Bab 31

1759 Words

Jodoh memang unik. Nabila kabur menggantikan Sabila hingga takdir mengatakan Sabila itu jodohku dan sekarang, aku dan Sabila menyaksikan Nabila duduk bersanding dengan laki-laki pilihannya, Bara. Rona bahagia yang dipancarkan, ditambah dengan seutas senyum bahagia setiap lirikan mata menatap satu sama lain maupun menyapa para tamu undangan, jelas tergambar mereka saling mencintai. Siapa yang tak ingin menikah dengan pasangan pilihan sendiri dan yang pasti saling mencintai? Aku menoleh ke sisi kiriku, terlihat Sabila sedang tersenyum menyeka wajahnya. Kedua manik mata yang tak pernah kulihat berembun, hari ini malah dipenuhi dengan cairan bening. “Kamu menangis?” Sabila menggeleng. “Itu matanya basah.” “Mata gue bocor.” Aku menyerahkan sapu tangan padanya. Dia mengambil mengelap waja

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD