Bab 27

2014 Words
Sejujurnya Revan sudah menebak jika Kalila akan tampak sangat cantik di dalam balutan gaun yang dia berikan, tapi ternyata saat pertama melihat Kalila masuk ke dalam rumahnya, Revan kembali terpesona dengan kecantikan Kalila. Malam ini Kalila terlihat sangat berbeda. Dengan gaun panjang yang tampak sangat cocok di tubuh dan kulit perempuan itu, Kalila benar-benar terlihat sempurna. Kalila menggunakan riasan tipis yang membuat wajahnya tampak lebih segar, Kalila juga menggerai rambut panjangnya sehingga tampak semakin mengesankan. Kalila menggunakan hiasan kecil di sisi kiri rambutnya. Revan berkali-kali menggelengkan kepalanya dengan tidak percaya. Iya, Revan tahu kalau Kalila sangat cantik, tapi malam ini Kalila bertambah cantik lagi. “Kalila, aku tidak percaya jika ini adalah kamu..” Kata Revan sambil tersenyum. Kalila menundukkan kepalanya seperti biasanya. Rumah ini memang masih belum dipenuhi oleh tamu karena pestanya baru akan dimulai setengah jam lagi, tapi saat ini Revan bisa merasakan jika beberapa orang yang sudah datang tidak bisa mengalihkan pandangan mereka dari Kalila. Kalila terlihat sangat anggun dan juga menawan. Kebanyakan orang yang ada di ruangan ini adalah kerabat dan sahabat dekat kakaknya, mereka pasti merasa asing dengan wajah Kalila karena ini memang pertama kalinya melihat Kalila. Iya, pertama kali melihat seorang wanita secantik Kalila sedang berdiri di samping Revan yang biasanya sibuk berbicara dengan teman laki-lakinya. Selama ini Revan memang sering dekat dengan beberapa perempuan, tapi tentu saja Revan tidak pernah mengajak mereka ke pesta keluarga seperti ini. Kalila memang datang bersama dengan kedua kakaknya, tapi sebenarnya Kalila adalah tamu Revan. Revan sendiri yang mengatakan kepada kakaknya jika Revan ingin mengundang Kalila. Iya, Kakaknya tentu saja langsung setuju dengan ide Revan. “Semua orang memperhatikan aku, apakah aku terlihat aneh, Revan” Tanya Kalila dengan pelan. “Kalila, mereka kagum dengan dirimu. Ayolah, jangan gugup seperti itu. Kamu itu sangat cantik, Kalila” Kata Revan sambil tertawa pelan. Sekalipun baru beberapa hari mengenal Kalila, Revan tahu dengan pasti jika Kalila adalah anak yang pemalu. Kalila sering kali merasa tidak percaya diri karena dia takut orang-orang tidak akan menyukai dirinya, padahal tidak demikian. Demi Tuhan, semua orang di ruangan ini memberikan tatapan penuh kekaguman kepada Kalila. Bagaimana mungkin Kalila berpikir jika dia terlihat aneh? “Aku tidak pernah datang ke pesta, Revan. Aku takut jika aku melakukan kesalahan” Kata Kalila lagi. Revan menghembuskan napasnya dengan pelan. Kalila ini suka sekali memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dia pikirkan. Iya, Revan tahu jika mungkin Kalila takut melakukan kesalahan yang akhirnya berakibat fatal, tapi sebenarnya siapa yang peduli? Semua orang bisa membuat kesalahan bukan? “Tidak masalah. Oh iya, coba lihat diriku. Aku sengaja menggunakan dasi berwarna maroon agar terlihat cocok dengan gaunmu” Kata Revan. Revan memang berusaha mengalihkan pikiran Kalila dari perhatian orang-orang yang secara terang-terangan menatap Kalila sejak perempuan itu melangkahkan kakinya masuk ke rumah ini. Ah, kerabatnya memang jarang melihat perempuan cantik, apalagi perempuan secantik Kalila. “Itu terlihat sangat lucu, Revan..” Kata Kalila sambil tertawa pelan. “Lucu? Kalila, aku menggunakan ini agar nanti kita terlihat serasi ketika berdansa. Akan ada acara menari di akhir nanti, jadi kamu harus menjadi pasanganku” Kata Revan dengan tegas. “Apa? Tidak, aku tidak bia berdansa. Aku sama sekali tidak bisa berndasa, Revan. Maafkan aku..” Kata Kalila sambil menatap Revan dengan tatapan menyesal. Astaga, Revan lupa jika ini adalah pesta pertama Kalila. Seharusnya Revan tidak mengajak Kalila berdansa. “Ah, tidak masalah, Kalila. Tidak masalah jika kita tidak berdansa, asalkan kita terlihat cocok. Baiklah, bagaimana jika sekarang kita menemui kakakku dulu. Kamu ingin memberikan hadiahmu padanya, bukan?” Tanya Revan. Kalila menganggukkan kepalanya dengan antusias. Kemarin malam, selain menemani Revan untuk membelikan hadiah bagi kakaknya, Kalila juga memutuskan untuk membeli hadiahnya sendiri. Iya, Revan akui jika Kalila adalah perempuan yang cerdas. Hadiah yang di berikan oleh Kalila sangat sederhana tapi Revan yakin jika hadiah itu akan sangat disukai oleh kakaknya. “Dimana kakakmu?” Tanya Kalila. “Dia sedang menemui keluargaku yang datang malam ini. Ada banyak sekali keluarga yang datang, jadi kita tunggu saja di sini. Dia pasti akan kembali sebentar lagi” Kata Revan dengan tenang. Kalila menganggukkan kepalanya dan mulai menunggu Nessa hingga datang. Tidak lama kemudian Nessa memang benar-benar datang. Wanita itu langsung mendekati Kalila dan memberikan pelukan kepada Kalila. “Selamat ulang tahun, Kak. Selamat juga untuk pertunangan Kakak. Aku harap semuanya akan berjalan dengan lancar” Kata Kalila sambil menyerahkan hadiah yang ada di tangannya. “Astaga, Kalila.. kenapa kamu harus repot seperti ini? Kedatanganmu saja sudah membuat Kakak senang..” Kata Nessa. Wanita itu mengulurkan tangannya untuk menerima hadiah dari Kalila. “Buka saja hadiah itu, Kak. Kalila memiliki hal istimewa yang dia sembunyikan di dalam kotak itu” Kata Revan dengan antusias. Kalila menggelengkan kepalanya dengan cepat. Astaga, seharusnya hadiah itu tidak dibuka saat ini juga. Kalila hanya memberikan sebuah hadiah sederhana karena dia tahu, semua orang yang datang pada pesta ini pasti sudah membawa hadiah fantastis dan super mahal. Kalila ingin memberikan barang sederhana yang pastinya akan sangat bermakna untuk Nessa, tapi tentu saja Kalila tidak siap jika hadiah itu akan dibuka saat ini juga. “Baiklah, aku akan melihat apa yang diberikan oleh perempuan cantik ini” Kata Nessa sambil membuka kotak kecil yang ada di tangannya. Iya, Kalila memang tidak bisa melakukan apapun. Hadiah itu telah dia berikan kepada Nessa, terserah saja wanita itu akan melakukan apa. Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan, semoga saja Nessa menyukai hadiahnya. “Astaga, Kalila! Ini sangat indah sekali..” Kata Nessa begitu wanita itu menemukan hadiah yang Kalila berikan. “Sudah aku duga jika Kakakku akan berkata demikian” Kata Revan tepat di telinga Kalila. “Maafkan aku kak, aku tidak tahu harus memberikan hadiah apa kepada Kakak. Kakak akan membutuhkan barang itu karena kakak seorang perancang busana. Aku harap kakak akan menyukainya” Kata Kalila sambil tersenyum. Nessa mengeluarkan sebuah gunting yang memang sengaja Kalila berikan kepada wanita itu. sebuah gunting sederhana yang terlihat indah dengan beberapa aksen hiasan yang sengaja Kalila pilih untuk Nessa. Tentu saja itu bukan gunting yang mudah untuk ditemukan, Kalila memilih gunting yang terbaik agar tetap terlihat pantas untuk diberikan sebagai hadiah. Kalila juga meminta agar gunting itu diukir dengan nama Nessa agar terlihat semakin cantik. Ada beberapa aksen bunga dan hiasan berkilauan tapi semua itu sama sekali tidak mempengaruhi kualitas gunting tersebut. “Ini sangat indah. Ada namaku juga di sini. Kalila, Kakak sama sekali tidak menyangka jika akan ada orang yang memberikan barang seindah ini. Ini hadiah  terbaik yang aku dapatkan..” Kata Nessa sambil tersenyum. Kalila ikut senang karena hadiah yang dia berikan diterima dengan baik. Iya, Kalila memang tidak memberikan hadiah mahal seperti yang Revan berikan kepada Kakaknya, atau sebuah barang cantik seperti yang Ilora pilihkan, Kalila hanya memberi sebuah hadiah kecil yang mungkin akan bermanfaat untuk pekerjaan Nessa. “Aku senang jika kakak menyukainya..” Kata Kalila dengan pelan. “Tentu saja, Kalila. Ini hadiah yang indah..” Kata Nessa sambil memeluknya sekali lagi. “Ilora! Lihatlah apa yang diberikan oleh adikmu!” Kata Nessa dengan suara yang cukup keras ketika wanita itu melihat Ilora yang sedang berjalan mendekati mereka. Tadi, ketika masuk ke dalam rumah ini, Kalila dan Ilora memang berpisah. Kalila langsung berjalan bersama dengan Revan sementara Ilora sedang menyapa beberapa teman yang dia kenal. Ya, Ilora memang memiliki banyak teman di pesta ini. “Oh Tuhan, itu gunting yang sangat cantik” Kata Ilora sambil mendekati mereka. “Kalila memberikan ini kepadaku. Dia memang sangat kreatif. Bagaimana kamu tahu jika aku akan sangat membutuhkan gunting ini, Kalila?” Tanya Nessa. “Tentu saja aku yang memberi tahu kepada Kalila, Kak. Kami mencari hadiah bersama” Kata Revan dengan cepat. “Benar, mereka mencari hadiah itu hingga malam. Aku percaya dengan Revan, jadi aku membiarkan Kalila untuk ikut dengannya..” Kata Ilora. Kalila tersenyum ketika mendengar tanggapan positif dari kakaknya. Sebenarnya, ketika awal Ilora mengatakan jika dia ingin Kalila berkenalan dengan salah satu adik temannya, Kalila merasa pesimis. Tidak akan ada yang mau berteman dengan orang seperti dirinya. Kalila terlalu pendiam, semua orang pasti akan bosan jika ada di dekatnya. Tapi ternyata Revan adalah teman yang baik. Sekalipun Kalila sering kali selalu diam, Revan tetap berusaha untuk mencairkan suasana. Jujur saja Kalila sangat senang karena mendapatkan teman seperti Revan. Dia pemuda yang sangat baik. “Aku tidak menyangka jika mereka akan menjadi teman dekat. Revan biasanya suka bermain dengan teman laki-lakinya. Sangat jarang aku melihat Revan berteman dengan perempuan” Kata Nessa sambil tertawa pelan. Revan memiliki banyak sekali teman baik laki-laki maupun perempuan. Rasanya sangat aneh jika Nessa tidak tahu akan hal itu. “Baiklah, ini hadiah untukmu, Nessa. Aku ucapkan selamat padamu..” Kata Ilora sambil menyerahkan hadiah kepada Nessa. “Terima kasih banyak. Kalian membuat aku merasa terharu. Oh iya, aku harus menemui beberapa tamuku yang lain. Apakah tidak masalah jika aku meninggalkan kalian?” Tanya Nessa. “Sama sekali tidak, Nessa. Kami menikmati pesta ini” Kata Ilora sambil tertawa. “Baiklah, kalian bersenang-senang saja. Dan, ya! Kalila, kamu sangat cantik..” Kata Nessa sambil tersenyum. Kalila sama sekali tidak menyangka jika dia akan mendapatkan pujian semacam itu dari Nessa. “Terima kasih, Kak..” Kata Kalila dengan pelan. Setelah Nessa pergi, hanya tinggal mereka berempat saja sekarang yang tersisa. Kalila menatap ke sekeliling rumah Revan yang malam ini terlihat sangat indah dengan beberapa hiasan dan lampu tambahan khas pesta. Kalila memang tidak pernah datang ke sebuah pesta, tapi dari beberapa film yang dia lihat, hiasan seperti ini memang biasa ada di pesta resmi. Bahkan dari dalam rumah ini Kalila bisa melihat jika taman belakang rumah Revan yang terdapat kolam renang juga dihias dengan sangat cantik. “Kalila, kakak akan bertemu dengan beberapa teman kakak. Apakah tidak masalah jika kamu berkeliling dengan Revan?” Tanya Ilora. “Tentu, tentu saja tidak masalah” Kata Kalila dengan cepat. Kalila memang tidak ingin jauh dari kakaknya tadi, tapi keadaannya sekarang sudah membaik. Kalila bisa berjalan berkeliling bersama dengan Revan. Tentu saja Kalila tidak ingin mengganggu kakaknya yang akan bertemu dengan teman-temannya. “Jangan khawatir, Kak. Aku akan mengajak Kalila untuk melihat halaman belakang rumahku. Di sana ada banyak sekali saudaraku yang seumuran dengan Kalila. Ada beberapa teman kampus juga” Kata Revan sambil tersenyum. Dalam segala hal, Revan memang selalu berusaha untuk membuat Kalila bergaul dengan orang lain. Revan seakan tahu dengan benar jika Kalila tidak akan bisa berteman dengan orang lain jika tidak dengan bantuannya. Ya, Kalila memang sangat beruntung karena dia mengenal orang baik seperti Revan. Revan itu sangat ramah, dia memiliki banyak teman dari berbagai kalangan, Revan sangat pandai dalam bersosialisasi sehingga dia selalu membantu Kalila yang kesulitan bergaul ini. Mereka baru saling mengenal selama beberapa hari, tapi Kalila bisa melihat dengan jelas ketulusan di masa Revan. “Ah, terima kasih, Revan. Tolong bantu Kalila agar dia juga bia memiliki banyak teman seperti dirimu..” Kata Ilora sebelum kakaknya itu melangkah pergi bersama Kenzo yang sejak tadi setia menggenggam tangan Ilora. “Mereka pasangan yang sangat serasi, Kalila..” Kata Revan dengan pelan. Kalila menganggukkan kepalanya. Iya, Kalila sangat setuju dengan apa yang Revan katakan. Kedua kakaknya itu memang terlihat sangat serasi. Malam ini Ilora terlihat sangat cantik dengan gaun berwarna hitam yang sangat cocok di tubuhnya. Warna hitam membuat perut buncit Ilora jadi tidak terlalu terlihat. Lalu Kenzo juga terlihat sangat tampan karena dia menyesuaikan setelannya dengan warna pakaian istrinya. Iya, benar, mereka memang sangat serasi. “Baiklah, ayo kita menemui teman-temanku. Mereka akan sangat kagum dengan kecantikanmu, Kalila!” Kata Revan dengan antusias. Kalila menggelengkan kepalanya sambil tertawa dengan pelan. Revan terlalu banyak memberikan pujian kepada dirinya. “Jangan bergurau, Revan!” Kata Kalila sambil tetap tertawa. “Baiklah, apakah malam ini kamu mau menjadi pasanganku? Kita menggunakan baju yang serasi juga, jadi malam ini kamu harus selalu di sampingku” Kata Revan sambil mengulurkan tangannya. Kalila menatap tangan Revan dengan ragu. Jujur saja Revan membuat Kalila merasa gugup karena perlakuannya yang sangat manis. “Jangan ragu, Kalila. Ayo ambil tanganku dan kita akan menjelajahi rumah ini bersama-sama” Kata Revan sambil menatap Kalila. Kalila tersenyum dan menarik napasnya dengan pelan. “Baiklah..” Kata Kalila sambil mengulurkan tangannya.      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD