Chapter... 5 : Memurnikan Tanaman Herbal

1020 Words
Dua petarung tingkat master tengah bertarung dan saling menikam. Entah apa yang mereka perebutkan sampai tak peduli lagi dengan nyawa sendiri. Chu Xiang mengintai dari kejauhan, dua orang yang beradu kekuatan itu nampak sangat total dalam menyerang. Kekuatan keduanya jelas tidak lemah, mungkin tubuhnya akan terlempar bila terkena serangan salah satu dari mereka. . Meski sama-sama merupakan petarung master, pria berpakaian hijau jelas memiliki kelebihan dibanding dengan pria berpakaian hitam. Namun, kemenangan tidak dapat dipastikan sebelum salah satu di antara mereka tumbang dan kehilangan nyawa. Arah mata Chu Xiang tanpa sengaja mengarah ke sebuah gundukan batu menonjol di antara permukaan tanah yang datar. Mata bersinar mendapati sebuah tanaman yang memancarkan aura dingin menyebar. Chu Xiang memajamkan mata untuk mencari tahu tentang tanaman di depan matanya dari pengetahuan roh pria tua. Entah mengapa ketika memandang tanaman seperti bunga anggrek itu, ia mendapat semacam ingatan samar yang membuatnya merasa tak asing. Beberapa saat Chu Xiang diam dan larut dalam kumpulan ingatan roh pria tua. Seketika ia mengetahui jenis tanaman yang ada di hadapannya. Itu adalah bunga oxalis es. Kelopak yang menyerupai dua bentangan sayap nampak sangat indah dengan warna putihnya yang suci. "Setelah dimurnikan bunga oxalis es dapat meningkatkan kultivasi, itu adalah sumber daya yang sangat berharga." Chu Xiang tak menyangkal jika dirinya tertarik dengan bunga oxalis es. Mungkin dengan bantuan tanaman itu ia dapat naik ke tingkat petarung elit dengan waktu singkat. Namun mengingat saingannya adalah petarung master, ia tak mau menyerahkan nyawa hanya untuk mengejar kekuatan. Kekuatan memang penting, tapi jika pada akhirnya harus kehilangan nyawa juga apa artinya. Chu Xiang baru saja berniat pergi, tapi dentuman dahsyat itu terdengar dari belakang. Tepatnya dari tempat pertarungan dua pria tingkat petarung master. Spontan hal ini membuat langkah kaki tertunda, rasa penasaran membuatnya mengalihkan pandangan. Begitu kembali memperhatikan ke tempat pertarungan, nampak dua pria itu tengah dalam keadaan lemah. Duduk bersimpuh dengan luka yang cukup parah di tubuh mereka. Nafas mulai tak dapat dikendalikan, aliran Qi sudah lemah karena terlalu memaksakan diri. Melihat keadaan mereka, Chu Xiang tersenyum lebar. Tak membuang banyak waktu langsung keluar dari persembunyian. Dua pria terkejut dengan kedatangan Chu Xiang, tak mengira akan ada orang lain selain mereka di kedalaman hutan mati. Pria berpakaian hijau langsung sadar dari keterkejutan, dengan cepat menggerakkan tangan. "Anak muda, bantu aku!" Ini bukan seperti meminta tolong, melainkan perintah yang tak ingin dibantah. Pria berpakaian hitam tak mau tinggal diam, "Anak muda, bantu aku. Aku akan menghadiahimu dengan cincin penyimpanan serta semua yang ada di dalamnya." Chu Xiang menebak jika kedua pria ini sudah dalam keadaan tak berdaya, luka yang parah memaksa mereka menjadi seperti orang biasa. Bukannya menolong mereka, Chu Xiang malah berjalan ke tempat bunga oxalis es berada. Dua pria melototkan mata dengan marah, memandang Chu Xiang sangat tajam. "Sebaiknya kau jangan mengambilnya, itu adalah milikku!" Pria berpakaian hijau mengklaim bunga oxalis sebagai miliknya. Pria berpakaian hitam tak terima, langsung membantahnya. "Itu adalah milikku! Kau jangan mengambilnya!" Chu Xiang melirik sekilas. Jika dua pria tingkat petarung master ini dalam keadaan normal mungkin ia tak seberani ini, tapi mereka dalam keadaan terluka dan tak berdaya. Apa yang mereka katakan, sama sekali tak ia dengarkan. Perlahan tangan menjulur, mengambil bunga oxalis es dan membalut dengan pakaiannya. "b*****t, aku akan membunuhmu!" Pria berpakaian hijau yang melihat Chu Xiang mengambil bunga oxalis es sangat marah sampai wajahnya memerah. Pria berpakaian hitam pun sama, sangat murka sampai darah menyembur keluar dari mulutnya. Namun Chu Xiang tetap tidak peduli, "Tak perlu berterima kasih, cincin kalian biar aku yang simpan." Kedua pria semakin marah, tapi mereka terlalu lemah untuk mengangkat tangan mengeluarkan serangan. "b******n! Suatu hari di mana aku bertemu dengan kau. Maka itu adalah hari kematianmu." Chu Xiang tersenyum sinis, "Itu jika kalian masih memiliki kesempatan untuk hidup." Roar!! Dari sisi lain hutan mati, terdengar auman yang sangat keras. Dapat dipastikan berasal dari beast tingkat tiga. Mereka pasti telah mencium aroma darah dari pertarungan, bergerak mencari mangsa. Wajah kedua pria tua berubah pucat, saling lirik kemudian menundukkan kepala sambil memohon. "Anak muda, bawa kami pergi dari sini. Kami akan melakukan apapun seperti yang kau mau." Mereka seperti bukan dua pria arogan sebelumnya, yang mampu membentak dengan tatapan mata tajam. Keduanya sangat ketakutan, tubuh pun sudah gemetar. Namun Chu Xiang tidak bodoh, dia sudah cukup percaya kepada orang lain. Kekecewaan setelah dikhianati benar-benar membuat hatinya enggan untuk percaya. "Jika nasib kalian baik, mungkin dapat selamat dan keluar dari sini hidup-hidup." Setelah berkata Chu Xiang pergi, ia tak mau mempertaruhkan nyawa untuk berhadapan dengan beast tingkat tiga. Selang beberapa lama, ketika ia telah pergi jauh dari tempat dua pria tua, terdengar teriakan yang menggema, raungan yang menggelegar. Chu Xiang tetap bergeming dan terus melanjutkan perjalanannya untuk kembali ke goa. Ia tahu bahwa tak ada kesempatan bagi dua pria tua untuk mempertahankan nyawa ketika berhadapan dengan beast tingkat ketiga. Dalam keadaan normal saja mereka mungkin akan kewalahan, bayangkan keduanya yang sudah terluka sangat parah. Beast tingkat tiga itu seolah mendapat jatah makanan yang turun dari langit. Chu Xiang mengeluarkan bunga oxalis es dari cincin penyimpanan, tak lupa dia memeriksa apa yang ada di dalam cincin penyimpanan itu. Cincin pertama--milik pria berpakaian hitam ada sekitar dua puluh ribu koin emas, itu jumlah yang sangat banyak mengingat harga makan untuk satu hari hanya lima koin perak. Perbandingan koin perak dengan koin emas sendiri sepuluh banding satu. Jika dihitung, dua puluh ribu koin emas sama dengan dua ratus ribu koin perak. Kemudian beralih ke cincin satunya, milik pria berpakaian hijau. Begitu melihat apa yang ada di dalamnya, mata Chu Xiang terbelalak. Bukan hanya puluhan ribu koin emas, tapi juga senjata dan beberapa sumber daya tanaman herbal. Ekspresi senang terungkap jelas dalam wajahnya, tak mau berlama-lama Chu Xiang langsung memurnikan tanaman herbal yang ia dapatkan termasuk bunga oxalis es. Meski tak memiliki pengalaman dalam hal memurnikan tanaman herbal, ia memiliki ingatan roh pria tua. Proses ini memang terbilang merepotkan, tapi mau tidak mau harus dilakukan. Jika tidak dimurnikan, sifat alami tanaman herbal akan merusak organ dalam manusia. Itu dapat mengakibatkan luka fatal dan juga kematian. Berbeda dengan beast yang memiliki ketahan terhadap tanaman herbal, mereka takkan merasakan dampak ketika memakan tanaman herbal secara langsung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD