Jam lima sore, Sherly kembali ke loker mengambil tasnya dan bersiap pulang. Wajahnya yang lelah tampak seakan tidak percaya jika dia berhasil melalui hari kedua.
"Ini akan berjalan lancar," gumam Sherly memandang kartu tanda pengenal sebelum menyimpannya ke dalam tas.
Satu-satunya masalah yang mungkin menjadi kekhawatiran Sherly adalah berurusan dengan Seto. Selebihnya Sherly yakin dapat mengatasinya selama berada di rumah sakit ini.
Paling lama Sherly akan bertahan dua tahun. Tetapi tentu saja, jika bisa Sherly akan menyelesaikan pendidikan klinisnya lebih cepat agar bisa mendapatkan gelar dokter secara resmi di depan namanya.
"Sherly!" Raisa dan Mauli datang mengejutkan Sherly yang sedang membayangkan masa depannya. Bayangan itu pun seketika buyar dan Sherly menatap dua teman bar
