Sejak Andra mengiyakan ajakan Diana untuk menikah, Andra tak pernah menganggap ikatan mereka adalah suatu kebetulan atau candaan belaka. Seperti doa yang dilafazkan sang penghulu setelah mereka sah menjadi suami istri, jika mereka dihimpun dalam kebaikan, seyakin itu pulalah Andra jika pernikahan mereka adalah rencana baik dari Tuhan. Andra sangat berusaha mencintai Diana, melakukan apapun agar sang istri nyaman bersamanya. Ia bahkan tak pernah sekalipun mencari tau keberadaan Clara yang telak membohongi dan meninggalkannya begitu saja. Bagi Andra, titipan Tuhan yang sedang ia rengkuh inilah prioritasnya kini. Diana menenggelamkan wajahnya kembali di batas leher dan bahu Andra, sementara kedua tangan Andra merengkuhnya lebih erat lagi. “Abang cinta sama Diana?” “Hmm.” “Beneran?”