Bab 69

1357 Words
Revan ingin langsung melangkahkan kakinya ke arah yang berlawanan ketika dia menemukan Kyra yang sedang duduk menyandarkan punggungnya di mobil milik Revan yang terparkir di halaman rumah sakit. Bagaimana mungkin Kyra tahu jika Revan ada di sini? Benar-benar sebuah hal yang sangat mustahil. Kyra adalah perempuan yang mengejutkan. Revan menghembuskan napasnya dengan pelan. Revan tidak bisa menghindari Kyra, Revan harus menghadapi perempuan itu. cepat atau lambat Kyra akhirnya pasti akan bosan mengganggu Revan. Entah sampai kapan Revan harus merelakan waktunya terbuang sia-sia untuk menghadapi Kyra. “Lo kok bisa tahu gue di sini?” Tanya Revan dengan pelan. Kyra menolehkan kepalanya dan tampak sangat senang ketika menemukan Revan dengan berjalan ke arahnya. “Gue punya kejutan buat lo. Ayo ikut gue!” Kata Kyra dengan antusias. Ketika mereka bertemu, kenapa Kyra selalu mengajak Revan untuk pergi? Sebenarnya apa yang diinginkan oleh perempuan itu? Apakah sesekali Revan harus mengikuti apa yang Kyra inginkan? Bagaimana jika Revan kembali diajak ke dermaga seperti saat itu? “Gue mau dengerin lo bicara, tapi jangan ajak gue kemana-mana” Kata Revan dengan tenang. “Gue nggak akan terima penolakan apapun!” Kata Kyra. Revan memejamkan matanya. Ketika sudah berhadapan dengan Kyra maka Revan akan sering merasa menyesali keputusannya. Bukankah seharusnya Revan menghindar saja? “Ra, tolong.. gue capek banget hari ini. Gue nyari Kalila kemanapun dan gue nggak bisa nemuin dia. Tolong, hari ini aja jangan bikin gue kesel” Kata Revan dengan pelan. Sedetik kemudian Revan baru mengingat jika hari ini dia dipenuhi dengan rasa kesal karena semua perbuatan Kyra. Ah, sepertinya Revan memang harus mulai terbiasa dengan semua kekacauan yang dibuat oleh Kyra. “Kenapa lo cari Kalila?” Tanya Kyra. Kenapa? Tentu saja karena Revan merasa cemas dengan keadaan Kalila. Revan juga merindukan perempuan itu.. entahlah, Revan tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan sekarang. Kembali bertemu dengan Kyra membuat Revan merasa semakin merindukan Kalila. Wajah mereka sama.. “Lo tahu dia ada di mana?” Revan pasti sudah gila karena dia menanyakan keberadaan Kalila kepada Kyra. Jelas saja, mana mungkin Kyra tahu dimana Kalila berada saat ini. Kyra tidak pernah peduli pada Kalila. Kyra bahkan lebih sering memberikan Kalila masalah. “Lo pikir gue pernah peduli sama dia?” Tanya Kyra balik. Revan menghembuskan napasnya dengan pelan. Tidak ada gunanya jika dia terus berbicara dengan Kyra. Hari sudah malam, Revan juga merasa sangat lelah. Mungkin sebaiknya Revan segera pulang lalu tidur dengan pulas agar besok bisa bangun pagi. “Gue mau pulang sekarang. Lo juga harus pulang karena... gue nggak tahu apa kegiatan lo besok pagi, tapi lo tetep harus pulang supaya besok lo bisa bangun pagi” Kata Revan. Selama ini Revan sama sekali tidak tahu apa kegiatan Kyra. Entah dia kuliah, bekerja, atau pengangguran. Ya, Revan sama sekali tidak tahu. “Kemana?” Tanya Kyra. Revan mengernyitkan dahinya. Apa yang Kyra katakan? “Apanya?” Tanya Revan balik. Kyra tersenyum getir. Entah kenapa Revan bisa melihat jika Kyra mendadak bersedih. Kyra langsung mengubah ekspresinya dalam waktu yang singkat. Revan bahkan sampai mengerjapkan matanya berulang kali ketika dia melihat perubahan dalam raut wajah Kyra. Kyra menyembunyikan sebuah kesedihan. “Gue harus pulang ke mana?” Revan kembali mengernyitkan dahinya. Selama ini Kyra tinggal di mana? Kalila pernah mengatakan jika dia sudah lama tidak hidup bersama dengan Kyra karena Kyra sering menyakitinya. Tapi beberapa hari yang lalu Revan pernah menemukan mobil Kyra sedang terparkir di depan halaman rumah Kalila. Sebenarnya Kyra tinggal di mana? “Lo tinggal di mana? Lo mau gue anter pulang?” Tanya Revan dengan pelan. Hari sudah malam. Sepertinya Kyra tidak membawa kendaraan, jadi tidak ada salahnya jika Revan menawarkan tumpangan kepada Kyra. Sekalipun Revan sangat sering dibuat kesal oleh Kyra, Revan tetap merasa peduli pada perempuan itu. Setidaknya Kyra adalah saudara kembar Kalila. Revan tidak ingin Kyra berjalan sendirian di malam hari seperti ini. “Lo mau ikut gue?” Tanya Kyra. Revan kembali menghembuskan napasnya dengan pelan. Kenapa Kyra tidak mengerti jika Revan tidak ingin terlibat masalah apapun dengan dirinya? Kenapa Kyra selalu berusaha mengajak Revan untuk pergi bersamanya? “Gue udah bilang kalau gue capek. Gue mau pulang, jadi tolong minggir dari mobil gue. Gue mau anter lo pulang kalau memang lo butuh bantuan” Kata Revan dengan pelan. Kyra tersenyum samar lalu menggelengkan kepalanya. “Besok kita pergi ke pantai. Lo mau temenin gue?” Tanya Kyra. Ketika mendengar pertanyaan Kyra yang lebih mirip seperti sebuah permohonan, Revan rasanya kembali teringat dengan permintaan Kalila. Kalila mengatakan jika dia tidak pernah melihat danau ataupun pantai. Sebenarnya apa yang terjadi dengan perempuan itu sehingga dia sama sekali tidak pernah datang ke danau? Rasanya Revan jadi tidak tega melihat Kyra. Revan menghembuskan napasnya dengan pelan. “Gue bakal temenin lo kalau gue ada waktu. Gue nggak tahu kapan, gue lagi sibuk akhir-akhir ini” Kata Revan pada akhirnya. *** Revan menatap ke arah layar ponsel miliknya. Kalila masih tidak bisa dihubungi. Revan sudah mencoba untuk mengirimkan banyak pesan singkat tapi tidak ada satupun balasan dari Kalila. Entahlah, Revan tidak tahu harus melakukan apa. “Van? Apakah kamu sibuk?” Revan menolehkan kepalanya dan menemukan Nessa yang sedang berjalan masuk ke dalam kamarnya. “Ada apa, Kak?” Tanya Revan. Nessa memilih untuk duduk di depan Revan yang saat ini sedang berada di dekat jendela. Angin malam terasa sangat menyegarkan, Revan suka duduk di dekat jendela kamarnya. “Kakak hanya ingin menanyakan kabar Kalila saja. Tadi Ilora sempat menghubungi kakak, dia bertanya kenapa Kalila tidak bisa dihubungi seharian ini? Apakah kamu bertemu Kalila hari ini?” Tanya Nessa. Revan menghembuskan napasnya dengan pelan. Apa yang harus Revan katakan? Masalahnya Kalila sama sekali tidak bisa ditemui, Kalila juga tidak ada di rumahnya. Ya ampun, Revan harus bagaimana? “Aku juga mencoba menghubungi Kalila hari ini, Kak. Dia seperti menghilang begitu saja.. aku tidak tahu apa yang sedang terjadi padanya” Kata Revan dengan pelan. “Apa? Bagaimana bisa? Ilora bertanya tentang Kalila dan kamu juga tidak bisa menghubungi Kalila? Apakah kamu sudah mencoba datang ke rumahnya?” Tanya Nessa. Andai saja kakaknya tahu jika sekarang Revan sedang memikirkan tentang Kalila yang menghilang begitu saja. Ah, bagaimana ini? apakah Revan harus kembali datang ke rumah Kalila tengah malam seperti ini? “Aku mencoba mencari ke rumahnya, tapi dia tidak ada. Dia sempat menghilang seperti ini beberapa hari yang lalu, katanya dia sedang berada di rumah saudaranya. Mungkin sekarang dia juga sedang berada di rumah saudaranya. Ya, aku harap begitu” Kata Revan. “Saudara? Revan, setahu kakak, Ilora dan Kenzo sama sekali tidak punya saudara di kota ini” Kata Nessa. Revan mengernyitkan dahinya. Bagaimana bisa begitu? Kalila sendiri yang mengatakan jika dia sedang berada di rumah saudaranya. “Aku tidak mengerti.. Kalila sendiri yang mengatakan itu. aku pikir sekarang dia sedang berada di rumah saudaranya. Seharian ini aku bersama dengan saudara kembar Kalila..” Kata Revan. Nessa tampak mengernyitkan dahinya. “Kenapa kamu malah bersama dengan saudara kembarnya? Astaga, Kakak lupa mempertanyakan tentang kembaran Kalila kepada Ilora. Revan, apakah kamu tidak salah? Ilora sama sekali tidak pernah membicarakan tentang kembaran Kalila” Kata Nessa. Revan menatap Kakaknya dengan kebingungan. Bagaimana mungkin Revan salah? Revan sering bertemu dengan Kyra. Seharian ini Revan bahkan bersama dengan Kyra. Kalila dan keluarganya memang terlihat tertutup tentang keberadaan Kyra, tapi kenyataannya Kalila memang memiliki saudara kembar. Kalila sendiri yang mengatakan itu kepada Revan. “Dia memang ada, Kak. Aku sering bertemu dengannya. Ya, dia memang sedikit berbeda dengan Kalila, tapi dia memang ada” Kata Revan dengan santai. “Baiklah, mungkin kamu memang benar. Tapi sekarang sebaiknya kamu segera mencari tahu tentang keberadaan Kalila. Ilora adalah sahabat baik kakak, dia memberikan tanggung jawab untuk menjaga Kalila kepadamu. Jangan membuat kesalahan, Revan” Kata Nessa. Revan menghembuskan napasnya dengan pelan. Andai saja kakaknya tahu jika sejak tadi Revan sedang mencemaskan keadaan Kalila yang hilang kabar sejak tadi pagi. Revan juga merasa khawatir. Ah, apakah Revan harus menghubungi Kyra untuk menanyakan dimana keberadaan Kalila? Tidak, Kyra tidak akan tahu. Kyra tidak pernah peduli kepada Kalila. Percuma jika Revan menghubungi Kyra saat ini. “Aku akan datang ke rumah Kalila besok pagi. Aku harap semuanya baik-baik saja..” Kata Revan dengan pelan.   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD