Bab 19

1400 Words
“Kyra.. Kyra adalah saudara kembarku. Aku sudah tidak bertemu dengannya sejak beberapa bulan yang lalu” Revan masih sibuk mencerna penjelasan yang diberikan oleh Kalila. Sungguh, ini adalah hal yang tidak pernah Revan pikirkan sebelumnya. Revan memejamkan matanya lalu mengulurkan tangannya untuk meminum jus jeruk yang dia pesan. Iya, Revan memang akhirnya mengajak Kalila untuk pergi dari kawasan kampus dan duduk di sebuah Cafe untuk membicarakan hal yang terjadi di antara mereka. Astaga, Revan telah salah paham dan ini adalah hal yang sangat fatal. “Aku tidak mengira jika kamu memiliki saudara kembar, Kalila” Kata Revan dengan pelan. Dia masih tidak percaya akan kenyataan yang menamparnya dengan telak. Revan sudah memperlakukan Kalila dengan sangat buruk tapi lihatlah apa yang sebenarnya terjadi. Seharusnya Revan langsung menjelaskan semuanya kepada Kalila di awal pertama mereka bertemu agar salah paham seperti ini bisa mereka hindari. Sekarang Revan jadi merasa sangat bersalah. “Begitulah.. jadi, apakah kamu memang benar-benar bertemu dengan Kyra?” Tanya Kalila dengan pelan. Revan menganggukkan kepalanya. Revan sangat yakin jika orang yang dia temui di malam Raka melakukan percobaan bunuh diri adalah Kyra. Lalu dua hari lalu saat sedang berada di pesta, Revan juga pasti bertemu dengan Kyra. Benar, sekalipun Revan merasa jika dia sama sekali tidak melihat perbedaan di antara wajah Kalila dan Kyra, tetap saja Revan bisa membedakan mereka dengan mudah. Dari cara berbicara dan berpakaian saja sudah terlihat dengan jelas jika Kalila dan Kyra adalah dua orang yang berbeda. Revan benar-benar melakukan kesalahan. “Dia hampir bunuh diri di dekat rumah sakit tempat Raka dirawat. Lalu dua hari lalu aku bertemu dengannya di sebuah Club malam ketika aku sedang menemani Dipta. Aku sama sekali tidak mabuk Kalila, aku tentu tidak salah mengenalinya. Apakah kamu bisa menunjukkan foto Kyra agar aku bisa memastikan penglihatanku?” Tanya Revan. Kalila menggelengkan kepalanya dengan lemah. “Aku sama sekali tidak tidak memiliki foto Kyra” Kata Kalila dengan pelan. Revan mengernyitkan dahinya. Ini adalah hal yang tidak biasa. Setahu Revan saudara kembali adalah dua orang yang sangat dekat karena mereka memiliki ikatan batin yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan saudara biasa. Tapi tentu saja tidak semua orang memiliki hubungan baik dengan saudara mereka. Revan akhirnya menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Kalila, aku benar-benar meminta maaf karena telah salah paham kepadamu. Aku pikir kamu adalah perempuan yang akan mengakhir hidupmu sendiri..” Kata Revan. Kalila menatap Revan lalu tersenyum tipis. “Tidak masalah, aku memang tidak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, wajar jika kamu salah paham seperti itu. Lagipula aku tidak pernah mengira jika kamu akan bertemu dengan Kyra..” Kata Kalila. Revan tertawa pelan. Iya, sebenarnya Revan juga sama sekali tidak mengira jika dia akan bertemu dengan Kyra. Bagi Revan, Kyra dan Kalila sangat berbeda. Sekalipun Revan memang belum mengenal Kyra seperti dia mengenal Kalila, dari penampilannya saja Revan bisa menebak jika Kalila dan Kyra memiliki sifat yang sangat berbeda. Sebenarnya manusia memang tidak bisa dinilai berdasarkan penampilan mereka, tapi setelah melihat beberapa hal yang Kyra lakukan, tentu saja Revan bisa langsung menentukan bagaimana perbedaan sifat Kyra dan Kalila. “Dimana Kyra, Kalila? Kenapa ketika aku datang ke rumahmu dia tidak ada di sana?” Tanya Revan dengan pelan. Revan tahu jika dia saa sekali tidak memiliki hak untuk bertanya macam-macam kepada Kalila, tapi tidak bisa menahan rasa penasaran di dalam hatinya. Kalila ternyata seorang perempuan pendiam yang menyimpan banyak rahasia. Siapa yang menyangka jika Kalila memiliki kembaran yang sifatnya sangat berbeda dengan dirinya? “Aku tidak tahu. Aku tidak bertemu dengannya sejak beberapa bulan ini. Hubungan kami sangat buruk, Revan..” Jawab Kalila. Revan menganggukkan kepalanya. Sekalipun Revan masih ingin bertanya tentang banyak hal, Revan akhirnya mengurungkan niatnya itu. Tidak, jika Kalila tidak nyaman untuk menceritakan keadaan keluarganya kepada Revan, Revan tidak akan memaksanya. Setidaknya hubungan mereka sudah membaik saat ini. “Jika tidak sengaja berpapasan dengannya, tolong jangan menanggapi dirinya. Kalau bisa menghindarlah saja, Revan..” Kata Kalila dengan suara yang sedikit meragu. Revan kembali mengernyitkan dahinya. Apa yang sebenarnya terjadi di antara Kalila dan kembarannya? Kenapa mereka tampak sangat tidak akur? “Aku tidak ingin Kyra mengganggumu, Revan. Jadi kalau kamu tidak keberatan—” “Kalila, tenang saja. Aku akan mengikuti apa yang kamu katakan. Aku sebenarnya sangat tidak menyangka jika kamu memiliki saudara kembar, tapi sudahlah.. yang penting sekarang kamu sudah jujur padaku..” Kata Revan sambil tersenyum. Kalila tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Revan bisa melihat dengan jelas jika Kalila tampak sangat terbeban ketika dia menceritakan tentang Kyra.  