bab 3

517 Words
" hai " kuberanikan diri menyapanya duluan. dan, sial. dia hanya melirik ku sekilas saja, sambil mengkode dengan tangannya agar aku segera duduk dikursi yang ada dihadapannya. kugeserkan kursi itu pelan. " maaf sudah membuatmu menunggu " kataku basa basi, jujur aku masih kikuk dan salting. dan kenapa ini laki jaim banget ya, heran. batinku menggerutu. hatiku dongkol setengah mati, ni orang bener bener stay cool. dia cuma menarik bibirnya keatas singkat, dan hanya membentuk lengkungan saja. itu bukankah tak bisa diartikan tersenyum bukan? karena ni lakik diem aja dari tadi, aku pun berinisiatif memanggil waiters, aku mau pesan minum biar kecanggungan ini sedikit mencair. " mbak." kulambaikan tangan ku pada mbak mbak waiters yang sedang melintas. setelah pelayan itu menghampiri ku, ku lirik lelaki yang kini ada dihadapan ku itu. lantaran sedari tadi dia masih fokus dengan handphone nya tanpa melirik ku sama sekali, ku perhatikan cowok ini. memang sih wajahnya lumayan juga. kelihatan bersih, rapi, gagah dan tinggi. aku rasa tingginya mungkin diatas seratus tujuh puluhan senti, entahlah. " maaf mas, apa kamu mau sekalian pesan " aku berbasa basi dong, tapi lagi lagi dia stay cool saja. " hemmm " ujar nya singkat. " aku pesan kopi hitam aja. jangan manis manis okey " kata nya. " udah itu aja " kata ku menegaskan. " ya " jawab nya singkat. aku lalu melanjutkan pesanan itu pada pelayan yang sudah stand by di dekat ku, yang sudah bersiap dengan catatan nya. aku memesan jus jeruk, walau masih pagi rasanya tenggorokan ku kering sekali, mungkin karena terburu buru saat berangkat tadi, atau juga karena aku gugup menghadapi sikap dingin orang yang ada dihadapanku ini, bisa jadi sih. " ehm ehm " aku berdehem. maksud ku, aku mencari perhatian pada lawan bicara ku agar dia tidak fokus terus ke layar hp nya. cowok di depan ku ini melirik sekilas, dan ohhh nooooo. kenapa pandangan matanya tajam banget, ihhhh ngeri sekali, aku bergidik, lirikan nya itu lo setajam silet. aku nggak mau memulai percakapan terlebih dulu, males lah. didehemin aja secuek itu tanggapan nya. biarin aja gue jabanin, gue diemin aja sekalian, sampe dia memulai perkataan nanti. tapi lama kelamaan hening. udah sepuluh menit berlalu masih saja hening. sampe minuman pesanan kami pun datang, belum sepatah kata pun keluar dari mulut lelaki dihadapan ku ini, entahlah sesibuk apa dia. aku perhatikan dia fokus sekali ke layar ponsel nya. tau gitu tadi, sekalian aku pesan saja makanan berat biar ada kegiatan. ngunyah kan lebih baik dari pada nyeruput minuman aja. hingga tiga puluh menit berlalu. kami habiskan dengan kami yang masih sama sama diam, tiba tiba lelaki didepan ku ini menatap ku tajam. " kamu " ucapnya tertahan. aku yang semula masih sibuk dengan mengaduk aduk jus yang hampir habis itu, dengan sigap langsung menatap sumber suara tadi. aku mengangkat kepalaku yang semula lunglai. yess akhirnya dia bicara juga, batinku. " apakah kamu setuju dengan perjodohan kita ini" ucapnya sambil menatap ku tajam. aku hanya melongo. ku tak tau harus menjawab apa. jujur aku belum menyiapkan Jawaban atas pertanyaan ini. " emm aa akuu " jawab ku tergagap ....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD