bab 4

513 Words
flashback aku sedikit kaget, ketika papa ku memanggil ku tumben papa panggil aku. mau ngomong apa ya sepertinya serius batin ku " alvin, maaf sebelumnya papa memberitahu mu mendadak begini, jadi gini vin, dulu papa punya janji dengan sahabat papa waktu kami masih sama sama duduk dibangku SMA, kami sangat dekat vin. sudah seperti selayaknya saudara. dulu, kami sepakat untuk menjodoh kan anak aank kami kelak, agar persahabatan kami tetap langgeng" papa ku menjeda kalimatnya, beliau menghela nafas sesaat sebelum kembali berucap " karna sahabat papa ini punya anak dua, satu perempuan dan satu laki laki, sedang papa cuma punya anak satu laki laki, yaitu kamu, maka mau tak mau kamu yang akan menjalankan janji papa ini" ucap papa. sesaat kemudian beliau berkata lagi. " papa lihat, anak perempuan sahabat papa ini cukup cantik. dia cakap, pintar dan baik. sebelum papa melanjutkan perjodohan kalian, papa sudah menyelidiki keseharian calon mantu papa ini vin" papa melihat pada ku yang sedang serius menyimak. memang kata orang pembawaan ku ini sangat tenang, aku jarang sekali bereaksi berlebihan. meski sedang terkejut. " giman vin, papa lihat kamu juga belum punya kekasih kan, gimana kalau kalian ketemuan. kalian harus saling mengenal dulu " ucap papa. aku masih sedikit shock mendengar penuturan papa, walau tak menampakkan rasa itu dihadapan papa. tak dapat dipungkiri aku cukup terkejut saat pertama mendengar nya. tapi aku ingin menjadi anak berbakti pada papaku, karena beliau tinggal satu satunya orang tuaku. karena mama ku sudah pergi meninggal kami. aku sangat menyayangi papaku, aku tidak ingin mengecewakan beliau, kalau boleh jujur aku sebenernya punya pacar namun LDR makanya papaku tak pernah tau itu, aku memang orang yang sangat tertutup. aku jarang sekali mengumbar urusan pribadi ku keluaran, bahkan ke orang tua pun tidak pernah. dan memang kami, aku dan pacarku sepakat berpacaran diam diam. pacarku ana, juga masih sibuk menempuh pendidikannya diluar kota, kami jarang bertemu. tapi selalu berkomunikasi. karena aku tidak mau mengecewakan papaku maka aku iyakan permintaan beliau. toh beliau juga tidak memaksa, beliau bilang kami, aku dan riana. perempuan yg dijodohkan denganku itu. boleh saling mengenal dulu sebelum menuju ke jenjang yang lebih serius . sebulan belakang ini aku memang menyelidiki riana secara diam diam. aku gak mau salah dalam memilih calon istri, kalau memang jodoh dan kami harus menikah maka aku akan pastikan pernikahan ku nanti bukan pernikahan main main. dari penyelidikan ku memang riana ini atau yang biasa dipanggil riri kelihatannya anak rumahan. cukup menarik gak berlebihan dan cukup cerdas di segi akademik nya. sekarang masalahnya adalah bagaimana aku memutuskan hubunganku dengan ana, pacarku. sedang kami tidak pernah ada masalah sebelumnya. bagaimana aku bilang ke dia bahwa aku sudahdijodohkan. aku akan menentukan pilihanku setelah kami melakukan penjajakan terlebih dulu tentunya. aku akan mengenal riri lebih dekat. apa dia sebaik yang aku kira atau tidak. hingga suatu sore ada telpon dari nomer tak dikenal, ternyata ayah riri yang menghubungiku beliau meminta kami lebih kenal dekat, dan beliau memberi nomer ponsel putrinya. aku memberanikan diri membuat janji bertemu denga riri disebuah cafe. ting layar hapeku menyala. ya, riri mengiyakan ajakan ku untuk bertemu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD