Bab 26

1900 Words
Kalila menatap pantulan dirinya di cermin kecil yang ada di tangannya. Baiklah, Kalila memang tidak perlu terlalu lama menatap cermin, Kalila tidak pernah menyukai hal itu. Kalila menghembuskan napasnya, beberapa menit yang lalu Ilora baru saja keluar dari kamarnya setelah kakaknya itu memberikan sedikit riasan pada wajah Kalila. Ya, Kalila memang tidak bisa menggunakan riasan karena dia tidak bisa menatap cermin terlalu lama. Untunglah Kalila memiliki Ilora, Kakaknya itu memang selalu bisa diandalkan dalam segala hal. Pesta ulang tahun dan pertunangan kakaknya Revan akan berlangsung satu jam lagi. Tadi kakaknya mengatakan jika sepuluh menit lagi mereka akan berangkat karena Ilora ingin berbincang dengan Nessa sebelum pesta itu dilakukan. Iya, Kalila tentu setuju dengan apa yang Ilora katakan. Akan lebih baik jike mereka datang lebih awal dibandingkan datang terlambat. Kalila menatap gaun indah yang masih tergantung di dalam lemarinya. Astaga, Kalila sangat gugup. Dia akan menggunakan gaun itu malam ini. Bagaimana jika Kalila tidak pantas? Kalila memang sangat sering memikirkan bagaimana pendapat orang tentang dirinya padahal itu adalah hal yang tidak baik. Kata Ilora, semua orang bisa memikirkan dan mengatakan apapun yang mereka mau. Kalila tidak boleh terpengaruh dengan mereka. Baiklah, apapun yang terjadi Kalila akan tetap menggunakan gaun ini karena Kalila sudah berjanji kepada Revan. Iya, Kalila tidak mungkin mengecewakan Revan, bukan? “Wow, Kalila.. itu adalah gaun yang sangat cantik. Bagaimana kamu bisa menemukan gaun itu? Oh Tuhan, Kalila.. kamu sangat cantik, sayang..” Kata Ilora setelah wanita itu melihat Kalila sedang berjalan menuruni tangga. Iya, Kalila memang tidak membutuhkan waktu lama untuk menggunakan gaun ini. Setelah selesai menggunakan gaun, Kalila langsung turun ke bawah untuk menemui Kakaknya. Tentu saja Kalila harus menanyakan pendapat Kakaknya tentang penampilannya malam ini. Kalila tidak suka terlalu lama menatap cermin, jadi Kalila membutuhkan bantuan Ilora untuk menilai bagaimana penampilannya saat ini. “Apakah gaun ini cocok untukku, Kak?” Tanya Kalila sambil tersenyum dengan gugup. Ini pertama kalinya Kalila benar-benar menggunakan gaun dan akan menghadiri sebuah pesta yang sangat penting. Kalila merasa takut, dia sangat gugup. Kalila tidak ingin membuat kesalahan apapun di pesta pertamanya ini. Lagipula malam ini juga sangat spesial karena Kalila menggunakan gaun yang diberikan oleh Revan. “Kamu sangat cantik, Kalila” Kata Kenzo. Kalila tersenyum dan mengucapkan terima kasih ketika dia mendapatkan pujikan dari kakaknya. “Apakah ini gaun yang diberikan oleh Revan? Gaun ini sangat cocok di tubuhmu. Bagaimana dia bisa tahu ukuranmu, Kalila?” Tanya Ilora. Kalila tersenyum tipis. “Sebenarnya kemarin aku sudah mencoba gaun ini. Revan menipuku, dia mengatakan jika dia akan membeli dua gaun untuk kakaknya, tapi ternyata salah satu gaunnya diberikan kepadaku” Kata Kalila. “Ah, dia sangat manis. Dia pasti terkejut ketika melihat betapa cantiknya dirimu. Atau mungkin dia sudah tahu jika kamu memang sangat cantik” Kata Ilora sambil tertawa. Kalila kembali menundukkan kepalanya. Iya, mungkin apa yang dikatakan oleh Ilora benar, Kalila terlihat cantik saat ini. Tapi Kalila memiliki masalah yang cukup serius. “Kak, tapi aku tidak punya sepatu. Aku pula jika aku tidak punya sepatu yang bisa aku gunakan pergi ke pesta..” Kata Kalila dengan pelan. Iya, Kalila memang lupa jika dia sama sekali tidak memiliki sepatu yang cocok untuk digunakan pergi ke pesta. Kalila selama ini tidak pernah membeli barang-barang yang tidak perlu sekalipun setiap kali pergi belanja Ilora sering memaksa Kalila untuk membeli beberapa sepatu hak tinggi. Kalila tidak pernah mengira jika dia akan datang ke sebuah pesta semacam ini. “Ah, begitu? Kenapa kamu tidak mengatakannya sejak tadi, Kalila? Baiklah, ayo ikut aku. Kita lihat apakah aku memiliki sepatu yang cocok untukmu” Kata Ilora sambil tertawa pelan. “Mana yang kamu suka, Kalila? Kamu bisa mengambil sepatu yang kamu suka” Kata Ilora setelah mereka sampai ke lemari penyimpanan sepatu milik Ilora. Sebenarnya Kalila sudah lama tahu jika Ilora memiliki obsesi terhadap fashion, tapi Kalila sama sekali tidak pernah menyangka jik kakaknya itu memiliki banyak sekali sepatu hak tinggi maupun sepatu flat dengan jumlah yang sangat banyak. Astaga, lemari besar ini sampai penuh dengan koleksi sepatu kakaknya yang ada dalam segala bentuk dan segala warna. Benar-benar menakjubkan. “Pilih saja yang kamu mau dan kamu bisa memilikinya. Jangan khawatir, kalau kamu mau lebih dari satu, kamu juga bisa mengambilnya kapanpun kamu mau, Kalila” Kata Ilora dengan sangat santai. Kalila tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Kalila memang sudah berbulan-bulan tinggal di rumah ini, tapi dia tidak pernah melihat dengan jelas ke dalam lemari sepatu Ilora. Kalila tidak tahu jika koleksi sepatu kakaknya itu angat banyak. “Aku membeli semua ini sebelum aku menikah dengan Kenzo. Iya, aku memang sangat suka mengoleksi sepatu. Sudah, ayo pilih. Kita harus segera berangkat. Kamu bisa datang ke sini lagi kapanpun kamu mau, Kalila” Kata Ilora. Kalila menjatuhkan pilihannya pada sepatu yang memiliki hak tidak terlalu tinggi. Sepatu itu tampak sangat cantik, berwarna putih bersih dan terlihat sangat berkilau. Kalila sekarang sedang menggunakan tas dengan warna putih, jadi akan terlihat cantik jika dia juga menggunakan sepatu warna putih. “Bagaimana dengan yang ini?” Tanya Kalila sambil mencoba sepatu itu. “Iya, itu terlihat sangat cantik. Kamu memilih sepatu yang tepat!” Kata Ilora sambil tersenyum. “Baiklah, ayo kita berangat, Kak. Aku tidak ingin kita datang terlambat..” Kata Kalila. *** “Apakah tidak ada yang tertinggal?” Tanya Kenzo ketika mereka sudah ada di dalam mobil. Kalila memeriksa barang bawaannya sekali lagi. Sepertinya tidak ada satupun barang Kalila yang tertinggal. Kalila juga sudah membawa kotak hadiah miliknya yang akan dia berikan kepada Nessa. Ya, Kalila harap Nessa akan menyukai hadiah yang Kalila berikan. “Tidak, bagaimana denganmu Kalila? Semuanya sudah kamu bawa?” Tanya Ilora sambil menolehkan kepalanya ke arah Kalila. Kalila menganggukkan kepalanya. Malam ini akan menjadi malam yang menyenangkan. Kalila akan datang ke sebuah pesta untuk yang pertama kalinya, jadi sejak tadi siang Kalila sudah mempersiapkan segalanya. Kalila bahkan pulang dengan terburu-buru dari kampus agar dia bisa cepat membungkus hadiah yang akan dia berikan pada Nessa. Kalila memang baru sekali bertemu dengan Nessa, tapi Kalila tahu jika Nessa adalah wanita yang baik. Dari Revan, Kalila juga tahu jika Nessa adalah seorang perancang pakaian yang cukup terkenal. Iya, itulah sebanya Nessa menyukai Fashion. “Apa hadiah yang kamu siapkan untuknya, Kalila? Sejak tadi pagi Kakak terus bertanya tapi kamu tidak menjawab sama sekali” Kata Ilora. Kalila tertawa pelan. Iya, Kalila memang merahasiakan hadiah yang akan dia berikan kepada Nessa. Sejauh ini hanya Revan saja yang sudah tahu. Ya, mau bagaimana lagi? Tentu saja Revan tahu karena Kalila mencari hadiah itu bersama dengan Revan. Kalila sama sekali tidak tahu daerah di sini, Kalila bisa saja tersesat jika dia nekat mencari hadiahnya sendiri. Kalila tidak memiliki pilihan lain selain mengajak Revan. “Aku akan tetap merahasiakannya, Kak Ilora” Kata Kalila. “Astaga, lihatlah Kalila, Kenzo. Dia sangat menyebalkan seperti dirimu” Kata Ilora dengan kesal. Kalila tertawa pelan ketika dia mendengarkan kalimat Ilora. Selama ini Kalila sama sekali tidak pernah bisa tertawa karena dia selalu hidup di keadaan yang sangat tidak menyenangkan, tapi sekarang semuanya berubah. Kalila kembali mendapatkan kehidupan yang layak ketika dia bertemu dengan Kenzo. Kakaknya itu memang berusaha keras untuk menebus tahun-tahun buruk yang harus Kalila lalui sendiri tanpa satupun orang yang peduli. Kalila memang baru tinggal bersama dengan Ilora dan Kenzo selama beberapa bulan ini, tapi Kalila sudah bisa merasakan dengan jelas bagaimana kebahagiaan yang seharusnya dimiliki oleh setiap keluarga. Kalila tidak akan menuntut apapun dari keadaan di masa lalunya. Kalila sudah melewati semua itu sekalipun hingga saat ini masih ada dampak buruk yang selalu mengiringi langkahnya akibat trauma di masa lalu. Kalila sangat bahagia karena sekarang dia bisa hidup bersama dengan kedua kakaknya yang sangat baik. Kalila harus berjuang dengan keras agar semua masalahnya benar-benar selesai. Kalila tidak ingin kembali dibayang-bayangi oleh masa lalu yang mengerikan. “Ilora, dia bersamamu setiap hari. Dia menyebalkan karena dia meniru dirimu” Kata Kenzo sambil tertawa. Kalila tersenyum ketika kembali mendengarkan perdebatan yang terjadi di antara kedua kakaknya. Iya, mereka memang selalu berdebat sambil tertawa. Setiap kali melihat kedua kakaknya, Kalila akan selalu berdoa agar mereka selalu bahagia. Tidak ada yang boleh menghancurkan keluarga Kakaknya. Tidak, tidak ada yang boleh memisahkan mereka. Ilora dan Kenzo adalah pasangan yang sangat sempurna. Mereka saling melengkapi satu dengan yang lain. Kalau suatu saat nanti Kalila diizinkan untuk merasakan kebahagiaan seperti kedua kakaknya, Kalila hanya berharap jika dia akan mendapatkan pasangan yang baik seperti Ilora mendapatkan Kenzo dan begitu juga sebaliknya. “Tidak, Kalila sama sekali tidak menyebalkan. Dia adalah anak yang sangat manis. Dia anak yang sangat baik sehingga Tuhan pasti akan menyayangi dirinya” Kata Ilora. Kalila tersenyum ketika mendengar kalimat Ilora yang lebih mirip seperti sebuah doa dan harapan. Apakah Tuhan memang menyayangi dirinya? Selama ini Kalila menjalani kehidupan yang sangat sulit. Begitu mustahil untuk tetap berjalan hingga hari ini jika bukan karena kekuatan dari Tuhan. Kalila sudah berkali-kali sekarat, tapi dia tetap bisa bertahan hidup. Mungkin memang Tuhan sedang berusaha untuk memperbaiki kehidupan Kalila sehingga setiap kali Kalila akan menghadapi kematian, Tuhan selalu mencegah semua itu. Kalila tetap hidup sekalipun dia harus menjalani kehidupan yang begitu menyulitkan. Tidak masalah, semua itu sudah berlalu.. sekarang Kalila hanya perlu menikmati kehidupannya yang baru. Iya, Kalila juga harus berusaha untuk menyembuhkan dirinya sendiri, menyembuhkan semua bekas luka yang masih tersisa di hatinya. Menyatukan setiap kepingan dirinya yang terlepas dan kembali menyusun kehidupannya. Kalila masih harus melakukan banyak hal hingga akhirnya dia bisa mengatakan jika dirinya telah baik-baik saja. Kalila sadar jika dia pernah membuat kesalahan yang begitu besar. Dalam waktu yang cukup lama, Kalila terus menyalahkan dirinya, Kalila menghukum dirinya seakan hukuman yang diberikan oleh dunia tidak cukup untuk menghancurkannya. Iya, Kalila dihancurkan oleh dunia tapi dia sendiri juga menghancurkan hidupnya, memberikan ribuan hukuman yang sangat menyakitkan. Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan. Oh Tuhan, Kalila akan menghadiri sebuah pesta yang cukup penting, Kalila harus bisa mengendalikan dirinya sendiri. Kalila tidak boleh memikirkan hal yang buruk saat ini karena hal buruk akan selalu mempengaruhi dirinya. “Tentu saja, Kalila memang anak yang sangat baik.” Kata Kenzo dengan pelan. Kalila kembali menarik napasnya ketika dia merasa jika dirinya tidak baik-baik saja. Tolong, jangan sekarang.. Kalila memiliki acara yang sangat penting. “Kalila, kita sudah sampai, ayo turun..” Kata Ilora sambil menolehkan kepalanya ke arah Kalila. Kalila menatap ke luar jendela mobil. Astaga, Kalila sampai tidak sadar jika sekarang mereka sudah sampai di rumah Revan. Baiklah Kalila, jangan membuat masalah apapun! Semuanya harus sempurna malam ini. Iya, malam ini saja.. “Apakah kamu baik-baik saja, Kalila?” Tampaknya Ilora tahu jika Kalila memang tidak baik-baik saja. Kalila menganggukkan kepalanya dan memaksakan senyuman di bibirnya. Iya, Kalila harus selaku baik-baik saja. Malam ini Kalila sama sekali tidak ingin mengacaukan apapun. Kalila sudah mempersiapkan segalanya sejak tadi siang, Kalila  tidak akan mengacaukan semua persiapan yang sudah dia buat. “Aku baik-baik saja, Kak. Aku hanya sedikit khawatir jika Kyra akan datang. Revan mengatakan jika Kyra pernah bertemu dengannya..” Kata Kalila dengan sangat pelan. “Apakah kamu ingin pulang, Kalila?” Tanya Kenzo. Kalila menarik napasnya dengan pelan lalu menggelengkan kepalanya. Tidak, Kalila tidak ingin pulang. “Tidak, Kak. Tapi tolong, tetaplah bersamaku..” Kata Kalila. “Tentu saja. Kalian turun saja dulu. Aku akan memarkirkan mobil ini di pinggir jalan saja agar nanti kita bisa cepat pulang jika memang dibutuhkan” Kata Kenzo. Kalila menganggukkan kepalanya. Iya, itu adalah ide yang sangat bagus. Mereka akan kesulitan keluar jika mobilnya diparkir di dalam halaman rumah. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD