12 - Sedikit Brutal

1071 Words
"Groaaahhh….!!!" Suara teriakan liar segera bermunculan dari berbagai arah saat Arthur selesai memanggil seluruh pasukan tulang api nya. Teriakan-teriakan tersebut, membuat beberapa wakil pemimpin Bandit secara tak sadar mengambil satu langkah mundur kebelakang. "Iblis?" "Setan?" "Makhluk neraka?" Berbagai gumaman mulai terdengar diantara kelompok Bandit begitu melihat para pasukan Arthur. Ekspresi wajah setiap dari mereka berubah ngeri seketika. Hal ini di sebabkan tak lain karena selain wujud makhluk panggilan Arthur begitu menyeramkan, mereka juga mengeluarkan aura yang begitu buat, beberapa dari makhluk ini bahkan memiliki aura dari Demonic Beast kelas menengah tingkat rendah. Suatu eksistensi yang jarang di temui di wilayah pegunungan kabut hitam, dimana sebagian besar Demonic Beast yang hidup di wilayah ini hanya memiliki kekuatan pada kelas rendah tahap puncak paling tinggi. Disisi lain, selesai memanggil semua pasukannya, Arthur yang awalnya masih duduk diatas punggung Bangau api, kini melakukan satu lompatan, mendarat dengan mantap pada kursi kayu singgasana ketua Bandit. Duduk santai sambil memandang rendah kawanan Bandit. Ia melirik sebentar pada dua gadis malang yang ada kedua sisi singgasana, sebelum kembali melihat kearah kawanan Bandit. "Habisi mereka!" Gumam Arthur, seraya mulai memasang seringai lebar di wajahnya. "Groaaahhh…!" Bersamaan dengan intruksi Arthur, dipimpin oleh tiga pasukan tulang terkuat, yakni Wolfie, Bangau Api, dan Panda kegelapan. Seluruh pasukan tulang Arthur tanpa menunda segera menerjang kedepan. Sambil membenturkan tubuh masing-masing, mereka juga mulai menyemburkan api hitam kesegala arah. Membakar habis lawan-lawan terdekat yang berdiri tak jauh dari lokasi setiap dari mereka. Perbedaan jumlah dan kekuatan, membuat pertarungan antara kelompok Bandit dengan pasukan tulang milik Arthur tak berlangsung terlalu lama. Hampir semua kawanan Bandit dihabisi dalam waktu relatif cepat. Mati dengan tak menyisahkan bagian tubuh sama sekali, hangus terbakar dalam kobaran api hitam. Hanya tumpukan abu yang menjadi pertanda bahwa sebelumnnya di area itu pernah hidup beberapa manusia. Yang justru kini juga mulai hilang terkena tiupan angin. "Hehehhe… Bagaimana sekarang? Masih menganggapku sebagai bocah amatir yang baru membuka satu pintu dalam Gerbang putih?" Tanya Arthur, sambil menginjak kepala ketua Bandit yang saat ini sedang terkapar di tanah dengan tubuh penuh luka bakar serius. Sebelumnya, ketika pasukan tulangnya hampir menghabisi sang ketua Bandit, Arthur tiba-tiba memberi mereka intruksi untuk berhenti. Dengan sengaja membiarkan sang ketua Bandit hidup untuk sementara waktu dalam kondisi terluka parah. Selain itu, karena serangan kobaran api hitam ganas yang di keluarkan oleh para prajurit tulang Arthur, ruang aula utama tempat dimana sebelumnya menjadi lokasi pertempuran, kini telah hancur berantakan. Luluh lantak tak menyisahkan satu bagian pun. Bahkan lantai ruangan yang terbuat dari kayu, juga telah lenyap. Hal ini membuat pemandangan Arthur yang tengah menginjak kepala ketua Bandit, dapat dilihat oleh setiap orang anggota Bandit kelas rendah yang berada di markas. Setiap orang kini mulai menatap ngeri kearah Arthur yang masih memasang seringai lebar sambil menginjak kepala ketua Bandit, ditemani para pasukan tulang mengerikan yang berdiri di belakang. Bahkan dua gadis muda yang sebelumnya ia lindungi agar tak terkena kobaran api hitam, saat ini ikut menatap Arthur dengan tatapan ngeri. Keduanya mulai takut bahwa kedepan, mereka akan ganti menjadi b***k dari pemuda mengerikan di hadapannya saat ini. "Uhukkk….!!! Habisi aku!" Kata ketua Bandit, memasang wajah memelas. Sudah tak tahan merasakan rasa sakit teramat sangat dari luka bakar parah yang ada di sekujur tubuhnya. "Ohhh… Ingin mati? Tidak semudah itu! Asal kau tahu, aku paling benci mendengar ada orang yang menyebutku sebagai bocah!" Gumam Arthur, seringai di wajahnya semakin melebar setelah mengatakan itu. "Senior! Tolong kasihanilah aku! Segera selesaikan!" Kata ketua Bandit, sekarang memohon agar Arthur segera membunuhnya. Ia mulai menganggap Arthur adalah Senior Hunter kelas tinggi yang sedang menyamar dan menyembunyikan kekuatannya. Merasa sangat menyesal telah menyinggung orang di hadapannya ini. "Hehhehe… Begini saja, aku sebenarnya tadi hanya berniat memberi sedikit pelajaran dengan mencuri seluruh harta kalian kemudian melepaskan para b***k!" "Tapi karena ada suatu formasi pelindung di dalam gudang harta yang mana membuatku tak bisa memasukinya, aku menjadi kesal sehingga memutuskan bertindak sedikit brutal!" Kata Arthur. "Kesal? Sedikit brutal?" Mendengar kata-kata Arthur, ketua Bandit segera memasang ekspresi wajah tercengang, tercekat kata-katanya sendiri. Hanya karena tak mampu membuka gudang harta, senior di hadapannya ini menjadi kesal dan berakhir berbuat sesuatu yang dianggapnya sedikit brutal. 'Sedikit brutal kepalamu! Kau menghabisi semua anggota terkuatku dengan tanpa keraguan sama sekali! Bila kau ingin merampas gudang harta, kau hanya perlu sedikit mengancam dengan membocorkan aura kekuatanmu yang sebenarnya! Itu akan cukup membuat kami menyerah dan memberikan kunci segel formasi tanpa perlawanan!' Dengus ketua Bandit, memaki dalam hati sambil memandang Arthur dengan tatapan sedikit kesal. "Hmmm… Ada apa dengan tatapanmu itu?" Tanya Arthur. Menyadari ada yang berbeda dengan cara ketua Bandit menatapnya. "Ahhh… bukan apa-apa, maafkan saya senior! Jika kau menginginkan harta, seharusnya bilang dari awal!" Kata ketua Bandit, seraya dengan susah payah sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, memberikan segel kertas formasi yang merupakan kunci untuk membuka gudang harta. "Hehhee… cepat tanggap!" Kata Arthur, kemudian segera meraih kertas formasi dari tangan ketua Bandit yang bergetar. "Senior, sekarang…" Ketua Bandit hendak kembali akan memohon pada Arthur untuk segera mengakhiri penderitaannya. Namun, sebelum sang ketua Bandit menyelesaikan kata-katanya. Tanpa menoleh, Arthur yang masih mengamati kertas segel, mengulurkan jari telunjuk nya kearah kepala ketua Bandit. "Semut kegelapan!" Gumam Arthur. Bersamaan dengan gumaman Arthur tersebut, Chi kegelapan yang membentuk ratusan semut hitam, mulai keluar dari ujung jari telunjuknya. Dengan cepat merayap masuki kening sang ketua Bandit. Dan ketika ratusan semut kegelapan masuk kedalam kepalanya, tubuh sang ketua Bandit mengejang untuk beberapa saat, sebelum mulai menggeliat hebat. Berteriak kesakitan. Teknik semut Kegelapan yang baru saja di eksekusi Arthur tak lain adalah salah satu teknik mengerikan dari manual Kegelapan Menaklukan Surga. Semut-semut itu akan memasuki kepala targetnya, kemudian secara perlahan memakan otak target dalam jangka waktu tertentu. Dan dalam kasus sang ketua bandit, dengan seluruh luka parah pada tubuh nya. Semut-semut ini akan bertahan dalam waktu satu minggu. Waktu yang relatif singkat karena biasanya membutuhkan beberapa tahun bagi para semut selesai memakan otak targetnya. Memberi rasa sakit parah pada prosesnya. "Hehehehe…! Meskipun kau menyerahkan kertas jimat formasi ini, dari awal aku tak menjanjikan apapun padamu! Lagipula aku bisa saja mengambil kertas ini kapan saja dari tubuh lemahmu itu!" Kata Arthur. Seraya kemudian mengabaikan sang ketua Bandit yang masih berteriak keras kesakitan, ia mulai melihat sekeliling. Kearah anggota Bandit rendahan yang dari tadi mengamati dalam diam dengan tatapan ngeri. Menyadari pemuda mengerikan yang ada di hadapannya kini ganti menatap kearah mereka, masih dengan seringai lebarnya yang seperti iblis, para Bandit kelas rendah segera mundur satu langkah, berniat kabur dari tempat. Namun, sebelum orang-orang ini sempat mengambil langkah kedua, Arthur mengucapkan beberapa kata. "Siapapun yang mencoba pergi dari sini, akan mati tanpa tubuh tersisa!" Kata-kata terakhir Arthur tersebut, membuat setiap anggota Bandit yang hendak kabur, segera menghirup udara dingin, seketika menghentikan langkah kaki masing-masing.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD