini terjadi tanpa sebab? “Gue nggak peduli, Revan. Gue mau lo sekarang ikut gue, jangan bikin gue kesel!” Kata Kyra. Revan tertawa pelan. “Kenapa kalo lo kesel? Lo mau pelintir tangan gue lagi? Nih, lakuin aja” Kata Revan sambil memberikan tangannya yang lain. “Gue nggak sengaja tadi” Kata Kyra sambil menatap ke arah lain. Revan menghembuskan napasnya. Tidak ada orang yang memelintir tangan orang lain secara tidak sengaja. Astaga! “Gue nggak mau ada masalah sama lo, Kyra. Semuanya cukup sampai di sini aja. Jangan nambah masalah hidup gue. Gue nggak kenal sama lo, kita cuma nggak sengaja saling berhubungan karena gue pernah selametin lo waktu mau bunuh diri, lagian lo saudara kembarnya Kalila. Jujur aja gue nggak mau ada masalah sama lo. Hubungan gue sama Kalila baik, jadi gue nggak mau bikin masalah apapun. Tolong, kembali ke hidup lo, jangan ikut campur sama hidup gue. Gue sama sekali nggak suka sama semua ini” Kata Revan dengan tenang. Revan melihat jika sekarang Kyra tampak kehilangan kata-kata. Seharusnya sejak awal Revan mengajak Kyra berbicara serius seperti ini. “Van!” Panggil Dipta yang saat ini ada di dalam mobil miliknya. Sekali lagi Revan menatap Kyra yang masih tampak diam saja. “Gue nggak akan ganggu lo asal lo nggak ganggu hidup Kalila. Tolong, gue nggak tahu masalah kalian apa, tapi jangan ganggu Kalila lagi..” Kata Revan sebelum dia membalikkan tubuhnya dan berjalan untuk masuk ke dalam mobil dipta. Kyra tampak masih mematung di tempatnya. Dia hanya diam saja ketika melihat Revan pergi menggunakan mobil milik Dipta. Revan menarik napasnya dengan pelan. Benar-benar drama yang sangat menyebalkan. Untuk apa Kyra terus datang ke kampus dan menemui Revan? Apakah dia tidak punya kegiatan lain? Revan harus menemui Kalila sekarang karena Revan tahu Kalila pasti sedang ada di rumahnya.      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD