Keesokan paginya. Dengan pengalaman pahit yang dialaminya kemarin Sherly tidak akan mengulang lagi kesalahan yang sama dengan berangkat setengah tujuh dan sampai lebih awal di rumah sakit. Sherly yakin dengan begitu Seto tidak akan bisa menghukumnya membersihkan toilet dengan alasan terlambat. Namun, pada saat itu Sherly tiba-tiba mengingat tentang kejadian kemarin malam di tempat parkir. Seketika senyum di wajah Sherly langsung menghilang. "Pria itu tidak mungkin membalas dendam padaku, kan?" batinnya, cemas. Sherly menjadi gelisah saat memikirkan hal itu. Khawatir Seto akan mencarinya untuk yang terjadi kemarin malam. "Tidak tidak!" Sherly menggelengkan kepala. "Bahkan jika dia ingin balas dendam, apa yang harus aku takutkan? Dia tidak akan bisa melakukan apapun." Sherly cukup