Astaga, seburuk apa hubungan mereka? “Kalila, kalau boleh tahu, kenapa Kak Ilora juga tidak mengatakan apapun ketika aku berbicara tentang kembaranmu yang aku selamatkan ketika dia akan bunuh diri? Saat itu aku pikir aku menyelamatkan kamu jadi aku mengatakan semuanya kepada Kak Ilora..” Kata Revan. “Kak Ilora tidak pernah ingin mencampuri urusanku. Dia mungkin berpikir jika akan lebih baik bila aku yang menjelaskan semuanya kepadamu. Lagipula Kak Ilora juga tidak terlalu mengenal Kyra karena dia tidak tinggal bersama dengan kami” Kata Kalila dengan pelan. “Baiklah, aku rasa sudah cukup pembicaraan kita tentang Kyra. Kita bicarakan hal yang lain saja, Kalila” Kata Revan. Kalila terlihat tidak nyaman ketika dia membicarakan Kyra. Sudahlah, sebaiknya Revan menghentikan semua pembicaraan yang tidak menyenangkan ini. Jika Kalila memang masih ingin menceritakan tentang saudara kembarnya, Revan akan mendengarkannya, tapi jika tidak Revan juga tidak akan bertanya lebih lanjut. “Apakah benar jika Raka sudah sadar?” Tanya Kalila. Revan menganggukkan kepalanya dengan cepat. Ah, iya, Revan belum memberi tahu Kalila jika Raka sudah sadar. Saat Raka sadar, Revan memang sedang bersama dengan Kalila, tapi Revan sama sekali tidak mengatakan apapun. Revan hanya mengantarkan Kalila dan mengatakan jika dia ingin segera ke rumah sakit. Iya, hanya itu saja.. “Apakah kamu ingin bertemu dengannya? Raka sangat penasaran dengan dirimu, Kalila..” Kata Revan. “Bagaimana mungkin dia bisa tahu tentang aku?” Tanya Kalila. Revan tertawa pelan ketika mengingat jika teman-temannya tidak bisa berhenti berbicara tentang Kalila. Apalagi Dipta, tampaknya pemuda itu sangat memuja kecantikan Kalila. “Dipta yang menceritakan tentangmu kepada Raka. Kejadian saat Aira datang dan marah-marah saat itu membuat Raka jadi tertarik dan ingin bertemu denganmu” Kata Revan dengan santai. “Oh, begitu. Aku mungkin tidak akan bisa menemui Raka, aku takut Aira kembali marah-marah” Kata Kalila. Revan kembali tertawa ketika mendengar kalimat yang dikatakan oleh Kalila Ah iya, memang inilah Kalila yang dia kenal. Astaga, kenapa Revan bisa tidak tahu jika ada perbedaan yang sangat nyata di antara Kalila dan Kyra? Sekalipun saat itu Revan masih belum tahu jika Kalila memiliki saudara kembar, bukankah seharusnya Revan sudah curiga jika perempuan yang dia lihat saat itu sangat berbeda dengan Kalila? Revan jadi merasa sangat bodoh! “Aira memang selalu marah-marah, jangan khawatir. Kamu harus menemui Raka, Kalila. Dia sangat ingin bertemu denganmu..” Kata Revan. “Tentu, aku akan menemuinya., tapi tidak dalam waktu dekat” Kata Kalila sambil tersenyum. “Jangan khawatir, saat kamu menemui Raka, aku akan memastikan jika Aira tidak akan datang. Semua orang yang mengenal Aira juga tahu jika dia tidak pernah menyukai perempuan yang lebih cantik dari dirinya” Kata Revan sambil tertawa. “Tidak, dia itu sangat cantik, Revan” Kata Kalila sambil tersenyum. Revan menggelengkan kepalanya. Ketika banyak perempuan menyombongkan kecantikan mereka, Kalila malah merendahkan dirinya. Astaga, perempuan ini memang sangat menggemaskan. “Tapi aku dan Dipta merasa jika kamu lebih cantik dari Aira” Kata Revan. “Astaga, itu sama sekali tidak benar. Oh iya, katakan pada Raka, aku senang jika dia sudah sadar. Katakan padanya agar dia cepat sembuh..” Kata Kalila sambil tersenyum dengan sangat tulus. Baiklah, sekarang Revan memang harus mengakui jika dia memang mulai menyukai Kalila. Selain cantik, Kalila juga sangat baik. Revan mungkin masih harus menunggu hingga beberapa saat lagi untuk memastikan bagaimana perasaannya, tapi untuk sekarang Revan tahu jika dia mulai menyukai Kalila. Ah, Revan masih memiliki banyak waktu. Sepertinya Revan tidak boleh terburu-buru. Dia harus menikmati pertemanannya dengan Kalila yang baru terjalin selama tiga hari itu. Iya, ini memang terlalu cepat untuk dibisa disebut sebagai jatuh cinta. Mungkin tidak masalah jika mereka tetap berteman sampai beberapa waktu ke depan. Revan juga harus memastikan perasaannya karena dia tidak suka menjalin hubungan yang hanya main-main saja. “Dia akan segera sembuh, tapi dia masih harus menjalani beberapa perawatan penting lainnya. Doakan saja yang terbaik untuknya, Kalila..” Kata Revan sambil tersenyum. “Tentu saja” Jawab Kalila sambil mengagukkan kepalanya.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD