Bab 27

2395 Words

“Zayyan,” panggil Bunda Nurma. Aku mendekat lalu duduk di sampingnya. “Ada apa, Bun?” Wajah Bunda Nurma terlihat sangat serius, sepertinya ada masalah penting yang ingin dibicarakan. Apa itu masalah Nabila atau Sabila yang selalu rusuh sehingga rumah yang sepi selalu ramai hanya dengan kehadirannya seorang. Berbagai teriakan bahkan kehebohan terjadi. Kalau kataku sih, dia badannya saja besar sama usianya saja yang sudah menuju dewasa, tapi pikirannya masih kekanak-kanakan. Apa jangan-jangan karena usia dia 19 tahun jadi bawaannya seperti anak remaja? “Bunda tau pernikahan ini berat bagimu. Sabila yang masih labil sangat mudah mengucapkan kata cerai, seperti tadi. Hanya karena kamu tak sengaja menyembur teh ke wajahnya langsung minta cerai. Jujur saja, Bunda merasa bersalah sudah memaksa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD