Kutub Yang Mulai Mencair

1464 Words
"Apa sebaiknya aku kabur saja dari sini ya?" Inges mulai bermonolog sendiri setelah ia membersihkan diri dan mengganti bajunya dengan piyama berbahan satin yang ada di lemari itu. Syukurlah Raden tidak menyiapkan baju tidur yang aneh-aneh seperti kebanyakan yang ia baca di cerita-cerita n****+ itu. Tapi mustahil juga Raden akan menyiapkan baju-baju seperti itu mereka kan bukan pasangan suami istri. Ada-ada saja juga otaknya Inges berpikir sampai ke sana. "Aku kangen ibu juga para penghuni rutan itu." Lirihnya lagi dalam hati. Perlahan ia rebahkan tubuhnya di atas ranjang berukuran king size itu. Nyaman sekali berada di sana, Inges mulai menatap ke sekeliling ruangan itu. Besar juga ini kamar tapi kayaknya ada yang kurang deh. Ah ya kenapa foto keluarga berukuran besar itu tidak ada di sini seperti di kamarnya Malaika. Bahkan tidak ada satu pun foto di sini, benar-benar nuansa kamar yang mati sama seperti penghuninya batin Inges. Kamar besar bernuansa serba putih itu memang terlihat seperti ruang hampa, tidak ada warna sedikit pun. Semua serba putih membuat suasana di sana seperti berada pada alam setelah kematian seperti penampakan yang ada di anime itu lho. Cklek. Suara pintu terbuka dari arah ruang kerja tuannya membuat Inges terperanjat sampai tak sadar ia sudah duduk di tepi ranjang dari posisi yang sebelumnya berbaring dengan nyaman di kasur empuk itu. "Aku bukan hantu jadi kamu jangan berlebihan begitu!" ucap suara yang muncul dari balik pintu. Membuat Inges langsung menoleh ke arahnya. "Aish si lemari es ini mengagetkanku saja!" gerutu Inges dalam hati. Raden malah terkekeh melihat ekspresi gadis di depannya, ia berhasil menjaili Inges sekarang karena ulahnya. "Aku hampir lupa memberikan ini, kamu pasti rindu ibu dan teman-temanmu kan. Nah ambil ini dan hubungi mereka?" ucap Raden sambil menjulurkan tangannya yang kini memegang kotak kecil berwarna putih. Wajah Inges langsung berseri melihat kotak putih itu namun secepat kilat ia menautkan kedua alisnya. "Apa ini terhitung tambahan hutangku lagi pada anda tuan?" tanyanya polos. "Hahaha pernyataanmu bagus juga!" ucap Raden di selingi tawa dan dengan cepat Inges menyela tuannya sebelum ia melanjutkan ucapannya kembali. "Itu kalimat pertanyaan tuan bukan pernyataan! " tukas Inges dengan wajah kesalnya. "Namun bagiku sama saja!" Raden meletakkan kotak itu di atas nakas yang berada di sampingnya lalu meninggalkan Inges di kamar itu seperti sebelumnya ia kembali ke ruang kerjanya dan menghilang di balik pintu itu. "Ya ampun bener-bener dah si lemari es ini." Cibir Inges. Inges berjalan menuju nakas yang berada di seberangnya itu mengambil kotak putih yang tadi dibawakan tuannya. Benar tebakannya isi kotak itu adalah ponsel keluaran terbaru, betapa bahagianya dirinya sekarang. Dengan cepat ia membuka kotak tersebut dan mengeluarkan isinya. Ponsel elegan berwana silver itu kini berada di genggamannya. Meskipun ia mengumpulkan sisa gajinya bahkan untuk beberapa tahun pun, dia tidak akan bisa membeli ponsel tersebut. Tapi sekarang ponsel idaman para penghuni rutan itu kini ada di genggamannya betapa bahagia dirinya. Tak perlu menunggu lama dengan semangat 45 Inges membuka kunci layar ponsel itu. Betapa terkejutnya ia melihat tampilan layar ponsel itu sampai-sampai ponselnya terjun bebas dan sukses mendarat ke lantai. Tampak sosok foto lelaki dengan senyum lebarnya yang bergaya selfi dengan mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V, siapa lagi kalau bukan Raden. "Sepertinya es kutub utara ini sudah benar-benar mencair sekarang. Dia sudah benar-benar menjadi gila sekarang!" gerutu Inges sambil memunguti ponsel itu. Sementara di ruangan sana seseorang sedang tertawa bahagia membayangkan wajah terkejut wanita nya memandangi foto dirinya itu. Inges segera membuka akun media sosialnya untuk berinteraksi dengan sahabat-sahabatnya di kampus karena hanya itu jalan agar ia bisa mendapatkan kontak sahabatnya untuk saat ini. Di kontak ponsel itu hanya ada nomor tuannya di sana, setelah menghubungi Andre dan Bunga lewat pesan pribadi instagramnya Inges pun meletakkan ponsel tersebut kembali di atas nakas. Inges tetap membiarkan foto Raden pada tampilan layar ponselnya, karena dirinya sudah mendapatkan pesan di secarik kertas berwarna biru yang tertempel di belakang ponsel itu untuk tidak mengganti tampilan layar ponselnya. Sambil menunggu balasan dari kedua sahabatnya itu Inges pergi menyambangi kamar Malaika. Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam pasti malaikat kecil itu sedang tertidur sekarang. Dengan perlahan Inges membuka handel pintu kamar gadis kecil itu agar tidak mengganggu tidurnya, Inges menghampiri tubuh mungil yang sedang terlelap dengan nyaman di hadapannya. Ditariknya selimut yang tadinya hanya menutupi setengah badan Malaika sampai ke bahunya. Diciumnya pucuk kepala Malaika dan dengan perlahan Inges merebahkan badannya tepat disamping anak kecil yang tidur dengan posisi terlentang itu. Inges memposisikan tubuhnya ke samping agar menghadap ke Malaika. Takdir mempertemukannya dengan gadis kecil itu, tanpa perantara anak itu identitas Inges dari orang-orang yang ditemuinya pasti masih terjaga sampai saat ini. Namun tidak dengan takdirnya yang harus bertemu dengan sang Ayah, mungkin kalau dirinya tidak bertemu dengan Malaika pasti sudah akan jadi wanita penghibur di club malam itu. Begitulah rahasia takdir Tuhan yang tidak bisa kita tebak. Hanya dalam hitungan menit Inges kini sudah terlelap menyusul Malaika ke alam mimpi. Beberapa hari yang sangat berharga dalam hidup Inges, berharga karena memori buruk yang terukir didalamnya. Buat Inges sekalipun itu adalah hal buruk yang menimpa dirinya ia akan tetap menganggapnya berharga. Malam semakin larut, menyisakan kesunyian dan keheningan para penghuni rumah besar itu yang sudah terbuai ke alam mimpi mereka masing-masing. Namun ada beberapa penghuni yang masih terjaga dalam pekerjaannya. Raden kembali masuk ke kamar Malaika melalui pintu rahasia yang terhubung dari kamarnya. Dipandanginya dua sosok tubuh manusia yang kini tengah tidur di ranjang besar dengan dekor ala-ala princess disney tersebut. Raden mengulum senyuman bahagianya melihat pemandangan itu, ingin rasanya ia bergabung di sana. Penyesalannya yang selalu menghantui dirinya kini perlahan terasa menghilang, Penyesalan karena ia terlambat menemui sang istri pada detik-detik terakhir sisa hidupnya. Rasa bersalah terhadap sikap dingin dan cueknya dulu pada sang istri yang sudah memberikannya cinta yang tulus serta kehangatan dalam keceriaan di setiap pergantian waktunya. Bahkan sang istri telah menghadiahkannya gadis kecil yang menggemaskan dan juga ceria. Raden memang sedari dulu sudah wataknya seperti itu bahkan setelah istrinya meninggal pun sikapnya malah semakin dingin. Namun kali ini ia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama yang bisa saja berujung penyesalan yang lebih menyedihkan lagi. Ia akan menebus melalui Inges, saat ini Raden memang sedang menyelidiki kenapa Inges bisa begitu mirip dengan almarhum istrinya. Apakah mereka ada hubungan darah atau hanya kebetulan mirip saja. Setelah puas menatap dua gadis dengan usia berbeda itu dirinya kembali lagi ke ruangan kerjanya untuk beristirahat. Meninggalkan dua sosok yang menampakkan wajah tenang mereka. Badan Inges yang posisi tidurnya membelakangi cahaya membuat Raden tidak terlalu jelas melihat wajah cantik yang selama ini tersembunyi. ***** Sepenggal Kisah Raden. Percaya atau tidak seorang Raden Widjaya untuk pertama kalinya benar-benar tertarik pada seorang wanita. Bahkan almarhum istrinya pun sesungguhnya tidak bisa menarik hatinya. Pernikahan karena perjodohan itu hanya dianggap sebuah cerita di atas panggung oleh Raden yang menjadi pertunjukkan untuk semua orang. Pernikahan yang hanya berlandaskan karena orang tuanya yang tidak bisa menolak pinangan cucu perempuan dari sahabatnya itu dan disitulah pernikahan itu terjadi dibuat seolah-olah seperti sebuah perjodohan. Raden yang tak terbiasa dengan dunia malam kini menjadi bersenang-senang dengan kenikmatannya akibat dari sebuah ikatan pernikahan yang tidak pernah dirinya inginkan. Raden yang tidak bisa minum alkohol tiba-tiba menjadi pecandu berat namun sang istri dengan sabar melayani dan menemaninya. Dia sengaja melakukan itu agar istrinya meninggalkan dirinya tapi malah rencananya gagal karena dia salah besar dalam menilai sang istri. Raden adalah seorang pria yang sangat menghormati dan mengagumi perasaan yang selalu disebutkan dalam bahasa CINTA. Dia tidak pernah menyentuh wanita yang tidak diinginkannya dengan perasaan cinta. Wah sungguh lelaki langka bukan. Tapi malah cinta dari seorang wanita menghancurkan kehidupannya karena wanita itu dengan serakahnya ingin memaksakan Raden untuk mencintainya. Raden sudah pasti sangat menghormati dan mencintai sang mama maka dari itulah ia dengan terpaksa menerima pernikahan itu. Demi keinginan sang mama, wanita satu-satunya yang ia cintai dan sayangi dalam hidupnya. Namun sungguh Raden tidak pernah menaruh hati pada istrinya itu. Bahkan ia tidak pernah sama sekali menyentuh istrinya dengan sengaja, sampai suatu ketika dia pulang dalam keadaan mabuk berat dan alhasil Raden tidak bisa mengendalikan dirinya dan dengan kasar menjamah tubuh istrinya itu. Sampai akhirnya pergulatan panas itu terjadi, hal yang selama ini di tunggu-tunggu Rara di mana Raden mau menyentuhnya. Malam yang sangat membahagiakan untuk Rara setelah hari pernikahan mereka, namun malam itu hanya menyisakan malam kelam yang tak pernah diinginkan Raden. Tapi sifat dingin dan kasar Raden perlahan berkurang setelah mengetahui kalau sang istri tengah hamil buah hatinya hasil dari kejadian di luar kendalinya itu. Seorang bayi perempuan pun lahir yang diberi nama Malaika oleh Rara yang bermakna Malaikat. Kehadiran Malaika sedikit demi sedikit merubah sikap Raden tapi hanya berlaku untuk bayi itu, sikap hangat dan penyayang nya. Rara tetap bersyukur dan bahagia atas perubahan itu, meskipun Raden tetap dingin dan kasar terhadapnya. Yang terpenting sang suami mau menerima anak yang ia lahir kan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD